IMEI atau International Mobile Equipment Identity adalah nomor yang dicantumkan ke perangkat yang terhubung lewat jaringan operator seluler. Ia terdiri dari 15 digit. Nomor tersebut digunakan sebagai identitas resmi yang dimiliki perangkat seperti handphone, komputer genggam ataupun tablet (HKT).
Adapun Centralized Equipment Identity Register atau yang disingkat CEIR merupakan suatu sistem atau mesin untuk menampung database IMEI. Tak hanya dari perangkat HKT di atas, ia juga menyimpan IMEI dari modem 3G/4G, mesin EDC seperti yang ada di kasir mini market, router dan perangkat jaringan lain yang menggunakan kartu SIM card dan terhubung ke jaringan operator.
Selain menampung database IMEI, mesin CEIR ini dirancang untuk mendeteksi nomor IMEI ponsel BM atau black market. CEIR juga menjadi acuan para operator seluler untuk memblokir ponsel yang tidak terdaftar dan hasil black market itu tadi.
Saat ini, beredar kabar bahwa bahwa database CEIR di Indonesia sedang overload atau penuh. Jika hal ini terjadi, kemungkinan besar pemblokiran ponsel black market akan dibuka sementara. Pasalnya, sejumlah produsen smartphone yang baru-baru ini merilis produk baru seperti Asus, Evercoss, Advan atau produsen lainnya, tidak bisa berjualan. Pasalnya, pembeli produk tersebut tidak bisa memakai smartphone barunya untuk telepon atau Internet.
Dikutip dari laman DetikINet, bahkan pengamat gadget Lucky Sebastian sampai menyarankan pembukaan blokir tersebut. “Sebaiknya pemblokirannya dibuka dulu untuk sementara waktu, di-loss dulu. Sampai selesai CEIR-nya," ungkap Lucky.
Menurutnya, cara paling mudah untuk mengatasi over kapasitas tersebut adalah dengan cara di di-loss atau dilepas terlebih dahulu, dan setelah masalah ditangani pemblokiran hanphone hasil black market dapat di blokir kembali seperti di-reset.
Cara ini, menurut Lucky, adalah cara yang paling mudah dan tak mengganggu industri telekomunikasi. Terlebih pada akhir tahun yang merupakan salah satu timing utama bagi industri tersebut untuk menggenjot penjualan.
Apalagi saat ini kondisi pandemi Corona membuat banyak orang beraktivitas di rumah atau work from home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan oleh siswa.
Ditakutkan, imbas dari overcapacity pada database CEIR akan lebih berisiko pada industri telekomunikasi. Di saat yang sama, Lucky berpendapat bahwa adanya overcapacity i
i juga karena kurangnya koordinasi antar instansi yang dianggapnya saling lempar tanggung jawab.
Baca juga:
- Tips Belanja Online di Promo 1010, Agar Kantong Tidak Jebol
- Pandemi Bikin Pasar Ponsel di Indonesia Merana, Turun 26%
- Daftar Aplikasi Berbahaya di Google Playstore
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sejauh ini memiliki
opsi tersendiri untuk memecahkan masalah tersebut. Salah satunya adalah
dengan melakukan pembersihan data IMEI, yaitu dengan mensortir data IMEI
yang aktif saja yang akan tetap disimpan di mesin CEIR.
Kementerian menghimbau produsen smartphone untuk mengupdate data IMEI yang mereka berikan pada pemerintah, hanya untuk IMEI perangkat yang benar-benar akan atau sudah dijual secara resmi di pasar Indonesia. Perangkat yang batal dipasarkan atau ditujukan untuk dijual di luar Indonesia, tidak dimasukkan ke dalam database.
Program pemblokiran IMEI untuk ponsel ilegal sebenarnya merupakan langkah yang baik, namun implementasi programnya terlihat kurang matang yang tercermin dari berbagai masalah yang hadir.
Penuhnya CEIR ini menyebabkan ketakutan juga di kalangan penjual produk. Jikalau suatu ponsel baru belum mendapatkan IMEI, maka ponsel tersebut tidak akan mendapatkan sinyal dari operator. Tentu saja hal ini berdampak besar bagi pemasukan perusahaan.
Kalau barang tidak terjual otomatis pabrik pun tidak bisa memproduksi barang baru. Toko tidak bisa menjual ponsel dan pabrik tidak memproduksi, tentu akan besar dampak pada kelangsungan bisnis.
Kabar terbaru, dikutip dari Bisnis Indonesia, dua produsen smartphone terkemuka tanah air yakni Evercoss dan Advan sudah merumahkan sebagian karyawannya akibat produk baru mereka ikut terblokir sehingga tidak bisa berjualan dan berimbas pada pemberhentian operasional pabrik.
Terlebih pembeli terkadang menyalahkan perusahaan jika ponselnya tidak berjalan karena semestinya padahal perusahaan telah mendaftarkan IMEI. Ya, semoga saja permasalah ini segera dikendalikan dan ditemukan solusinya.