Langsung ke konten utama

97% Ekosistem Daratan di Bumi Dipengaruhi Manusia

Siapa sangka, hanya antara 2% dan 3% ekosistem di permukaan bumi yang dapat dianggap merupakan ekosistem yang alami secara ekologis? Hal tersebut diungkapkan sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Frontiers in Forests and Global Change. 

Persentase ekosistem alami ini secara drastis lebih rendah dari penilaian sebelumnya, yang memperkirakan antara 20% dan 40% merupakan ekosistem alami.


Angka yang rendah tersebut memperhitungkan hilangnya spesies dari habitat asli serta berkurangnya populasi spesies dalam suatu ekosistem. Di saat yang sama, fokus restorasi spesies tertentu di habitat alami dapat memulihkan integritas ekologis hingga sekitar 20% lahan.

Lebih dari 30 tahun yang lalu, kawasan hutan belantara atau kawasan alami belum banyak dimodifikasi oleh manusia. Kawasan ini selanjutnya diidentifikasi sebagai prioritas tindakan konservasi dan perlindungan.


Baru belakangan ini ada dorongan untuk menentukan cara mengukur alam liar, dengan fokus pada habitat yang alami. Keutuhan ekosistem alam juga telah diakui oleh Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati sebagai tujuan penting dalam kerangka keanekaragaman hayati global pasca 2020. 

"Kami tahu habitat alami yang utuh semakin hilang dan nilai habitat tersebut telah dibuktikan baik untuk keanekaragaman hayati maupun manusia," ungkap Dr. Andrew Plumptre dari Key Biodiversity Area Secretariat di Cambridge, penulis utama studi tersebut.

Studi ini menemukan bahwa sebagian besar hilangnya habitat alami adalah karena banyak species yang diburu oleh manusia, atau hilang karena spesies alien atau penyakit invasif. Spesies alien merupakan spesies yang tumbuh subur atau berkembang biak secara baik namun bukan berasal dari habitat tersebut yang kemudian mengganggu keseimbangan habitat.

Mendefinisikan keutuhan habitat
Saat ini, tidak ada definisi umum tentang keutuhan dalam habitat dalam cakupan ekologi. Penilaian sebelumnya, yang berfokus pada pemetaan pengaruh manusia pada keutuhan habitat, membuat peta dampak antropogenik yang secara independen memperkirakan bahwa antara 20% dan 40% permukaan daratan planet ini tetap bebas dari gangguan besar manusia seperti pemukiman manusia, jalan, dan cahaya dan polusi suara.

Penggambaran Habitat utuh yang terdegradasi (sumber, Researchgate)

Dalam studi baru, Plumptre dan rekannya mengambil pendekatan berbeda. Alih-alih berfokus pada dampak manusia, mereka membuat pelingkupan situs Kriteria C dari Area Keanekaragaman Hayati Utama, yang menyatakan bahwa komunitas ekologi utuh memiliki spesies lengkap yang diketahui ada di lokasi tertentu dalam kelimpahan alaminya, relatif terhadap tolok ukur yang sesuai secara regional.


Baca juga:


Sebagai patokan, penulis memilih tahun 1500M, karena ini adalah tanggal dasar untuk menilai kepunahan spesies dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN. 

Selain keutuhan habitat, penulis juga menilai keutuhan fauna yaitu tanpa kehilangan spesies hewan dan keutuhan fungsional tidak ada hilangnya kepadatan hewan di bawah tingkat yang akan mempengaruhi fungsi ekosistem yang sehat.

Memulihkan habitat yang utuh
Para penulis menemukan bahwa hanya antara 2% hingga 3% permukaan Bumi yang memenuhi syarat penelitiannya. 10 kali lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. 

Yang mengkhawatirkan, hanya 11% dari tempat yang diukur merupakan kawasan lindung. Banyak dari kawasan yang teridentifikasi bertepatan dengan wilayah yang dikelola oleh masyarakat adat, yang memainkan peran penting dalam pemeliharaannya. 

Menurut para peneliti, area yang diidentifikasi secara fungsional utuh di antaranya adalah Siberia timur dan Kanada utara untuk bioma boreal dan tundra, bagian dari hutan tropis lembah Amazon dan Kongo, dan gurun Sahara.


Namun dari hasil penelitian ini diketahui bahwa 20% dari permukaan daratan planet ini masih dapat dikembalikan ke keutuhan faunanya melalui reintroduksi dengan beberapa spesies yang tersisa yang dimasukan ke dalam habitat tersebut.

Hasil dari penelitian ini di masa depan diharapkan dapat mengidentifikasi kawasan di bawah Kriteria C yang membantu memusatkan perhatian pada tempat konservasi dan restorasi. Habitat yang utuh memiliki manfaat penting bagi satwa liar dan manusia, sehingga habitat tersebut harus dijaga dan dilindungi serta direstorasi jika diperlukan.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

2027, Penduduk Bumi Kalah Dari Jumlah Smartphone

Menjelang akhir 2027 atau awal 2028, jumlah smartphone di dunia diprediksi akan melampaui populasi manusia. Laporan terbaru dari Techreport.com mengungkapkan bahwa pertumbuhan smartphone saat ini berjalan empat kali lebih cepat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk global.  Jumlah perangkat melonjak dari 5,9 miliar unit di 2020 menjadi 7,42 miliar per Januari 2025. Di balik lonjakan ini, perputaran uang di industri smartphone pun terus membesar. Dalam periode 2020–2024, total pendapatan global dari industri ini mencapai USD 2,3 triliun. Bahkan diperkirakan angka tahunan akan menembus USD 560 miliar pada 2029, seiring adopsi smartphone yang makin merambah ke pasar negara berkembang. Namun, di tengah pasar yang terus berkembang, peta persaingan pemain besar mulai bergeser. Samsung yang dulu dikenal sebagai raja volume pengapalan, kini berada dalam posisi terdesak. Pengapalan kuartalannya turun drastis dari 80,4 juta unit pada akhir 2020 menjadi hanya 51,7 juta di kuartal IV 2024, lev...

AMD Punya Potensi Tersembunyi di AI. Waktunya Beli Sahamnya?

Meski harga sahamnya turun 50 persen dalam enam bulan terakhir, AMD justru mulai menarik perhatian sejumlah investor yang melihat peluang tersembunyi di balik tren AI saat ini. Salah satunya adalah Yiannis Zourmpanos, yang percaya pasar terlalu terpaku pada lomba membuat model AI raksasa, sementara potensi bisnis sesungguhnya ada di sisi inference, proses menjalankan model AI tersebut. “Wall Street masih terpaku pada gemerlap AI training, padahal tambang emasnya justru di inference, dan AMD sudah menyiapkan jalannya,” ujar Zourmpanos, dikutip dari The Globe and Mail. Menurutnya, AMD tak perlu mengalahkan Nvidia secara langsung untuk bisa menang di pasar AI. Cukup menjadi first-choice alternative, opsi utama kedua setelah Nvidia, sudah bisa membuka peluang miliaran dolar. Terlebih, jika AMD mampu merebut 15-20 persen saja dari pasar inference AI, itu sudah cukup untuk menjadi ancaman nyata bagi dominasi Nvidia. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Sejumlah pemain besar seperti Microsoft, Len...

Ditemukan, Super Masif Black Hole Mendadak Menyala

Meski lubang hitam supermasif dipercaya bersemayam di pusat sebagian besar galaksi, sifat alaminya yang gelap dan jarang aktif membuatnya sulit diamati. Namun, kejutan datang dari galaksi tak dikenal SDSS1335+0728 di rasi Virgo, sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Setelah puluhan tahun tak menunjukkan tanda kehidupan, lubang hitam di pusat galaksi ini tiba-tiba menyala dan memancarkan semburan sinar-X misterius sejak 2019. Fenomena ini kemudian dijuluki ‘Ansky’. Awal aktivitas Ansky terdeteksi ketika galaksi ini tiba-tiba tampak lebih terang dalam pengamatan optik. Tim astronom segera melakukan observasi lanjutan menggunakan teleskop sinar-X Swift milik NASA, serta menelusuri data arsip dari teleskop eROSITA. Meski saat itu belum ada sinar-X terdeteksi, tanda-tanda besar mulai muncul pada Februari 2024. Tim yang dipimpin Lorena Hernández-García dari Universitas Valparaíso, Chile, menemukan kilatan sinar-X dari Ansky yang muncul berulang dengan pola nyaris teratur. Fenomena langka ...