Langsung ke konten utama

Temuan Terbaru untuk Mengatasi Sindrom Parkinson

Otak yang sudah mengalami pendewasaan sangat buruk dalam memperbaiki diri sendiri. Terlebih setelah mengalami kerusakan seperti yang disebabkan oleh trauma atau stroke maupun dari penyakit degeneratif seperti Parkinson. 

Stem cell, yang dapat beradaptasi tanpa henti dalam lingkungan apapun, memiliki potensi dapat memperbaiki saraf. Tetapi kerumitan otak yang kompleks menghalangi perkembangan perawatan klinis.



Dalam sebuah studi baru yang mendalami masalah ini, para peneliti dari Universitas Wisconsin-Madison mendemonstrasikan pengobatan stem cell dengan menggunakan tikus yang memiliki penyakit Parkinson.

Dalam studinya, para peneliti menemukan bahwa neuron yang bersal dari stem cell dapat berintegrasi dengan baik ke dalam wilayah otak dengan benar, terhubung dengan neuron asli serta memulihkan fungsi motorik.

Dengan melacak secara cermat nasib stem cell yang ditransplantasikan, para ilmuwan menemukan bahwa identitas sel-sel penghasil dopamin dalam kasus penyakit Parkinson menentukan hubungan yang mereka buat dan bagaimana fungsinya.



Ditambah dengan semakin banyaknya metode untuk menghasilkan lusinan neuron unik dari stem cell, para ilmuwan mengatakan bahwa terapi stem sel untuk saraf adalah sebuah potensi yang cukup besar. Namun dalam kasus ini diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menerjemahkan temuan dari tikus ke manusia.

Penelitian tentang sel saraf tersebut dilakukan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh ahli saraf UW-Madison Su-Chun Zhang yang telah menerbitkan temuannya pada 22 September di jurnal Cell-Stem Cell. Penelitian ini dipimpin oleh peneliti postdoctoral lab Zhang Yuejun Chen, Man Xiong dan Yezheng Tao, yang sekarang memegang posisi fakultas di China dan Singapura.

"Otak kita terhubung secara akurat oleh sel-sel saraf yang sangat terspesialisasi di lokasi tertentu sehingga kita dapat terlibat dalam semua perilaku kompleks kita," kata Zhang, yang juga profesor ilmu saraf dan neurologi di UW – Madison's Waisman Center. "Ini semua tergantung pada sirkuit yang dihubungkan oleh jenis sel tertentu," ucapnya.

Cedera saraf, sebut Zhang, biasanya memengaruhi wilayah otak tertentu atau jenis sel tertentu dan mengganggu sirkuit. Untuk mengobati penyakit itu, kita harus memulihkan sirkuit ini.

Untuk memperbaiki sirkuit tersebut pada model tikus Parkinson, para peneliti memulai dengan memanufer stem sel embrionik manusia untuk berdiferensiasi menjadi neuron penghasil dopamin, yang merupakan jenis sel yang mati pada penyakit Parkinson. 

Mereka mentransplantasikan neuron baru tersebut ke otak tengah tikus, wilayah otak yang paling terpengaruh oleh degenerasi Parkinson.

Beberapa bulan kemudian, setelah neuron baru memiliki waktu untuk berintegrasi di dalam otak, tikus menunjukkan peningkatan keterampilan motorik. 

Zhang dan timnya menemukan bahwa neuron yang ditransplantasikan tumbuh dan terhubung ke daerah kendali motorik di otak. Sel-sel saraf juga menjalin hubungan dengan daerah pengaturan di otak yang dimasukkan ke dalam neuron baru dan mencegahnya dari distimulasi berlebihan.

Kedua set koneksi menyerupai sirkuit yang dibangun oleh neuron asli. Hal ini hanya berlaku untuk sel penghasil dopamin. Eksperimen serupa dengan sel yang memproduksi neurotransmitter glutamat, yang tidak terlibat dalam penyakit Parkinson, tidak terlihat memperbaiki sirkuit motorik. Penemuan ini mengungkapkan pentingnya identitas neuron dalam memperbaiki kerusakan.



Baca juga:


Untuk akhirnya memastikan bahwa neuron yang ditransplantasikan telah memperbaiki sirkuit Parkinson yang rusak, para peneliti memasukkan sakelar on-and-off genetik ke dalam stem cell. Sakelar ini mengubah aktivitas sel ke atas atau ke bawah saat mereka terpapar obat perancang khusus dalam makanan atau melalui suntikan.

Ketika stem cell ditutup, perbaikan motorik tikus menghilang, menunjukkan bahwa stem cell sangat penting untuk memulihkan otak yang rusak akibat Parkinson. Percobaan ini menunjukkan bahwa teknologi sakelar genetik ini dapat digunakan untuk menyempurnakan aktivitas sel yang ditransplantasikan untuk mengoptimalkan pengobatan.

Kelompok Zhang dan peneliti lain telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mengembangkan metode untuk mengubah stem cell menjadi berbagai jenis neuron di dalam otak. Setiap penyakit atau cedera neurologis membutuhkan sel saraf khusus untuk diobati, tetapi rencana pengobatannya kemungkinan besar akan serupa.

Karya itu memiliki arti pribadi bagi Zhang. Sebagai seorang dokter dan ilmuwan, ia sering menerima surat dari keluarga yang putus asa untuk membantu mengobati gangguan saraf atau trauma otak. 



Zhang sendiri juga mengalami trauma sel saraf. Enam tahun lalu, Zhang mengalami kecelakaan sepeda dan lehernya patah. Ketika dia terbangun dalam keadaan lumpuh sebagian di rumah sakit, pikiran pertamanya adalah bagaimana stem cell yang telah dia teliti selama bertahun-tahun dapat membantunya pulih.

Saat ini Zhang sudah mulai pulih dan tetap merasa optimis dengan penelitiannya. Saat ini, Zhang dan timnya tengah menguji perlakuan serupa yang dilakukan pada primata, dan hal tersebut merupakan sebuah langkah menuju uji coba pada manusia.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

AMD Punya Potensi Tersembunyi di AI. Waktunya Beli Sahamnya?

Meski harga sahamnya turun 50 persen dalam enam bulan terakhir, AMD justru mulai menarik perhatian sejumlah investor yang melihat peluang tersembunyi di balik tren AI saat ini. Salah satunya adalah Yiannis Zourmpanos, yang percaya pasar terlalu terpaku pada lomba membuat model AI raksasa, sementara potensi bisnis sesungguhnya ada di sisi inference, proses menjalankan model AI tersebut. “Wall Street masih terpaku pada gemerlap AI training, padahal tambang emasnya justru di inference, dan AMD sudah menyiapkan jalannya,” ujar Zourmpanos, dikutip dari The Globe and Mail. Menurutnya, AMD tak perlu mengalahkan Nvidia secara langsung untuk bisa menang di pasar AI. Cukup menjadi first-choice alternative, opsi utama kedua setelah Nvidia, sudah bisa membuka peluang miliaran dolar. Terlebih, jika AMD mampu merebut 15-20 persen saja dari pasar inference AI, itu sudah cukup untuk menjadi ancaman nyata bagi dominasi Nvidia. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Sejumlah pemain besar seperti Microsoft, Len...

2027, Penduduk Bumi Kalah Dari Jumlah Smartphone

Menjelang akhir 2027 atau awal 2028, jumlah smartphone di dunia diprediksi akan melampaui populasi manusia. Laporan terbaru dari Techreport.com mengungkapkan bahwa pertumbuhan smartphone saat ini berjalan empat kali lebih cepat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk global.  Jumlah perangkat melonjak dari 5,9 miliar unit di 2020 menjadi 7,42 miliar per Januari 2025. Di balik lonjakan ini, perputaran uang di industri smartphone pun terus membesar. Dalam periode 2020–2024, total pendapatan global dari industri ini mencapai USD 2,3 triliun. Bahkan diperkirakan angka tahunan akan menembus USD 560 miliar pada 2029, seiring adopsi smartphone yang makin merambah ke pasar negara berkembang. Namun, di tengah pasar yang terus berkembang, peta persaingan pemain besar mulai bergeser. Samsung yang dulu dikenal sebagai raja volume pengapalan, kini berada dalam posisi terdesak. Pengapalan kuartalannya turun drastis dari 80,4 juta unit pada akhir 2020 menjadi hanya 51,7 juta di kuartal IV 2024, lev...

Ditemukan, Super Masif Black Hole Mendadak Menyala

Meski lubang hitam supermasif dipercaya bersemayam di pusat sebagian besar galaksi, sifat alaminya yang gelap dan jarang aktif membuatnya sulit diamati. Namun, kejutan datang dari galaksi tak dikenal SDSS1335+0728 di rasi Virgo, sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Setelah puluhan tahun tak menunjukkan tanda kehidupan, lubang hitam di pusat galaksi ini tiba-tiba menyala dan memancarkan semburan sinar-X misterius sejak 2019. Fenomena ini kemudian dijuluki ‘Ansky’. Awal aktivitas Ansky terdeteksi ketika galaksi ini tiba-tiba tampak lebih terang dalam pengamatan optik. Tim astronom segera melakukan observasi lanjutan menggunakan teleskop sinar-X Swift milik NASA, serta menelusuri data arsip dari teleskop eROSITA. Meski saat itu belum ada sinar-X terdeteksi, tanda-tanda besar mulai muncul pada Februari 2024. Tim yang dipimpin Lorena Hernández-García dari Universitas Valparaíso, Chile, menemukan kilatan sinar-X dari Ansky yang muncul berulang dengan pola nyaris teratur. Fenomena langka ...