China telah berhasil meluncurkan misi antarplanet besar pertamanya ke Mars. Peluncuran ini memakan waktu tujuh bulan perjalanan dan merupakan perjalanan yang panjang melalui ruang angkasa.
Begitu misi mencapai Planet Merah Mars, China bisa menjadi negara kedua yang pernah mendarat dan mengoperasikan rover di permukaan Mars.
Begitu misi mencapai Planet Merah Mars, China bisa menjadi negara kedua yang pernah mendarat dan mengoperasikan rover di permukaan Mars.
Pesawat ulak-alik China sendiri dinamai Tianwen-1. Misi yang akan dijalankan terdiri dari pengorbit Mars, pendarat, dan penjelajah/rover. Ketiganya diluncurkan di atas roket yang bernama Long March 5 yang merupakan bagian dari Wenchang Spacecraft Launch Site di China pada dini hari, 23 Juli 2020.
Sebagai informasi, Long March 5 adalah salah satu roket paling kuat yang dimiliki China. Misi ini merupakan kali ke 4 roket tersebut digunakan untuk program luar angkasa.
Begitu seperangkat kendaraan tersebut mencapai Planet Mars, ketiga pesawat ruang angkasa akan bekerja bersama-sama untuk mempelajari geologi Mars dan mempelajari lebih lanjut tentang apa yang mungkin tersembunyi di bawah permukaan planet.
Sementara pengorbit akan memetakan gambar Mars dari langit Mars. Pendarat/lander dan penjelajah/rover jika berhasil mencapai permukaan tanah, pendarat akan bertindak sebagai platform pengiriman, menyediakan jalan bagi rover agar jalannya di medan Mars dapat dilintasi.
Baca juga:
Sampai saat ini, hanya Amerika Serikat yang berhasil mendaratkan robot ruang angkasanya di Mars. Robot ini dapat menjelajahi permukaan Mars. Faktanya, tidak ada negara lain yang memiliki banyak keberhasilan saat mendaratkan apa pun di Mars.
Eropa telah mencoba dua kali untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa di Mars dan keduanya gagal. Pesawat luar angkasa Mars 3 Uni Soviet mendarat pada tahun 1971 dan berkomunikasi selama sekitar 20 detik sebelum tiba-tiba gelap dan hilang sinyal.
Jika pendaratan China yang sekarang berhasil, ia akan menghasilkan prestasi baru yang saat ini hanya dikuasai oleh NASA dan mengangkat China menjadi negara tingkat elit komunitas ruang angkasa global.
Eropa telah mencoba dua kali untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa di Mars dan keduanya gagal. Pesawat luar angkasa Mars 3 Uni Soviet mendarat pada tahun 1971 dan berkomunikasi selama sekitar 20 detik sebelum tiba-tiba gelap dan hilang sinyal.
Jika pendaratan China yang sekarang berhasil, ia akan menghasilkan prestasi baru yang saat ini hanya dikuasai oleh NASA dan mengangkat China menjadi negara tingkat elit komunitas ruang angkasa global.
Tianwen-1 sebenarnya merupakan misi kedua yang tujuannya ke Mars di musim panas ini. Sebelum China, Uni Emirat Arab juga telah meluncurkan misi antarplanet pertamanya pada 19 Juli kemarin. UEA mengirimkan pengorbit bernama Hope to Mars yang akan mempelajari cuaca planet tersebut.
Selanjutnya ada NASA, yang berada pada jalur yang sama yang bertujuan untuk meluncurkan rover Mars berikutnya pada 30 Juli. Bernama Perseverance, penjelajah ini dirancang untuk mencari tanda-tanda kehidupan masa lalu di Mars, serta menggali sampel tanah Mars yang mungkin akan dikembalikan ke Bumi untuk dipelajari.