Langsung ke konten utama

Xiaomi Rilis Produk IoT Miliknya, Mi Watch Revolve

Tidak hanya smartphone, kini Xiaomi pun telah melakukan ekspansi pengembangan produknya hingga perangkat elektronik rumah tangga, wearable, dan Internet of Things (IoT). Contohnya, akhir September lalu, Xiaomi India mengadakan acara secara online “Xiaomi Smarter Living Event 2021”, ditayangkan di YouTube resminya.

Sesuai namanya, dalam acara tersebut, Xiaomi lebih fokus untuk merilis produk-produk IoT. Di antaranya Mi Band 5 (yang hadir resmi di Indonesia dengan nama Mi Smart Band 5), sebuah smart speaker dan smartwatch yang cukup menarik, yaitu Mi Watch Revolve yang menjalankan sistem operasi khusus dari Xiaomi.



Sebagai informasi, Mi Watch Revolve merupakan penerus dari seri Mi Watch generasi pertama, yang sebelumnya telah diluncurkan pada November 2019 lalu.
 

Perangkat ini mengusung chipset dan berjalan di atas sistem operasi Proprietary wearable platform. Namun sayangnya, sampai saat ini, harga Xiaomi Mi Watch Revolve masih menjadi tanda tanya untuk pasar Indonesia.



Menurut informasi awal, pada saat kali pertama diperkenalkan, perangkat tersebut memiliki bentuk bulat berdimensi 53.3 x 46.2 x 11.4 mm (2.10 x 1.82 x 0.45 in) dengan teknologi AMOLED dan resolusi 454 x 454 piksel yang mampu menampilkan konten dengan jelas dan tajam dan memiliki berat mencapai 40 g (1.41 oz). 

Body-nya terbuat dari komponen Glass front (Gorilla Glass 3), stainless steel frame, plastic back dan hadir dalam varian warna Midnight Black, Chrome Silver.

Bagian tali (strap) smartwatch tersebut mengusung bahan poliuretan termoplastik, yang merupakan jenis plastik fleksibel. Uniknya, pengguna juga dapat menggonta-ganti bagian tali tersebut dengan jenis tali lainnya.



Baca Juga


Xiaomi juga telah membenamkan sistem operasi modifikasi sendiri pada perangkat yang satu ini sehingga dapat dengan efisien dalam mengonsumsi daya baterai. Dengan baterai 420mAh, Xiaomi  mengklaim bahwa Mi Watch Revolve mampu digunakan selama dua minggu dalam pemakaian normal.

Berkat baterai berkapasitas 420 mAh, untuk penggunaan dengan GPS non-stop, ia bisa tahan sampai 20 jam. Sementara pengisian dayanya memerlukan waktu kurang dari 2,5 jam.

Yang menarik, produk ini dapat dihubungkan ke ponsel berbasis Android dan iOS melalui koneksi Bluetooth. Sementara itu, pengguna bisa melakukan pengaturan, mengecek data aktivitas harian, dan mengubah Watch Face melalui aplikasi Xiaomi Wear.

Xiaomi menyediakan 117 mode penunjang olahraga dan fitur pemantau kesehatan yang tersedia pada Mi Watch Revolve. Beberapa di antaranya terdiri dari fitur perekaman saat berenang dan berlari, fitur pemantau detak jantung, dan pendeteksi tingkat oksigen dalam darah (SpO2).



Untuk daya tahan, Xiaomi mengklaim bahwa smartwatch ini mampu bertahan hingga kedalam 5ATM atau 50 meter sehingga dapat digunakan di aktivitas air tawar, seperti berenang. 

Dengan fitur dan spesifikasi yang ditawarkannya, Mi Watch Revolve dijual di India dengan harga 10.999 Rupee atau sekitar Rp2,22 juta. Menarik bukan?

Postingan Populer

Review Asus Vivobook Flip 14 (TP3407), Laptop Lipat Layar OLED, Baterai Awet

Dalam beberapa tahun terakhir, tipe laptop convertible semakin diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari para pelajar hingga kaum profesional. Fleksibilitas desain yang memungkinkan mode penggunaan berbeda, mulai dari mode laptop, stand, tenda hingga tablet, memberikan nilai tambah bagi pengguna dengan mobilitas tinggi. Selain itu, layar sentuh dan dukungan stylus semakin memudahkan aktivitas kreatif dan pencatatan digital, menjadikan laptop convertible pilihan ideal untuk produktivitas modern. Di sisi lain, daya tahan baterai menjadi faktor utama yang dipertimbangkan pengguna dalam memilih laptop. Dengan meningkatnya kebutuhan akan perangkat yang bisa bertahan seharian tanpa sering mengisi ulang daya, laptop dengan efisiensi daya tinggi semakin populer.  Asus Vivobook Flip 14 TP3407 hadir sebagai solusi yang menggabungkan desain convertible, layar OLED berkualitas tinggi, dan daya tahan baterai yang cukup andal. Untuk itu, mari kita sedikit mengupas apa yang ditawarkan Asus lewa...

Google PHK Ratusan Karyawan Divisi Android, Chrome dan Pixel

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali melanda industri teknologi global. Kali ini, Google menjadi sorotan setelah memecat ratusan karyawan dari divisi Android, Chrome, dan Pixel. Keputusan ini diambil setelah perusahaan melakukan restrukturisasi internal dengan menggabungkan tim Android dan Chrome ke dalam grup Pixel and Devices di bawah pimpinan Rick Osterloh pada 2024. Dalam pernyataan resminya, Google mengonfirmasi adanya "pengurangan pekerjaan" sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menjadi lebih gesit dan efisien. Meskipun tidak dijelaskan secara rinci tim mana saja yang terdampak, Google memastikan bahwa langkah ini tidak akan memengaruhi rencana produk yang telah disiapkan untuk tahun ini. PHK kali ini bukanlah yang pertama bagi Google. Pada 2023 lalu, perusahaan induk Alphabet tersebut juga memangkas hampir 6 persen dari total tenaga kerjanya secara global. Kala itu, alasan yang disampaikan serupa: menyesuaikan skala operasional dan meningkatkan fokus k...

Perang Dagang AS vs China, Taiwan Diuntungkan

Di tengah memanasnya perang tarif antara Amerika Serikat dan China, Beijing kembali mengambil langkah strategis untuk memperkuat rantai pasok semikonduktor domestiknya. Melalui asosiasi industri semikonduktor nasionalnya, China Semiconductor Industry Association (CSIA), pemerintah China merilis kebijakan baru yang membebaskan tarif impor hingga 125 persen untuk chip yang berasal dari Taiwan. Kebijakan ini diumumkan lewat pemberitahuan resmi yang beredar di media lokal. Dalam aturan tersebut, China akan menentukan country of origin untuk produk semikonduktor, khususnya untuk chip yang masih dalam bentuk packaged maupun unpackaged.  Dengan kebijakan ini, perusahaan-perusahaan yang mengandalkan chip dari luar AS, terutama dari Taiwan, akan terbebas dari potensi tarif tinggi yang sebelumnya mengancam. Langkah ini dinilai sebagai upaya China untuk mempertahankan dominasinya dalam rantai pasok global sekaligus menarik produsen chip tetap beroperasi di dalam negeri. Raksasa teknologi sepe...

Peneliti Kembangkan Permen Karet Penangkal Flu dan Herpes

Di tengah meningkatnya ancaman penyakit menular global, mulai dari COVID-19, H1N1, SARS, Ebola, Zika, hingga flu burung H5N1, penyakit virus umum seperti flu musiman dan herpes juga terus membebani sistem kesehatan dan ekonomi dunia.  Di Amerika Serikat saja, flu musiman menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari $11,2 miliar per tahun. Sementara itu, virus herpes simpleks-1 (HSV-1), yang menyebar terutama melalui kontak oral, menginfeksi lebih dari dua pertiga populasi dunia dan merupakan penyebab utama kebutaan infeksius di negara-negara Barat. Sayangnya, tingkat vaksinasi flu masih rendah, dan belum tersedia vaksin untuk HSV. Karena itu, diperlukan pendekatan baru yang menargetkan penurunan viral load di lokasi utama penularan, yaitu rongga mulut. Menjawab tantangan ini, para peneliti dari School of Dental Medicine University of Pennsylvania dan kolaborator dari Finlandia mengembangkan permen karet dari kacang Lablab purpureus yang mengandung protein antiviral alami bernama FRIL. S...

Bocoran: RTX 5060 Ti Bisa Jadi Masalah di PC Lama

Menjelang perilisan resmi Nvidia GeForce RTX 5060 Ti yang kabarnya akan tiba di minggu-minggu ini, sejumlah bocoran mulai bermunculan. Kali ini, situs VideoCardz mengunggah deretan gambar yang diklaim sebagai wujud akhir dari berbagai varian RTX 5060 Ti besutan MSI dan Asus. Menariknya, bocoran dari Asus hadir dalam bentuk teaser resmi untuk edisi khusus Hatsune Miku RTX 5060 Ti 8GB, sementara dari MSI, ada model Inspire 2X, Gaming, dan Gaming Trio. Inspire 2X masih menggunakan konektor daya 8-pin, sementara dua model lainnya sudah mengusung 16-pin. Namun, hal yang jadi perhatian adalah VideoCardz mencatat bahwa GPU ini menggunakan interface PCIe 5.0 x8 — artinya hanya tersedia 8 jalur, bukan 16 seperti kartu grafis mainstream kebanyakan. Apakah ini jadi masalah? Jawabannya: tergantung. Di sistem modern dengan motherboard PCIe 5.0, bandwidth 8 jalur sudah lebih dari cukup, bahkan untuk kartu grafis kelas menengah seperti RTX 5060 Ti. Di motherboard PCIe 4.0 pun, performa diperkirakan m...