Perusahaan Sherlock Biosciences mengumumkan bahwa mereka akan bermitra dengan perusahaan Binx Health untuk mengetes alat tes diagnostik cepat di berbagai tempat. Mulai dari ruang pemeriksaan dokter sampai dengan supermarket.
Kerjasama ditujukan untuk mengenalkan CRISPR serta mengubah paradigma baru dalam kesehatan dan diagnostik.
Kerjasama ditujukan untuk mengenalkan CRISPR serta mengubah paradigma baru dalam kesehatan dan diagnostik.
Clustered
Regularly Interspaces Short Palindromic Repeats atau disingkat menjadi
CRISPR adalah bagian dari DNA prokariota yang mengandung urutan dasar
pendek dan berulang. CRISPR biasanya digunakan untuk mencari DNA
yang spesifik dalam sel. CRISPR juga ikut andil dalam pengeditan genom hingga
mendiagnosis penyakit.
Alat diagnostik milik Sherlock Bioessense bernama Specific High-sensitivity Enzymatic Reporter Unlocking (Sherlock) adalah teknik yang menggunakan CRISPR untuk mengidentifikasi urutan genetik yang sangat spesifik.
Sherlock merupakan alat yang sempurna untuk mendiagnosis Covid-19 dengan strain yang baru, karena dapat melihat urutan RNA spesifiknya.
Sherlock merupakan alat yang sempurna untuk mendiagnosis Covid-19 dengan strain yang baru, karena dapat melihat urutan RNA spesifiknya.
Sistem CRISPR diadaptasi dari sistem kekebalan bakteri dan terkenal karena kemampuannya mengedit gen. Biasanya, CRISPR menggunakan guide RNA sebagai "WANTED" poster yang akan mencari gen target yang diinginkan. Kemudian gen target dipotong oleh enzim Cas9 atau disebut dengan "molecular scissors”.
Sementara alat diagnostic Sherlock tidak menggunakan enzim Cas9, tapi menggunakan prinsip yang sama dengan enzim tersebut. Strand Guide RNA berfungsi sebagai pengintai untuk sequence atau urutan spesifik materi genetik.
Ketika Guide RNA bertemu virus, gunting enzimatik diaktifkan dan memotong urutan reporter-probe-quencher dalam qPCR, yang nantinya menghasilkan sinyal fluoresens yang menunjukkan keberadaan virus.
Ketika Guide RNA bertemu virus, gunting enzimatik diaktifkan dan memotong urutan reporter-probe-quencher dalam qPCR, yang nantinya menghasilkan sinyal fluoresens yang menunjukkan keberadaan virus.
Saat dijalankan di lab, proses diagnostik Sherlock menghasilkan hasil dalam waktu kurang dari satu jam. Dalam program terbarunya dengan Binx, Sherlock Bioessence akan meningkatkan teknologi ini dan mengurangi waktu pengujian menjadi hanya 20 menit saja.
Binx io atau alat system tes yang telah disetujui FDA. Alat ini merupakan instrumen yang mudah digunakan dan compact, alatnya sendiri hanya seukuran printer. Alat ini telah digunakan dalam pengujian penyakit infeksi menular seksual. Dengan sistem kartrid sekali pakai dan alat Sherlock.
Unit Binx io dapat menganalisis sampel swab hidung dan melaporkan hasil "terdeteksi" atau "tidak terdeteksi" untuk Coronavirus strain baru dalam waktu kurang dari 30 menit.
Baca juga:
Sampai saat ini, pendekatan Amerika Serikat untuk pengujian Covid-19 mengikuti tren umum yang sama dengan Negara lain dalam hal diagnosis. Kelangkaan tes Covid-19 memaksa penyedia layanan kesehatan untuk melakukan triase pasien potensial dan memprioritaskan individu bergejala untuk di tes positif atau tidaknya.
Meskipun perlu, jarang hasil diagnostik ini membuat perbedaan dalam perawatan klinis para pasien yang positif. Dan tidak jarang pula hasilnya menipu karena kesamaan ciri-ciri dengan pasien Covid-19.
Alat uji dari Sherlock dan Binx merupakan terobosan terbaru dalam dunia PCR dalam 5 tahun terakhir. Teknologi ini memungkinkan para peneliti untuk lebih memahami bagaimana suatu penyakit berpengaruh pada berbagai macamgen dan sebarannya ke seluruh populasi.
Selain Alat Sherlock yang berbasis CRISPR, teknologi terbaru lainnya dari perusahaan ini adalah platform biologi cell-free sintetis Internal Splint-Pairing Expression Cassette Translation Reaction atau disingkat menjadi INSPECTR. INSPECTR yang merupakan alat pengujian penyakit lainnya.Alat ini bahkan dapat digunakan dirumah,