Langsung ke konten utama

Review Asus VivoBook S13 S333

Bukan Asus namanya kalau tidak menghujani pasar global, termasuk di Indonesia dengan beragam produk terbarunya. Tak kalah dengan produsen smartphone yang merilis produk baru dalam kurun seminggu sekali, Asus pun demikian.

Meski begitu, berhubung Asus lebih fokus di produksi laptop, tentunya yang disebar terus-menerus ke pasaran adalah perangkat laptop untuk berbagai segmen. Salah satunya adalah segmen generasi muda yang butuh laptop ultra ringkas.


Salah satu model yang baru-baru ini diam-diam dirilis Asus ke pasaran Indonesia adalah seri VivoBook S13 S333J. Laptop seri ini pun tidak diluncurkan secara resmi seperti saudaranya VivoBook S14 S433 di awal 2020 lalu. Meski demikian, ia memiliki konsep yang sama. Hanya dalam form factor yang lebih ringkas.

Ada 2 model dengan 2 warna yang dihadirkan Asus. Berikut ini harga Asus VivoBook S13 S333 yang beredar secara resmi di pasaran Indonesia:

S333JQ-EG551T    i5-1035G1/MX350/8G/512G PCIe+32G TG/FHD/WHITE METAL/OPI     12.499.000
S333JQ-EG552T    i5-1035G1/MX350/8G/512G PCIe+32G TG/FHD/GREY METAL/OPI     12.499.000
S333JQ-EG751T    I7-1065G7/MX350/8G/512G PCIe+32G TG/FHD/WHITE METAL/OPI     14.499.000
S333JQ-EG752T    I7-1065G7/MX350/8G/512G PCIe+32G TG/FHD/GREY METAL/OPI     14.499.000


Nah, sebelum mulai membahas seperti apa performa yang diusungnya, ada baiknya kita mengintip sedikit apa yang ditawarkan oleh Asus pada laptop yang satu ini.

Desain
Sama seperti varian saudaranya yakni VivoBook S14 S433, Asus VivoBook S13 S333 ini ditujukan untuk pengguna generasi muda. Istilahnya, Gen Z. Pengguna di segmen ini cukup mementingkan urusan estetika, dan VivoBook seri yang kita bahas menyediakan semua itu.

Untuk menarik para remaja dan muda-mudi, VivoBook S keluar dari pola desain standar Asus dan sedikit memberi sentuhan yang merefleksikan gaya hidup masa kini pengguna yang dituju. Namun tidak seperti varian 14 inci yang tampil warna-warni, versi 13 inci hadir dengan piluhan warna putih dan abu-abu.

Yang paling kentara dari sisi desainnya, khususnya pada area keyboard adalah pada tombol enter.


Ya, pada tombol enter laptop ini, sama seperti varian VivoBook yang dirilis di 2020, menggunakan aksen warna kuning kehijauan, khas warna stabillo yang disebut Gen Z key. Tak hanya itu, Asus juga menyediakan sejumlah stiker untuk mendekorasi penampilan laptop ini agar menjadi lebih tampak muda, penuh visual dan anti mainstream.

Stiker-stiker tersebut juga dengan leluasa ditempelkan di bagian depan laptop untuk membedakan laptop penggunanya dengan laptop orang lain pada umumnya. Apalagi pada desain VivoBook 2020, Asus sudah menggeser logo Asus VivoBook sedikit ke arah kanan sehingga banyak ruang di sisi kirinya.

Penggunaan material aluminium pada chassis laptop ini membuat VivoBook S13 S333 menjadi tampak lebih trendy. Ya, demi meningkatkan status sosial penggunanya, Asus sudah meninggalkan material plastik pada seri laptop yang satu ini.

Fitur
Berkat material yang digunakan, laptop ini pun menjadi ringan bobotnya. Untuk seri 13 inci, beratnya hanya 1,2Kg saja dengan ketebalan hanya 1,49 centimeter. Artinya, ia dapat dengan mudah diselipkan ke dalam tas punggung bahkan tas selempang wanita. Tentunya ukuran tertentu.

Demi membuat dimensi laptop 13,3 inci ini menjadi lebih ringkas, Asus juga menggunakan fitur Three-sided NanoEdge display pada VivoBook S13 S333. Hanya bezel bawahnya saja yang sedikit lebar. Bezel atasnya sedikit tebal karena menampung HD webcam.

Dengan bezel tipis, laptop pun bisa dibuat dengan dimensi yang sangat kompak, yakni hanya 30,4x19,9 centimer. Meski begitu, ia tidak kekurangan jumlah port untuk konektivitas.


Di sisi kiri laptop, Anda akan menemukan sebuah port USB 3.2 Type-A, HDMI berukuran penuh, serta USB 3.2 Type-C.

Di sisi sebaliknya, masih ada port USB 2.0 Type-A, audio combo jack, serta slot microSD. Slot microSD ini cocok untuk pengguna milenial dan Gen Z yang sering menggunakan microSD karena memotret menggunakan smartphone kekinian mereka.


Jika Anda perhatikan, ketebalan laptop ini relatif ramping. Sayangnya, meskipun seri kekinian, namun VivoBook S13 S333 tidak diberikan fitur ErgoLift yang dapat membuat laptop terangkat saat pengguna sedang memakainya untuk mengetik.

Untungnya Asus menyediakan bantalan karet di bagian bawah laptop yang cukup tebal. Dengan demikian, ia bisa sedikit mengangkat posisi keyboard sehingga proses mengetik menjadi cukup nyaman bagi pergelangan tangan.

Selain mengetik, Asus juga memberikan kenyamanan lebih para pengguna laptop yang satu ini. Ya, mereka menghadirkan Touchpad berfitur multi-gesture yang cukup lebar. Bahkan lebarnya jauh lebih lebar dari tombol spacebar. Ini tentunya merupakan fitur yang memudahkan pengguna saat ia bekerja tanpa memakai bantuan mouse.

Berhubung touchpad-nya cukup lebar, Asus pun menempatkan fingerprint sensor di dalam area touchpad tersebut. Tak hanya untuk memudahkan proses login ke Windows tanpa harus mengetikkan PIN ataupun password, sensor fingerprint yang mendukung fitur Windows Hello ini pun berfungsi sebagai pengamanan ekstra agar hanya pemilik laptop yang bisa login ke Windows.

Kembali ke kenyamanan mengetik, anak muda yang doyan begadangan berkreasi sampai larut malam pun bisa tetap bekerja dengan nyaman. Keyboard pada Asus VivoBook S13 S333 sudah dilengkapi dengan backlit putih dengan tiga tingkat kecerahan cahaya.

Performa
Laptop ini sudah diperkuat pula oleh prosesor Intel Core generasi ke-10 yang dikombinasikan oleh grafis yang kuat yakni Nvidia MX350 untuk multitasking dan gaming ringan. Untuk terhubung ke jaringan dan Internet, ia mendukung konektivitas Wifi 6 (802.11ax) dan Bluetooth 5.0. Berikut ini spesifikasi teknis Asus VivoBook S13 S333:

Dari sisi spesifikasi, laptop yang satu ini sangat menggiurkan. Dengan ukurannya yang kompak, ia diperkuat oleh berbagai komponen pendukung berkinerja mantap. Sebut saja, prosesor Intel Core i7 berbasis Ice Lake yang sudah diproduksi dalam proses 10 nanometer.

Baca juga:


Ia merupakan prosesor empat core delapan thread yang kecepatan standarnya 1,3GHz. Rendah sekali? Ya benar. Ini sengaja agar prosesor sanggup menghemat energi saat laptop tidak bekerja keras. Tapi jangan tanya performanya saat dibutuhkan. Ia bisa bekerja hingga 3,9GHz.

Memori yang terpasang memang hanya 8GB. Namun demikian, konfigurasinya sudah dual channel memori. Sayangnya Asus hanya memasang RAM DDR4 2666MHz. Padahal chip prosesornya sendiri mendukung RAM DDR4-3200 bahkan LPDDR4-3733MHz.

Di sisi lain, dari sisi storage, Asus sudah menyediakan storage kencang 512GB M.2 PCie SSD lengkap dengan Intel Optane Memory untuk mendongkrak performa SSD-nya lebih lanjut. Demikian pula performa grafisnya.

Dibanding saudaranya VivoBook S14 S433 yang hanya menggunakan Nvidia GeForce MX250, model ini sudah menggunakan grafis lebih bertenaga yakni GeForce MX350. Sebagai gambaran, GeForce MX350 menawarkan peningkatan performa hingga 25 persen dalam kondisi ataupun aplikasi tertentu.

Berikut ini beberapa pengujian yang kami lakukan terhadap Asus VivoBook S13 S333JQ dengan aplikasi benchmark yang umum digunakan.



Performa prosesor Intel Core i7 Ice Lake ini cukup lumayan untuk ukuran prosesor hemat energi. Sebenarnya malah lebih dari lumayan. Dibanding Core i7-10710U yang pernah kami coba pada laptop Lenovo ThinkPad X1 Carbon, performa CPU pada laptop ini lumayan jauh lebih tinggi.

Demikian pula dari sisi performa sistem. Digunakan untuk menjalankan tugas-tugas esensial seperti browsing web atau video conference samapi produktivitas seperti pengolah kata atau spreadsheet, kinerjanya lebih gesit. Bagaimana performa grafis dan gaming?





Sebelum membahas performa 3D dan gaming, perlu dicatat. Nvidia GeForce MX350 pada laptop ini bukanlah GPU gaming grade. Ia memang menawarkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan integrated graphics milik Intel UHD ataupun Radeon RX Vega yang ada di prosesor AMD Ryzen series.

Meski menawarkan performa yang lebih baik, akan tetapi tetap saja. Ia bukan GPU untuk gaming, melainkan untuk multimedia, menopang video editing, ataupun galau gaming, ya gaming sederhana.

Dari benchmark yang kami lakukan, performa GPU Nvidia GeForce MX350 pada Asus VivoBook S13 S333 tentunya lebih baik dari Intel UHD graphics, Nvidia GeForce MX250, bahkan Radeon RX Vega 7 yang ada di VivoBook 14 M433.

Meski demikian, dalam aplikasi game berat seperti Final Fantasy XV di resolusi Full HD dan setting paling rendah pun, performa GPU masih kedodoran. Pada game Street Fighter V setting rendah pun belum mencapai 60fps yang menjadi standar.

Di game yang jauh lebih berat lagi seperti Shadow of the Tomb Raider, di resolusi Full HD dengan setting low, rata-rata ia hanya mendapatkan 12fps saja. Di game Battlefield 1, rata-rata ia hanya mencatat sekitar 11fps. Tidak playable.

Min, gimana kalau dipakai untuk bermain game sejuta umat, yakni Pro Evolution Soccer. Dengan kondisi seperti ini, kami coba instalasikan PES 2019. Hasilnya, dengan resolusi Full HD, ia hanya sanggup berjalan di belasan sampai mentok di 30fps. Playable? Juga tidak.

Ok, bagaimana dengan performa laptop keseluruhan? Jangan khawatir. Ngacir. Ia menggunakan SSD cepat yang didongkrak pula dengan tambahan Intel Optane memory. Hasilnya? Untuk kecepatan baca, ia bisa mencapai lebih dari 2100MBps dan menulis lebih dari 1600MBps. Untuk sebuah laptop mid-high, ini cukup kencang.

Penasaran, kami melihat jeroan laptop ini apakah Asus menyediakan slot ekspansi pada motherboard. Sayangnya, pada Asus VivoBook S13 S333JQ ini, opsi upgrade hanya tersedia bagi pengguna yang ingin menukar SSD M.2 yang digunakan ke kapasitas yang lebih besar atau performanya lebih tinggi.

Tidak tersedia opsi untuk menambah storage ataupun menambah kapasitas besaran RAM yang digunakan.

Terakhir, bagaimana dengan performa baterainya?

Dari pengujian, terbukti prosesor Intel Core generasi ke-10 Ice Lake dengan teknologi manufaktur 10 nanometer ini menjanjikan. Dengan setting brightness layar di 50%, terhubung ke Wifi dan menggunakan setting Best battery life, baterai 50WHrs di dalam laptop ini bisa memasok daya hingga 9 jam 30 menit jika diuji menggunakan PCMark 10 modern office.

Settting ini merupakan setting umum dan mensimulasikan kalau laptop digunakan untuk bekerja menggunakan aplikasi office, web ataupun video conferencing secara non stop. Hasilnya tentu cukup menggambarkan bahwa laptop ini memang sanggup bekerja seharian alias 8 jam kerja di kantor.


Kesimpulan
Sebagai laptop yang menyasar anak muda, Gen Z atau generasi milenial, laptop ini memang tidak murah. Versi yang kami coba kali ini dipasarkan di harga Rp14,499 juta. Akan tetapi, dengan harga segitu, pengguna akan mendapatkan laptop sangat ringkas, ringan, desain kekinian, dan performa kencang untuk proses kreatif.

Memang, ia tidak menawarkan performa gaming yang tinggi. Tetapi toh segmen yang dituju bukanlah ke arah sana. Kalau Anda fans berat Asus, mereka menyediakan seri TUF Gaming yang bisa ditebus di harga yang serupa dan pasti cocok untuk bermain game.Intinya , kalau Anda merasa laptop 14 inci terlalu besar, tetapi butuh laptop yang punya performa tinggi. Asus VivoBook S13 S333JQ ini merupakan salah satu pilihan yang tepat.



Postingan Populer

Cara Cek Chipset Smartphone Android Secara Akurat

Smartphone merupakan perangkat yang memiliki banyak komponen penting, seperti prosessor, memori internal dan eksternal, graphic processing unig (GPU) dan lainnya. Salah satu bagian terpentingnya adalah prosessor. Komponen prosessor sendiri terdiri dari chipset yang memiliki beberapa buah core dengan clock speed yang mungkin berbeda-beda, dan juga GPU. Cara cek chipset smartphone Android dapat dilakukan dengan beberapa metode. Kegiatan mengecek chipset sendiri perlu dilakukan dalam rangka mengetahui spesifikasi perangkat keras yang terdapat di dalam smartphone. Apakah sesuai dengan standar atau resmi. Selain itu, dengan melakukan pengecekan, kita dapat mencegah penipuan yang mungkin terjadi. Berikut ini cara cek chipset smartphone Android yang mungkin bisa Anda lakukan pula pada smartphone Android Anda: Cara Cek Melalui Menu Pengaturan Ini merupakan cara pertama yang bisa kamu lakukan. Langkah-langkahnya adalah: Buka menu pengaturan di smartphone Android Anda Pilih S...

Review Laptop OLED Murah Asus Vivobook Go 15 E1504

Anda yang bekerja di hadapan komputer seharian mungkin kerap mengalami kelelahan pada mata. Ini tentu hal yang wajar, mengingat demi menjaga kesehatan, mata kita perlu secara berkala istirahat sejenak, melihat pemandangan sekitar atau sekadar mengalihkan pandangan dari layar. Akan tetapi, bagi Anda yang sibuk dan punya setumpuk pekerjaan, meninggalkan layar laptop barang 10-15 menit bukanlah opsi. Apalagi kalau kita sedang di tengah meeting online yang sangat krusial. Atau malah Anda yang menjadi pemateri. Salah satu opsi untuk mengurangi mata lekas lelah saat bekerja adalah menggunakan laptop dengan layar yang lebih lebar dan yang penting, menggunakan panel OLED. Alasannya, layar lebih lebar akan membuat mata tidak harus terlalu dipicingkan untuk melihat teks di layar. Dan laptop OLED membuat mata lebih segar, karena mereduksi pancaran sinar biru yang berbahaya. Laptop OLED yang paling tepat untuk aktivitas seperti ini salah satunya adalah Asus Vivobook Go 15 OLED E1504. Selain murah,...

Intel Lepaskan Divisi Manufaktur Jika Teknologi Chip 18A Gagal

Intel mengungkapkan kemungkinan memisahkan divisi manufakturnya jika teknologi chip 18A yang direncanakan rilis tahun depan gagal memenuhi ekspektasi. Co-CEO sementara, Michelle Johnston Holthaus dan David Zinsner, menyatakan bahwa masa depan Intel sebagai perusahaan yang terintegrasi antara desain dan manufaktur kini tidak lagi pasti. Teknologi 18A menjadi taruhan besar Intel untuk mengembalikan dominasi di industri semikonduktor. Namun, perusahaan telah kehilangan nilai pasar lebih dari $100 miliar dan kalah bersaing dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) serta Nvidia, yang kini memimpin di pasar chip AI. Intel Foundry, divisi manufaktur perusahaan, telah dipersiapkan untuk beroperasi sebagai unit independen dengan dewan operasional dan sistem bisnis terpisah. Langkah ini menandai potensi pemisahan penuh dari Intel jika teknologi 18A tidak berhasil. Pemutusan hubungan dengan divisi manufaktur akan menjadi perubahan besar, mengingat model bisnis terintegrasi adalah cir...

Samsung Kurangi Ketergantungan pada Qualcomm

Samsung dilaporkan tengah mempersiapkan langkah besar dengan memperkenalkan chip Exynos 2600 pada lini Galaxy S26 mendatang. Langkah ini dilihat sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap prosesor Snapdragon buatan Qualcomm, yang selama ini menjadi andalan perangkat flagship Samsung. Menurut laporan dari akun @Jukanlosreve di X (sebelumnya Twitter) dan GSMArena, Galaxy S26 akan menandai kembalinya Samsung ke jajaran prosesor Exynos setelah sebelumnya menghadapi berbagai tantangan produksi dengan Exynos 2500. Akibat masalah yield, Samsung memilih untuk tidak menggunakan Exynos 2500 pada Galaxy S25, yang akan sepenuhnya bergantung pada prosesor Qualcomm Snapdragon 8 Elite. Namun, Exynos 2500 diperkirakan tidak sepenuhnya ditinggalkan. Chip ini mungkin akan digunakan untuk perangkat kelas menengah dan lipat seperti Galaxy Z Flip7 dan Flip FE. Sementara itu, Exynos 2600 yang lebih canggih direncanakan menjadi otak di balik lini Galaxy S26, memberikan peluang bagi Samsung untuk mengur...

Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos

Australia menjadi negara pertama di dunia yang memberlakukan larangan total bagi anak-anak di bawah 16 tahun untuk menggunakan media sosial. Undang-undang ini disahkan melalui Online Safety Amendment (Social Media Minimum Age) Bill 2024, yang bertujuan melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan anak-anak. Perdana Menteri Anthony Albanese, yang memperkenalkan RUU ini, menyatakan, “Kami ingin anak-anak Australia memiliki masa kecil yang utuh. Kami juga ingin orang tua merasa tenang.” RUU ini disahkan oleh Senat dengan suara 34 berbanding 19, setelah sebelumnya menerima dukungan mayoritas di House of Representatives. Undang-undang ini menetapkan denda hingga AU$50 juta bagi platform media sosial yang gagal mencegah akses oleh anak di bawah umur. Platform seperti TikTok, Instagram, Snapchat, X (sebelumnya Twitter), Reddit, dan Facebook akan terpengaruh oleh larangan ini. Namun, platform permainan, layanan pesan instan, serta situs tanpa akun seperti YouTube dikecualikan. Larangan ini ak...