Langsung ke konten utama

Protein Penyebab Asma Ternyata Bisa Membuat Kemampuan Sel Menurun!

Penelitian terbaru dari National Jewish Health menemukan bahwa penyakit asma, selain mengubah jalan nafas manusia menjadi lebih sempit ternyata juga dapat mengurangi kemampuan sel untuk menghilangkan polutan dan melawan infeksi. 

Alergi asma sendiri disebabkan oleh molekul pemberi sinyal IL-13. Ketika peneliti menambahkan IL-13 kedalam sel yang diekstrak dari saluran nafas manusia, molekul tersebut ternyata melemahkan pertahanan kekebalan bawaan sel.



Tak hanya itu, IL-13 juga meningkatkan produksi lender atau mucus "patologis" dan mengurangi kemampuan silia seperti rambut pada sel untuk menghilangkan polutan dan mikroorganisme.

"Dengan mengurutkan RNA dari hampir 2.000 sel individu pada saluran nafas, kami dapat menyajikan pandangan yang lebih bernuansa patologi di sana,” ungkap Max A. Seibold, Ph.D. yang merupakan profesor Pediatri dan Pusat Gen, Lingkungan & Kesehatan. 

Selain itu, mereka juga menemukan penurunan dramatis dalam pertahanan jalan nafas seperti hilangnya fungsi siliaris dan sel sekretori baru yang menghasilkan lendir perekat yang kental. 


Hal ini memberikan penjelasan mekanis untuk peningkatan kerentanan penderita asma terhadap infeksi saluran pernapasan yang memperburuk penyakitnya. 

Sebagai gambaran, protein signal IL-13 adalah pendorong utama alergi asma. Protein ini juga dikenal sebagai pencetus asma tipe 2-high atau T2-high yang merupakan bentuk penyakit yang paling umum.

Dr. Seibold dan koleganya menambahkan IL-13 ke dalam kultur sel epitel saluran napas yang merupakan derivat dari trakea dua orang donor. Mereka kemudian menerapkan teknologi baru yaitu pengurutan RNA sel tunggal, pada 1.025 sel yang distimulasi oleh IL-13 dan 869 sel yang tidak menerima perlakuan IL-13. 

Analisis urutan RNA tersebut memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi semua jenis sel yang berbeda dalam kultur dan semua gen aktif pada masing-masing jenis sel tersebut.

Dalam studinya, para peneliti menemukan bahwa jumlah sel bersilia di saluran udara berkurang 26 persen dari keseluruhan. Silia adalah struktur seperti rambut kecil yang gerakan menyapunya menggerakkan lendir yang sarat dengan partikel dan mikroorganisme naik ke saluran napas dan nantinya akan dikeluarkan dari tubuh.



Selain itu, mereka menemukan sel-sel yang biasanya mengeluarkan lendir yang sehat, berbagai antioksidan dan protein pertahanan lainnya diubah menjadi jenis baru yang menghasilkan lendir perekat kental yang mengandung sedikit protein pertahanan.

Baca juga:


"Lendirnya sangat tebal sehingga silia yang tersisa bergerak lebih lambat dan tidak efektif dalam menyapu partikel kotoran dan mikroorganisme," ungkap Nathan Jackson, Ph.D, salah satu penulis utama makalah yang diterbitkan di Cell Reports. 

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa IL-13 mengubah saluran napas dan mengurangi kemampuannya untuk bertahan melawan infeksi yang menyebabkan sebagian besar eksaserbasi asma.

Para peneliti mengidentifikasi 980 protein unik dalam kultur yang distimulasi IL-13 dan menegaskan bahwa RNA memang menghasilkan campuran protein yang berubah secara dramatis. Selain itu, urutan RNA dalam sel yang dibiakkan sangat mirip dengan RNA yang diperoleh dari epitel hidung dari 441 anak penderita asma.



Informasi di atas memberikan bukti tambahan bahwa urutan RNA dalam kultur sel secara akurat mencerminkan proses yang terjadi di saluran napas manusia dengan asma alergi.

Penemuan ini menunjukkan strategi terapeutik yang potensial untuk "merombak ulang" epitel saluran napas dengan menargetkan jalur yang mengendalikan metaplasia lender atau mukus yang diinduksi IL-13 dan diferensiasi seluler patologis lainnya, serta membalikkan peristiwa transformatif yang mendasari obstruksi mukus dan hilangnya kekebalan dari para penderita Asma.

Postingan Populer

Review Acer Aspire Lite 14, Laptop Murah dengan Intel N100

Dengan banyaknya tugas sekolah berbasis teknologi, seperti membuat dokumen laporan, presentasi, pembelajaran online, dan aktivitas lainnya, laptop murah namun andal menjadi solusi yang dicari banyak orang. Khususnya para pelajar sekolah. Di pasaran, salah satu opsi yang bisa dipilih adalah Acer Aspire Lite 14 AL14 31P C0G4. Laptop murah Acer ini hadir sebagai jawaban untuk kebutuhan di atas, dengan harga yang ramah di kantong. Laptop murah sendiri bukan berarti kompromi total pada kualitas. Buktinya, laptop murah Acer Aspire Lite 14 AL14 31P C0G4 menawarkan kombinasi yang lumayan modern, performa yang cukup untuk tugas harian, dan portabilitas baik. Dengan spesifikasi yang dirancang untuk pelajar atau pengguna dengan kebutuhan dasar, laptop ini menjadi salah satu opsi terbaik di kelas entry-level. Desain Acer Aspire Lite 14 AL14 31P C0G4, atau kita singkat saja dengan Acer Aspire Lite 14, hadir dengan desain minimalis dan modern, menjadikannya salah satu laptop yang cukup menarik di ke...

Review Asus Vivobook S 14 OLED (M5406NA). Performa Tinggi, Harga Rendah

Siapa yang tidak mau laptop dengan performa tinggi namun harganya rendah? Kalau Anda mau juga, coba cek Asus Vivobook S14 OLED (M5406NA) yang dipasarkan di harga Rp11 jutaan. Tapi perlu diperhatikan. Asus Vivobook S 14 OLED merupakan laptop yang paling banyak variannya. Bahkan untuk S 14 OLED M5406 saja, Asus Indonesia menghadirkan tiga varian untuk segmen pengguna yang berbeda-beda. Model pertama adalah varian Vivobook S 14 OLED dengan akhiran WA yang menggunakan prosesor super kencang, AMD Ryzen AI 9 365. Varian berikutnya dengan akhiran UA yang menggunakan prosesor AMD Ryzen 7 8845HS yang ngebut, dan yang kali ini kita bahas, dengan akhiran NA yang menggunakan prosesor gesit dan efisien, Ryzen 5 7535HS. Dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis pengguna, perangkat ini menawarkan performa kencang yang juga dilengkapi dengan teknologi AMD Ryzen™ AI accelerator. Fungsinya untuk mengoptimalkan beban kerja, menjadikan laptop ini pilihan tepat untuk bekerja, belajar, dan hiburan. ...

Penjualan DVD Game Turun. Pengguna Beralih ke Download?

Ada kabar menarik dari sebuah survey yang dilakukan pada para gamers, khususnya di Inggris, dan dilakukan oleh sebuah lembaga riset digital terkemuka. Dari data yang terkumpul, diketahui bahwa penjualan game boxed kini mengalami penurunan signifikan, mengarah pada perubahan besar dalam industri game di Inggris.  Menurut data dari Digital Entertainment and Retail Association (ERA), pasar game Inggris pada tahun 2024 sendiri diperkirakan bernilai $5,7 miliar. Meski tampak besar, namun itu merupakan angka yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan pasar TV dan film yang mencapai $6,2 miliar, walaupun masih dua kali lipat lebih besar daripada pasar industri musik yang tercatat sebesar $3 miliar di sepanjang tahun tersebut. Penurunan terbesar tercatat pada penjualan game fisik (boxed), yang turun hingga 35 persen. Penurunan ini berkontribusi pada pengurangan 4,4 persen dalam total pasar video game di Inggris. Meskipun demikian, industri game tetap tumbuh pesat, berkat peralihan yang sema...

2025, Google Ingin Mendominasi AI

CEO Google, Sundar Pichai, baru-baru ini mengingatkan para karyawannya bahwa tahun 2025 akan menjadi momen penentu dalam upaya perusahaan untuk mendominasi sektor kecerdasan buatan (AI). Dalam pertemuan strategis yang dilaporkan oleh CNBC, Pichai menekankan pentingnya tindakan cepat dan terfokus untuk memenangkan persaingan di bidang ini. “Sangat penting bagi kita untuk memahami urgensi momen ini dan bergerak lebih cepat sebagai perusahaan. Taruhannya tinggi. Tahun 2025 adalah tentang berfokus secara relentless untuk memanfaatkan teknologi ini dan menyelesaikan masalah nyata pengguna,” ujar Pichai. Dalam pertemuan tersebut, karyawan Google khawatir terhadap popularitas ChatGPT. Produk OpenAI tersebut sering diasosiasikan dengan AI, seperti halnya Google dengan pencarian internet. Intinya, bagi pengguna awam, AI adalah ChatGPT. Google adalah search engine.  Untuk merespons tantangan ini, salah satu pendiri DeepMind, Demis Hassabis, mempresentasikan rencana untuk mempercepat pengemba...

Tren Dunia Kerja 2025. Efisiensi dan Meningkatkan Keterampilan Karyawan

Dari sebuah survei yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF), terungkap bahwa lebih dari 41 persen perusahaan berencana untuk mengurangi jumlah pekerjanya seiring dengan otomatisasi tugas-tugas tertentu oleh kecerdasan buatan (AI).  Survei tersebut melibatkan ratusan perusahaan besar di seluruh dunia, dengan 77 persen dari mereka mengatakan akan melakukan pelatihan ulang (reskill) dan peningkatan keterampilan (upskill) para pekerjanya.  Pelatihan ulang dan peningkatan skill karyawan rencananya akan dilakukan antara tahun 2025 hingga 2030. Tujuannya, agar semua dapat bekerja lebih efektif bersama AI. Meski demikian, berbeda dengan edisi laporan 2023, laporan tahun ini tidak menyatakan bahwa sebagian besar teknologi, termasuk AI, diperkirakan akan "memberikan dampak positif bersih" terhadap jumlah pekerjaan.  Sebaliknya, WEF mencatat bahwa kemajuan AI dan energi terbarukan tengah mengubah pasar tenaga kerja dengan meningkatkan permintaan untuk banyak peran teknologi at...