Langsung ke konten utama

Harga Huawei Nova 2 Lite Panaskan Persaingan Mainstream

Hadirnya Redmi Note 5 dari Xiaomi dan dilanjutkan oleh ZenFone Max Pro M1 dari Asus membuat peta persaingan pasar smartphone mainstream menjadi sangat panas. Perseteruan kedua produsen asal Tiongkok vs Taiwan tersebut tak hanya meramaikan pasar, tetapi juga meramaikan media sosial, dengan kedua kubu penggemar saling menyebutkan kelebihan produk kesayangannya masing-masing.

Tetapi tentunya persaingan pasar mainstream bukan hanya milik Xiaomi Redmi Note 5 dan Asus ZenFone Max Pro M1, meskipun keduanya telah menopang prosesor mutakhir dan spesifikasi menggiurkan.


Mencoba menengahi kedua produsen tersebut, Huawei menghadirkan Nova 2 Lite. Smartphone mainstream terbaru mereka ke pasaran Indonesia. Sebagai informasi, varian ini merupakan versi terjangkau dari Nova 2i yang merupakan smartphone pertama di dunia yang punya empat kamera dan punya hasil jepretan foto yang sangat ciamik di kelasnya.


Hadir untuk segmen kawula muda, Huawei Nova 2 Lite dipasarkan di harga yang sangat pas, yakni Rp2,6 juta saja. Angka tersebut masih di bawah angka psikologis sebuah smartphone mainstream, yang umumnya dipatok hingga Rp3 juta. Lalu, seperti apa spesifikasinya?

Berhubung ditujukan untuk kawula muda, Huawei Nova 2 Lite sudah menggunakan desain kekinian untuk generasi tersebut. Sebut saja, display luas dengan aspek rasio 18:9 dan beberapa fitur pendukung lainnya.

Baca juga:

Pertama, dari sisi display, layar yang digunakan pun berdimensi 5,99 inci. Sebagai gambaran, ukuran layar 5,99 inci atau 6 inci merupakan dimensi yang akan menjadi tren ke depan. Mengingat, website kini semakin interaktif, game semakin realistis sehingga lebih nyaman kalau dilihat di layar lebih luas, dan multimedia juga akan sangat nyaman kalau layarnya juga full view dan lebar.

Namun demikian, untuk komponen hardware utama, Huawei membenamkan prosesor mainstream Qualcomm yakni Snapdragon 430 dengan RAM 3GB dan storage internal 32GB. Disimak dari performanya, prosesor ini sudah relatif memadai untuk kebutuhan multimedia dan multitasking sehari-hari.


Untuk menopang aspek kekinian, Huawei juga menyediakan fitur sensor pemindai wajah dan juga pemindai sidik jari untuk keamanan dan juga mengakses smartphone dengan lebih cepat. Sensor pemindai wajahnya ini sudah sangat cerdas dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Ia bisa mendeteksi 1.024 titik di wajah manusia, sehingga bisa melakukan scanning lebih cepat dan akurat.

Terakhir, yang juga penting, Huawei memberikan kamera ganda untuk kamera utamanya. Lensa pertama memiliki resolusi 13MP dan lensa kedua 2MP. Untuk selfie, Huawei membenamkan kamera dengan resolusi 8MP. Menariknya, pengaturan fokus yang bisa dilakukan setelah ponsel menjepret gambar.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

2027, Penduduk Bumi Kalah Dari Jumlah Smartphone

Menjelang akhir 2027 atau awal 2028, jumlah smartphone di dunia diprediksi akan melampaui populasi manusia. Laporan terbaru dari Techreport.com mengungkapkan bahwa pertumbuhan smartphone saat ini berjalan empat kali lebih cepat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk global.  Jumlah perangkat melonjak dari 5,9 miliar unit di 2020 menjadi 7,42 miliar per Januari 2025. Di balik lonjakan ini, perputaran uang di industri smartphone pun terus membesar. Dalam periode 2020–2024, total pendapatan global dari industri ini mencapai USD 2,3 triliun. Bahkan diperkirakan angka tahunan akan menembus USD 560 miliar pada 2029, seiring adopsi smartphone yang makin merambah ke pasar negara berkembang. Namun, di tengah pasar yang terus berkembang, peta persaingan pemain besar mulai bergeser. Samsung yang dulu dikenal sebagai raja volume pengapalan, kini berada dalam posisi terdesak. Pengapalan kuartalannya turun drastis dari 80,4 juta unit pada akhir 2020 menjadi hanya 51,7 juta di kuartal IV 2024, lev...

AMD Punya Potensi Tersembunyi di AI. Waktunya Beli Sahamnya?

Meski harga sahamnya turun 50 persen dalam enam bulan terakhir, AMD justru mulai menarik perhatian sejumlah investor yang melihat peluang tersembunyi di balik tren AI saat ini. Salah satunya adalah Yiannis Zourmpanos, yang percaya pasar terlalu terpaku pada lomba membuat model AI raksasa, sementara potensi bisnis sesungguhnya ada di sisi inference, proses menjalankan model AI tersebut. “Wall Street masih terpaku pada gemerlap AI training, padahal tambang emasnya justru di inference, dan AMD sudah menyiapkan jalannya,” ujar Zourmpanos, dikutip dari The Globe and Mail. Menurutnya, AMD tak perlu mengalahkan Nvidia secara langsung untuk bisa menang di pasar AI. Cukup menjadi first-choice alternative, opsi utama kedua setelah Nvidia, sudah bisa membuka peluang miliaran dolar. Terlebih, jika AMD mampu merebut 15-20 persen saja dari pasar inference AI, itu sudah cukup untuk menjadi ancaman nyata bagi dominasi Nvidia. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Sejumlah pemain besar seperti Microsoft, Len...

Ditemukan, Super Masif Black Hole Mendadak Menyala

Meski lubang hitam supermasif dipercaya bersemayam di pusat sebagian besar galaksi, sifat alaminya yang gelap dan jarang aktif membuatnya sulit diamati. Namun, kejutan datang dari galaksi tak dikenal SDSS1335+0728 di rasi Virgo, sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Setelah puluhan tahun tak menunjukkan tanda kehidupan, lubang hitam di pusat galaksi ini tiba-tiba menyala dan memancarkan semburan sinar-X misterius sejak 2019. Fenomena ini kemudian dijuluki ‘Ansky’. Awal aktivitas Ansky terdeteksi ketika galaksi ini tiba-tiba tampak lebih terang dalam pengamatan optik. Tim astronom segera melakukan observasi lanjutan menggunakan teleskop sinar-X Swift milik NASA, serta menelusuri data arsip dari teleskop eROSITA. Meski saat itu belum ada sinar-X terdeteksi, tanda-tanda besar mulai muncul pada Februari 2024. Tim yang dipimpin Lorena Hernández-García dari Universitas Valparaíso, Chile, menemukan kilatan sinar-X dari Ansky yang muncul berulang dengan pola nyaris teratur. Fenomena langka ...