Langsung ke konten utama

Aplikasi untuk Mengetahui Suhu Hari Ini

Beberapa hari belakangan, di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di seluruh Indonesia, mengalami gelombang suhu tinggi di atas normal. Padahal, semestinya, cuaca lebih sejuk bahkan basah karena kita sudah mulai memasuki musim penghujan bulan Oktober-April dan bahkan bulan Oktober pun sudah mulai masuk ke minggu terakhir.

Suhu tinggi melanda kota-kota besar tak hanya Jakarta, tetapi juga mencapai Bandung dan Surabaya. Bahkan temperatur di siang hari sudah masuk ke kategori ekstrem, karena melampaui batas normal. Sebagai gambaran, di Solo, temperatur mencapai 38 derajat Celsius.


Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu yang tinggi disebabkan oleh posisi matahari tepat berada di wilayah khatulistiwa. Selain itu, kurangnya awan yang bisa menghalangi terik matahari. Diprediksi, suhu tinggi ini akan berlangsung selama seminggu ke depan karena posisi matahari.

Baca juga:

BMKG mencatat, suhu tertinggi yang terjadi di Indonesia berlangsung di kawasan Sulawesi. Di area tersebut, temperatur suhu tercatat sempat menembus angka 38,8 derajat Celsius. Padahal, umumnya suhu di kawasan Sulawesi maksimum berada di angka 37 derajat saja. Meski demikian, kabar yang beredar bahwa suhu tertinggi mencapai 44 derajat Celsius tidaklah benar alias hoax.

Lalu, agar tidak tertipu hoax, bagaimana caranya? Berikut ini contoh aplikasi-aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk mengathui suhu hari ini di berbagai kawasan di seluruh Indonesia.


AccuWeather
Aplikasi yang satu ini sangat populer. Kapasitas download-nya sebesar 41.68MB dan sangat kami rekomendasikan. Sesuai namanya, ia dapat melakukan prediksi cuaca dengan sangat akurat kapanpun dan di manapun Anda berada.



Selain temperatur, ia juga bisa menginformasikan berapa tingkat kelembaban udara, kecepatan angin, indeks ultraviolet, bahkan jika akan ada hujan deras atau badai yang akan menghadang di hari itu ataupun keesokan harinya.

Selain memprediksi temperatur dan cuaca per jam, ia juga bisa memprediksi temperatur dan cuaca per hari, sampai 2 minggu ke depan. Lebih dari itu, Anda harus membayar untuk menggunakan aplikasi ini secara penuh.

Sense Flip Clock & Weather
Aplikasi yang satu ini ukurannya relatif lebih kecil. Selain berapa temperatur saat ini dan tekanan udara, ia juga bisa mengindikasikan apakah cuaca cerah, berkabut dan berapa jarak pandang saat itu.



Lebih detail, ia juga bisa memprediksi berapa temperatur di hari yang bersangkutan dan jam-nya, berapa kelembaban dan kondisi awan.

Yang menarik, pada peta bumi yang disediakan, ia juga bisa mengindikasikan berapa temperatur di berbagai belahan dunia dengan indikator warna. Semakin ke arah biru semakin dingin, dan semakin ke arah merah, semakin panas. Jadi kita bisa memprediksi apa yang akan kita rasakan kalau kita bepergian ke berbagai penjuru dunia.


Weather and Temperature App Pro
Aplikasi yang satu ini ukurannya lumayan besar, namun tidak sebesar Accuweather. Dengan ukuran yang lebih ringkas, tentu sudah sewajarnya kalau informasi dan opsi yang disediakan tidak terlalu mewah.

Namun demikian, fitur yang tersedia cukup lengkap dan gamblang. Selain kecepatan angin, kelembaban, jarak pandang serta tekanan udara, ia juga menyediakan informasi tingkat radiasi ultraviolet di saat yang bersangkutan.



Yang menarik, selain bisa memprediksi cuaca hari ini, keesokan hari sampai 13 hari ke depan, ia juga bisa menginformasikan jam berapa matahari terbit dan jam berapa matahari terbenam dengan indikator yang mudah dipahami.

Ketiga aplikasi di atas merupakan beberapa dari sekian banyak aplikasi pengukur temperatur dan informasi cuaca yang dapat di-download secara gratis dari PlayStore. Memang, jika ingin menikmati fiturnya secara penuh, Anda perlu membeli versi full. Tetapi, versi gratisnya pun sudah cukup informatif. Hanya saja ada iklan yang muncul.

Selamat mencoba.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

2027, Penduduk Bumi Kalah Dari Jumlah Smartphone

Menjelang akhir 2027 atau awal 2028, jumlah smartphone di dunia diprediksi akan melampaui populasi manusia. Laporan terbaru dari Techreport.com mengungkapkan bahwa pertumbuhan smartphone saat ini berjalan empat kali lebih cepat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk global.  Jumlah perangkat melonjak dari 5,9 miliar unit di 2020 menjadi 7,42 miliar per Januari 2025. Di balik lonjakan ini, perputaran uang di industri smartphone pun terus membesar. Dalam periode 2020–2024, total pendapatan global dari industri ini mencapai USD 2,3 triliun. Bahkan diperkirakan angka tahunan akan menembus USD 560 miliar pada 2029, seiring adopsi smartphone yang makin merambah ke pasar negara berkembang. Namun, di tengah pasar yang terus berkembang, peta persaingan pemain besar mulai bergeser. Samsung yang dulu dikenal sebagai raja volume pengapalan, kini berada dalam posisi terdesak. Pengapalan kuartalannya turun drastis dari 80,4 juta unit pada akhir 2020 menjadi hanya 51,7 juta di kuartal IV 2024, lev...

AMD Punya Potensi Tersembunyi di AI. Waktunya Beli Sahamnya?

Meski harga sahamnya turun 50 persen dalam enam bulan terakhir, AMD justru mulai menarik perhatian sejumlah investor yang melihat peluang tersembunyi di balik tren AI saat ini. Salah satunya adalah Yiannis Zourmpanos, yang percaya pasar terlalu terpaku pada lomba membuat model AI raksasa, sementara potensi bisnis sesungguhnya ada di sisi inference, proses menjalankan model AI tersebut. “Wall Street masih terpaku pada gemerlap AI training, padahal tambang emasnya justru di inference, dan AMD sudah menyiapkan jalannya,” ujar Zourmpanos, dikutip dari The Globe and Mail. Menurutnya, AMD tak perlu mengalahkan Nvidia secara langsung untuk bisa menang di pasar AI. Cukup menjadi first-choice alternative, opsi utama kedua setelah Nvidia, sudah bisa membuka peluang miliaran dolar. Terlebih, jika AMD mampu merebut 15-20 persen saja dari pasar inference AI, itu sudah cukup untuk menjadi ancaman nyata bagi dominasi Nvidia. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Sejumlah pemain besar seperti Microsoft, Len...

Ditemukan, Super Masif Black Hole Mendadak Menyala

Meski lubang hitam supermasif dipercaya bersemayam di pusat sebagian besar galaksi, sifat alaminya yang gelap dan jarang aktif membuatnya sulit diamati. Namun, kejutan datang dari galaksi tak dikenal SDSS1335+0728 di rasi Virgo, sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Setelah puluhan tahun tak menunjukkan tanda kehidupan, lubang hitam di pusat galaksi ini tiba-tiba menyala dan memancarkan semburan sinar-X misterius sejak 2019. Fenomena ini kemudian dijuluki ‘Ansky’. Awal aktivitas Ansky terdeteksi ketika galaksi ini tiba-tiba tampak lebih terang dalam pengamatan optik. Tim astronom segera melakukan observasi lanjutan menggunakan teleskop sinar-X Swift milik NASA, serta menelusuri data arsip dari teleskop eROSITA. Meski saat itu belum ada sinar-X terdeteksi, tanda-tanda besar mulai muncul pada Februari 2024. Tim yang dipimpin Lorena Hernández-García dari Universitas Valparaíso, Chile, menemukan kilatan sinar-X dari Ansky yang muncul berulang dengan pola nyaris teratur. Fenomena langka ...