Langsung ke konten utama

Kongonaphon, Nenek Moyang Dinosaurus yang Mungil

Dinosaurus sering diproyeksikan sebagai makhluk raksasa, dan itu memang tidak salah. Akan tetapi, sebuah penelitian baru memberikan bukti bahwa dinosaurus bisa jadi ukurannya kecil saat pertama kali muncul di muka bumi.

Bukti tersebut berasal dari kerabat fosil yang baru saja ditemukan di Madagaskar, Afrika Timur. Fosil tersebut menunjukkan bahwa dinosaurus yang bersangkutan hidup sekitar 237 juta tahun yang lalu. Dan lucunya, tingginya hanya sekitar 10 cm saja.


Ditemukannya spesimen tersebut dapat membantu para arkeolog untuk memahami lebih jauh asal usul Pterosaurus yang sampai saat ini belum jelas. Penemuan ini sendiri dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.


Sebagai gambaran, Pterosaurus merupakan reptil bersayap yang menguasai langit pada zaman dinosaurus. Itu lho, dinosaurus bersayap yang suka ada di film-film bikinan Hollywood.

Spesimen bernama Kongonaphon Kely, atau "pembunuh serangga kecil" pertama kali ditemukan pada tahun 1998 di Madagaskar oleh tim ahli paleontologi yang dipimpin oleh John Flynn dari museum Natural History of New York, Amerika Serikat.



Dinosaurus dan Pterosaurus merupakan familia Ornithodira. Asal-usul keduanya masih perlu dipelajari lebih dalam. Saat ini hanya terdapat beberapa specimen yang merupakan akar garis keturunan yang  telah ditemukan.

Pterosaurus menguasai langit pada era Mesozoikum, ketika dinosaurus masih hidup. Tetapi sampai saat ini hubungan kekerabatan Pterosaurus dengan dinosaurus tidak terlalu jelas.

Kongonaphon sendiri bukan hewan fosil kecil pertama yang dikenal pada familia Ornithodiran. Namun sebelumnya, spesimen tersebut dianggap pengecualian dan terisolasi dari pohon keluarga.

Secara umum, para ilmuwan berpendapat ukuran tubuh di antara Archosaurs atau kelompok reptil  yang mencakup burung, buaya, dinosaurus non-unggas, dan Pterosaurus hampir sama dan tidak terlalu besar. Kelompok ini juga disebut sebagai Ornithodiran paling awal. Kelompok Archosaurs kemudian disinyalir berevolusi hingga ukurannya menjadi raksasa dalam garis keturunan dinosaurus.

"Analisis perubahan ukuran tubuh melalui evolusi Archosaur, ditemukan bukti bahwa ukuran tubuhnya kecil saat pertama kali muncul dalam sejarah garis keturunan Dinosaurus-Pterosaur” kata Dr Kammerer salah satu peneliti dalam projek tersebut.



Baca juga:

Berdasarkan susunan gigi, Kongonaphon ternyata memakan serangga. Pergeseran jenis makanan ini, diikaitkan dengan ukuran tubuh yang kecil. Faktor makanan tersebut mungkin telah membantu Ornithodiran awal ini bertahan hidup dengan menempati tingkatan yang berbeda dari kerabat mereka yang kebanyakan pemakan daging.



Penelitian ini juga menunjukkan detail yang lebih spesifik tentang bulu Kongonaphon, mulai dari filamen sederhana hingga bulu, yang diketahui terdapat pada Dinosaurus dan Pterosaurus pada garis keturunan Ornithodiran, dapat dibuktikan dengan kehadiran Kongonaphon ini. Gunanya untuk pengaturan suhu tubuh.

Pengaturan ini karena retensi atau penyimpanan panas dalam tubuh Dinosaurus kecil itu sulit dilakukan  terlebih pada Periode Trias pertengahan sampai dengan akhir yang memiliki iklim yang ekstrim. Para peneliti beranggapan bahwa terdapat perubahan suhu yang tajam antara siang hari yang panas dan malam yang dingin.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

2027, Penduduk Bumi Kalah Dari Jumlah Smartphone

Menjelang akhir 2027 atau awal 2028, jumlah smartphone di dunia diprediksi akan melampaui populasi manusia. Laporan terbaru dari Techreport.com mengungkapkan bahwa pertumbuhan smartphone saat ini berjalan empat kali lebih cepat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk global.  Jumlah perangkat melonjak dari 5,9 miliar unit di 2020 menjadi 7,42 miliar per Januari 2025. Di balik lonjakan ini, perputaran uang di industri smartphone pun terus membesar. Dalam periode 2020–2024, total pendapatan global dari industri ini mencapai USD 2,3 triliun. Bahkan diperkirakan angka tahunan akan menembus USD 560 miliar pada 2029, seiring adopsi smartphone yang makin merambah ke pasar negara berkembang. Namun, di tengah pasar yang terus berkembang, peta persaingan pemain besar mulai bergeser. Samsung yang dulu dikenal sebagai raja volume pengapalan, kini berada dalam posisi terdesak. Pengapalan kuartalannya turun drastis dari 80,4 juta unit pada akhir 2020 menjadi hanya 51,7 juta di kuartal IV 2024, lev...

AMD Punya Potensi Tersembunyi di AI. Waktunya Beli Sahamnya?

Meski harga sahamnya turun 50 persen dalam enam bulan terakhir, AMD justru mulai menarik perhatian sejumlah investor yang melihat peluang tersembunyi di balik tren AI saat ini. Salah satunya adalah Yiannis Zourmpanos, yang percaya pasar terlalu terpaku pada lomba membuat model AI raksasa, sementara potensi bisnis sesungguhnya ada di sisi inference, proses menjalankan model AI tersebut. “Wall Street masih terpaku pada gemerlap AI training, padahal tambang emasnya justru di inference, dan AMD sudah menyiapkan jalannya,” ujar Zourmpanos, dikutip dari The Globe and Mail. Menurutnya, AMD tak perlu mengalahkan Nvidia secara langsung untuk bisa menang di pasar AI. Cukup menjadi first-choice alternative, opsi utama kedua setelah Nvidia, sudah bisa membuka peluang miliaran dolar. Terlebih, jika AMD mampu merebut 15-20 persen saja dari pasar inference AI, itu sudah cukup untuk menjadi ancaman nyata bagi dominasi Nvidia. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Sejumlah pemain besar seperti Microsoft, Len...

Ditemukan, Super Masif Black Hole Mendadak Menyala

Meski lubang hitam supermasif dipercaya bersemayam di pusat sebagian besar galaksi, sifat alaminya yang gelap dan jarang aktif membuatnya sulit diamati. Namun, kejutan datang dari galaksi tak dikenal SDSS1335+0728 di rasi Virgo, sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Setelah puluhan tahun tak menunjukkan tanda kehidupan, lubang hitam di pusat galaksi ini tiba-tiba menyala dan memancarkan semburan sinar-X misterius sejak 2019. Fenomena ini kemudian dijuluki ‘Ansky’. Awal aktivitas Ansky terdeteksi ketika galaksi ini tiba-tiba tampak lebih terang dalam pengamatan optik. Tim astronom segera melakukan observasi lanjutan menggunakan teleskop sinar-X Swift milik NASA, serta menelusuri data arsip dari teleskop eROSITA. Meski saat itu belum ada sinar-X terdeteksi, tanda-tanda besar mulai muncul pada Februari 2024. Tim yang dipimpin Lorena Hernández-García dari Universitas Valparaíso, Chile, menemukan kilatan sinar-X dari Ansky yang muncul berulang dengan pola nyaris teratur. Fenomena langka ...