Pandemi Covid-19 membuat kita menjalani kehidupan yang baru. Kita dituntut untuk lebih menjauhi tempat-tempat keramaian, bahkan untuk sekedar bekerja atau belajar. Kebiasaan lain yang berubah adalah cara kita berbelanja.
Saat ini kita mulai lebih beralih ke belanja online untuk kebutuhan rumah tangga dan makanan. Tentu saja kita jadi lebih sering memantau dan memainkan ponsel kita termasuk sosial media.
Kebiasaan baru ini ternyata memicu jumlah penipuan di platform media sosial, seperti Instagram meningkat lebih dari 50%. Angka ini menurut angka dari Action Fraud yang merupakan pusat pelaporan nasional kepolisian Inggris untuk penipuan dan kejahatan dunia maya.
Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan, Instagram menawarkan audiens yang besar dan menawan.
Sebuah laporan yang dikutip dari BBC merinci sebuah cerita tentang bagaimana seorang pria kehilangan £17.000 karena dirinya ditipu di platform Instagram.
Menurut Jonathan Reuben yang merupakan korban, dia diyakinkan untuk mendaftar program investasi setelah mengikuti seseorang di Instagram yang mengaku buatan sendiri.
Ruben awalnya mendapatkan keuntungan dari investasinya, tentu saja ini mendorongnya untuk memasukkan uang lebih banyak kedalam investasi bodong tersebut, dan akhirnya mengakibatkan dia kehilangan £17.000.
Jack Moore yang merupakan ahli dalam kejahatan di dunia maya berkata bahwa orang-orang kini ingin mempercayai dan menginginkan gaya hidup terutama orang-orang dewasa muda yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, mencari cara yang berbeda dan lebih baru untuk menghasilkan lebih banyak uang.
Namun apa daya jika itu penipuan, niatnya untung malah menjadi buntung. Untuk terhindar dari penipuan di media sosial khususnya Instagram, berikut ini adalah 9 penipuan di Instagram yang patut untuk dihindari.
1. Akun dengan Barang dan Merek Palsu
Merajalela di industri fashion, penipu dengan merek palsu menjajakan barang dan produknya. Bahkan terdapat 65 juta pos merek palsu pertahunnya menurut analisis dari Ghost Data. Tas, sepatu, dan pakaian adalah produk yang paling sering dipalsukan dengan merek seperti Louis Vuitton, Gucci, dan Nike.
Biasanya para pedagang merek palsu ini memberikan diskon eksklusif dan gratis. Akun merek palsu tersebut biasanya membeli like dan follower seta memposting secara konsisten sampai profil mereka tampak seperti aslinya. Hampir 20% dari semua postingan tentang produk fashion di Instagram menampilkan produk palsu.
Cara Menghindari
Jika Anda memutuskan untuk berbelanja di media sosial, periksa akunnya dengan cermat. Sebagian besar akun dengan merek asli akan terlebih dahulu diverifikasi oleh pihak platform. Lihat apa yang ditautkan oleh URL dan cari kesalahan eja yang aneh.
Berhati-hatilah dengan akun apa yang memposting dan seberapa sering. Apakah profilnya terlihat profesional? Gunakan akal sehat dan pikirkan dua kali ketika penjual menawarkan produk mahal dengan harga rendah atau memiliki istilah atau metode pembayaran yang aneh.
2. Penawaran Like dan Follower Gratis
Influencer dibayar oleh merek, olshop dan perusahaan untuk mempromosikan produk di profil media sosial mereka. Tentunya ini adalah bisnis yang sangat menguntungkan, semakin besar dan lebih terlibat pemirsa pada akun Instagram, semakin tinggi biaya endorse.
Karenanya, terkadang perusahaan yang "murah hati" menawarkan untuk mengirimi Anda pengikut atau suka yang gratis atau dengan harga yang sangat murah dengan harapan traffic di Instagram menjadi lebih banyak. Akun ini dipromosikan sebagai akun nyata, tetapi sebagian besar adalah akun otomatis palsu.
Sebagai influencer atau penjual di Instagram, tentu hal ini menggiurkan. Tetapi metode ini tidak akan membantu bisnis dalam jangka panjang. Jika ada lonjakan besar dalam jumlah pengikut terlihat ganjil, hal ini bisa jadi merupakan tanda bahaya bagi calon mitra.
Sebelum bekerja dengan influencer, sebuah merek biasanya selalu memeriksa pengikut akun dan suka untuk memastikan pemirsanya asli dan selaras dengan siapa yang mereka targetkan.
Untuk penjual online memang penting untuk memiliki banyak follower, tetapi pengguna palsu tidak akan membeli apa pun dari Anda. Alih-alih membeli lebih banyak pengikut, gunakan uang Anda untuk menargetkan audiens yang tepat. Selain itu membeli follower atau like juga melanggar aturan Instagram dan dapat mengakibatkan akun dicabut atau dibatasi.
3. Phising Melalui Email
Jika Anda menerima email mendesak atau pesan langsung yang mengaku dari Instagram, jangan klik tautannya. Pesan tersebut mungkin dari seseorang yang mau mencuri akun Anda atau dapat dikatakan Phising.
Nantinya target akan dibawa ke sebuah halaman web untuk memasukkan alamat email dan kata sandi, kemudian peretas memiliki semua yang dibutuhkan untuk mencuri akun. Dalam kasus ekstrim, beberapa scammer mengancam untuk memeras Anda dengan imbalan mengembalikan akun.
Cara Menghindari
Berhati-hatilah dengan komunikasi apa pun yang mengaku berasal dari Instagram. Periksa alamat email pengirim dengan sangat hati-hati. Aktifkan autentikasi dua faktor, yang berarti bahwa meskipun sandi Anda sudah disusupi, penguna akan memerlukan kode sekunder untuk masuk ke akun Instagram untuk perlindungan ekstra.
4. Money Flipping dengan Peluang Investasi
Skema investasi palsu adalah penipuan online populer lainnya. Seseorang mengirim pesan langsung kepada Anda, menjanjikan pembayaran besar dengan investasi minimal, mungkin menggunakan kata kunci seperti bitcoin atau cryptocurrency yang sedang trending akhir-akhir ini.
Mereka kemudian menggunakan bukti media sosial dan menunjukan testimoni palsu tentang profit dengan waktu yang singkat. Penipuan investasi ini tentu saja tidak akan membuat Anda kaya dalam sekejab, yang ada Anda rugi.
Contoh Akun Money Flipping |
Cara Menghindari
Sederhananya, Anda dapat menghindari scam semacam ini dengan tidak menanggapi permintaan uang dari orang yang tidak dikenal. Sebelum mengirim apa pun, selalu periksa kredensial perusahaan keuangan misalnya terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Lakukan penelusuran Google sederhana untuk perusahaan yang menghubungi Anda. Meskipun profilnya telah hilang, korban sebelumnya mungkin telah memposting tentang penipuan di platform lain seperti Twitter atau Facebook.
5. Giveaway Palsu
Giveaway sebenarnya merupakan taktik pemasaran yang sah. Tapi masih saja ada hal tipu-menipu dalam hal ini. Satu-satunya tujuan mereka adalah mengumpulkan informasi pribadi atau membuat Anda mengikuti akun mereka.
Akun tersebut mungkin merupakan akun promosi giveaway atau toko yang baru saja dibuka. Give away umumnya membutuhkan kesediaan Anda untuk berkomentar, memfollow, berbagi dan like yang nantinya salah satu pengguna menjadi pemenangnya. Hadiahnya beragam mulai dari barang sampai jasa.
Perhatikan akun yang mempromosikan giveaway dengan hati-hati - apakah akun tersebut memiliki banyak pengikut yang tampak asli? Apakah akun tersebut memposting secara teratur? Apakah profilnya lengkap? Apakah ada pemenang sebelumnya? Selalu periksa syarat dan ketentuan yang sah untuk giveaway dan jangan pernah membayar untuk mengklaim hadiah atau untuk pengirimannya.
Biasanya giveaway betulan tidak akan memaksa Anda untuk melakukan hal yang tidak diinginkan dan sifatnya pribadi.
Baca juga:
- 5 Aplikasi Pembuat Story Instagram dan Twitter Terbaik di Android
- URL Link Shortenenr Terbaik
- Tips Agar Tidak Tertipu Penjual Voucher Game dan Diamond Palsu
6. Tawaran Pekerjaan Palsu
Pembuat konten dan influencer biasanya akan digerubungi oleh beberapa tawaran pekerjaan yang melibatkan suatu projek. Nantinya mereka akan diarahkan untuk melakukan pemotretan atau lainnya. Namun, para korban menginvestasikan uang besar untuk dapat bergabung
Para penipu biasanya telah mengumpulkan detail kehidupan pribadi Anda untuk membangun hubungan dengan Anda dan membuat penawaran yang terlihat autentik dan memikat. Email penipu biasanya mengaku berasal dari selebriti terkenal dan investor untuk membuat Anda bersemangat tentang proyek yang mereka jalankan tersebut.
Mereka bahkan memberikan rencana perjalanan dan perjanjian kerahasiaan yang palsu namun terperinci. Para penipu ini berusaha keras, termasuk melakukan beberapa panggilan kepada Anda, untuk membuat undangan mereka tampak sah.
Cara Menghindari
Percaya instingmu. Sebagian besar korban mengatakan mereka mengabaikan kecurigaan mereka karena tawaran yang diberikan terdengar seperti kesempatan yang bagus. Jika kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, mungkin saja itu penipuan. Baca semua dokumen hukum dengan hati-hati untuk kelalaian dan kesalahan eja, mintalah referensi, dan pikirkan dua kali tentang proyek apa pun yang memerlukan biaya prabayar.
7. Kursus Dengan Ilmu Yang Abal-abal
Terpikat oleh janji untuk menjadi sukses, calon blogger dan influencer dipikat dan secara sengaja membuang-buang uang untuk kelas master dan lokakarya palsu atau tidak berguna yang diajarkan oleh influencer lain yang lebih sukses.
Seorang yang disebut ahli menawarkan kursus atau kelas berbasis biaya baik online atau dalam kehidupan nyata. Setelah biaya dikumpulkan, janji-janji seperti akses langsung ke guru dipenuhi dengan sejumlah alasan atau tidak ada. Dalam kasus lain, konten kelas ternyata isinya tidak memuaskan, membuat peserta merasa kecewa dan tertipu.
Cara Menghindari
Ada banyak kursus pemasaran media sosial yang sah di luar sana dan memang beberapa dijalankan oleh influencer yang sukses. Dalam hal ini Anda harus memeriksanya dengan hati-hati. Mintalah testimoni dari peserta sebelumnya dan ringkasan modul pembelajaran.
Tidak ada peluru perak untuk menjadi sukses di Instagram, jadi jika Anda ingin membangun bisnis online, bersiaplah untuk menyingsingkan lengan baju dan lakukan pekerjaan itu secara serius. Berhati-hatilah dengan apa pun yang mengklaim dapat membuat follower Instagram cepat atau membuat Anda menjadi influencer dalam semalam.
8. Phishing melalui Direct Message
Penipu akan menghubungi Anda melalui Direct Message Instagram dan memberitahu jika Anda telah berbuat kesalahan atau tindakan kriminal. Mereka akan memberikan tautan. Saat Anda mengklik link untuk memeriksa, Anda akan diarahkan ke halaman yang tampak seperti halaman login untuk Instagram.
Segera setelah Anda memasukkan kata sandi, peretas memiliki informasi akun Anda, yang dapat mereka gunakan untuk apa pun yang mereka suka, termasuk mengirim pesan kepada orang lain melalui akun Anda.
Halaman web yang tampak seperti asli namun palsu |
Cara Menghindari
Jangan mengklik link dari orang yang tidak Anda kenal dan selalu mengaktifkan autentikasi dua faktor. Web kriminal ini biasanya memiliki tampilan hyperlink yang menyerupai tampilan asli. Jangan pernah ketikan password dan email Anda di situs tersebut
9. Promosi Merek Palsu
"Sponcon" (konten bersponsor) menjadi begitu umum, hampir tidak mungkin untuk mengetahui mana yang nyata dan mana yang tidak. Mungkin penipuan terakhir ini tidak berimbas langsung kepada Anda secara finansial. Penipu jenis ini biasanya ada di kalanagan para influenser yang mengadi-ngadi telah dipromosikan oleh suatu merek terkenal. Wah ada-ada saja ya.
Praktik ini lebih berimbas pada merek yang dianggap mengsponsori penipu. Bisa saja merek tersebut tercoreng dengan adanya duta palsu tersebut. Cara menghindarinya adalah dengan mencari referensi yang lebih kredibel tentang duta dari suatu produk terkenal.
Kesimpulannya
Penjahat sering menggabungkan teknologi baru dengan trik lama untuk membuat orang mengirim uang atau memberikan informasi pribadi. Perhatikan baik-baik akun, postingan maupun pesan yang dikirimkan.
Jika ditemukan ketidakkonsistenan dalam alamat email atau hyperlink, kesalahan ejaan atau tata bahasa, permintaan yang aneh dan urgensi yang pura-pura. Pikirkan dua kali tentang tautan yang Anda klik, pesan yang tidak jelas dan umum, atau permintaan informasi sensitif.