Langsung ke konten utama

Chromebook dengan 4G LTE Segera Beredar. Harganya?

Kabar gembira buat Anda yang tinggal di kawasan yang jauh dengan jaringan Internet via wifi. Dalam waktu dekat, kita akan bisa menikmati perangkat komputer yang mampu terhubung ke Internet di manapun.

Ya, sejak tahun lalu, pemerintah telah mengungkapkan ambisi mereka untuk memproduksi perangkat Chromebook di dalam negeri. Yang menarik, pada Maret 2022 ini, ambisi itu tampaknya mulai terwujud.


Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah resmi meluncurkan perangkat Chromebook dengan dukungan jaringan 4G LTE. Perangkat yang menggunakan merek Libera Merdeka Chromebook C150 ini diklaim sebagai Chromebook pertama yang diproduksi di dalam negeri. 

Tapi jangan terburu-buru dulu, perangkat tersebut disebut baru akan mulai dijual di Indonesia pada kuartal kedua 2022 atau sekitar periode April-Juni 2022.


Dalam keterangan resmi di situs Kemenperin, perangkat Chromebook 4G LTE pertama tersebut berhasil diproduksi di bawah ekosistem Indonesia Manufacturing Center Elektronika dan Telematika (IMC-ET).

Sebagai informasi, IMC-ET sendiri adalah ekosistem hasil kolaborasi Kemenperin dengan beberapa stakeholder yang terlibat dalam pengembangan perangkat teknologi tersebut.

Sebut saja, di dalamnya ada PT Tata Sarana Mandiri (TSM), Qualcomm, Google, PT Sat Nusapersada, dan PT Libera Technologies Indonesia.

Menurut Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, pihaknya memberikan apresiasi terhadap keberhasilan dari sinergi tersebut sehingga bisa memproduksi Chromebook 4G LTE pertama yang didesain dan diproduksi di Indonesia.

Secara total, tingkat kandungan dalam negeri atau komponen lokal (TKDN) laptop ini ada di atas 40 persen.

Hal serupa diungkapkan oleh Yovita Bellina, Chairwoman Tata Sarana Mandiri. Pihaknya mengatakan, Chromebook 4G LTE yang mereka persiapkan tersebut telah dilengkapi dengan modul selular 4G-LTE bawaan alias tertanam (built-in).

TSM juga mengatakan, selain versi 4G LTE, mereka juga akan akan memproduksi Chromebook versi WiFi-only. Kedua model tersebut digadang-gadang akan menggunakan chipset Snapdragon 8-inti bikinan Qualcomm.

“Kedua perangkat ini akan dipasarkan dengan nama Libera Merdeka Chromebook C150 untuk versi 4G LTE+WiFi, dan Chromebook C120 untuk versi WiFi-only,” sebut Yovita. “Kedua produk ini akan mulai beredar di pasar pada kuartal II tahun 2022,” ucapnya.


Baca juga:


Sebagai informasi, untuk mencapai nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen, Chromebook 4G LTE ini diklaim diproduksi secara CKD (completely knock down).

CKD sendiri adalah istilah yang artinya bahwa perangkat atau produk yang bersangkutan diimpor dalam keadaan komponen-komponennya yang utuh dan lengkap, namun belum dirakit alias masih dalam kondisi terpisah.

Meski komponennya masih impor, alat Catu Daya (AC Powered Adapter/Charger) didesain secara penuh oleh TSM dan diproduksi di Indonesia untuk mendukung pasokan rantai ekosistem industri lokal.


Dalam keterangan tertulis, Kemenperin tidak menyertakan spesifikasi berikut harga Libera Medeka Chromebook C150 yang diklaim jadi perangkat Chromebook pertama buatan dalam negeri. Namun spesifikasi dan harga Libera Medeka Chromebook C150 telah terpampang di katalog elektronik (e-katalog) di situs milik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP).

Yang menarik, Libera Merdeka Chromebook C150 bakal dijual dengan harga Rp 8,35 juta. Dengan harga tersebut, perangkat itu memiliki spesifikasi seperti Layar 11,6 inci, prosesor Qualcomm Snapdragon 7C berkecepatan 2,4GHz serta dilengkapi RAM 4GB dan storage eMMC 32GB.

Ia hadir dengan sistem operasi Google Chrome OS. Dan selain konektivitas 4G LTE, ia juga mendukung WiFi 802.11 ac dan Bluetooth 5.0. Menarik bukan guys?

Postingan Populer

Review Asus Vivobook Flip 14 (TP3407), Laptop Lipat Layar OLED, Baterai Awet

Dalam beberapa tahun terakhir, tipe laptop convertible semakin diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari para pelajar hingga kaum profesional. Fleksibilitas desain yang memungkinkan mode penggunaan berbeda, mulai dari mode laptop, stand, tenda hingga tablet, memberikan nilai tambah bagi pengguna dengan mobilitas tinggi. Selain itu, layar sentuh dan dukungan stylus semakin memudahkan aktivitas kreatif dan pencatatan digital, menjadikan laptop convertible pilihan ideal untuk produktivitas modern. Di sisi lain, daya tahan baterai menjadi faktor utama yang dipertimbangkan pengguna dalam memilih laptop. Dengan meningkatnya kebutuhan akan perangkat yang bisa bertahan seharian tanpa sering mengisi ulang daya, laptop dengan efisiensi daya tinggi semakin populer.  Asus Vivobook Flip 14 TP3407 hadir sebagai solusi yang menggabungkan desain convertible, layar OLED berkualitas tinggi, dan daya tahan baterai yang cukup andal. Untuk itu, mari kita sedikit mengupas apa yang ditawarkan Asus lewa...

Microsoft Tunda Proyek Data Center, Termasuk di Indonesia

Microsoft dikabarkan menunda berbagai proyek pembangunan pusat data di beberapa wilayah dunia, termasuk Indonesia, Inggris, Australia, dan sejumlah negara bagian di AS. Langkah ini disebut sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap rencana ekspansi pusat data untuk mendukung layanan cloud dan kecerdasan buatan (AI). Sebagai pemimpin dalam layanan AI berkat kemitraannya dengan OpenAI, keputusan Microsoft menjadi sorotan para investor. Mereka mempertanyakan apakah langkah ini mencerminkan tantangan konstruksi seperti pasokan daya dan material, atau justru menandakan penurunan permintaan layanan AI. Beberapa proyek yang ditunda termasuk pengembangan di Jakarta dan ekspansi di Wisconsin, lokasi yang sebelumnya dikunjungi Presiden AS Joe Biden. Di Inggris, Microsoft juga menghentikan negosiasi untuk menyewa pusat data yang dirancang untuk chip AI Nvidia. Sementara itu, di North Dakota, pembicaraan Microsoft dengan penyedia fasilitas juga gagal mencapai kesepakatan. Microsoft mengakui ...

Tarif Baru AS Guncang Industri Teknologi Eropa

Presiden Donald Trump kembali memicu ketegangan dagang global dengan menerapkan tarif 20 persen untuk impor teknologi dari Uni Eropa, dua kali lipat dari tarif untuk Inggris dan hanya sedikit lebih ringan dari tarif 32 persen untuk Swiss.  Langkah ini langsung mengguncang ekosistem teknologi Eropa, dari produsen perangkat keras hingga startup berbasis layanan. Perusahaan teknologi memperingatkan dampak besar, mulai dari gangguan rantai pasokan, lonjakan biaya produksi, hingga potensi mandeknya aliran modal ventura. Louis Fearn dari InMotion Ventures menyebut kebijakan ini memaksa banyak startup untuk mengevaluasi kembali lokasi kantor pusat mereka dan mencari pasar alternatif. Bagi perusahaan seperti HappyOrNot asal Finlandia yang mengandalkan pasar AS untuk setengah dari pendapatannya, dampaknya sangat terasa. CEO Miika Mäkitalo bahkan mempertimbangkan memindahkan produksi ke Amerika Serikat. Bahkan startup yang tidak menjual produk fisik ikut terdampak. CEO fintech Okoora asal Sw...

Tarif Impor Aluminium Jadi 25%. Harga GPU dan Casing PC Terancam Naik

Pengenaan tarif impor aluminium sebesar 25% oleh Presiden Donald Trump menimbulkan kekhawatiran dalam industri perangkat keras PC. Kebijakan ini berpotensi menaikkan harga kartu grafis dan casing desktop, memperburuk kondisi pasar yang sudah sensitif terhadap inflasi. Sebagai gambaran, aluminium merupakan material utama dalam pembuatan casing PC dan berbagai komponen GPU. Dengan meningkatnya biaya produksi akibat tarif baru ini, harga ritel diperkirakan akan naik.  Kekhawatiran akan naiknya harga tersebut pertama kali muncul di forum Reddit, di mana seorang pengguna mengklaim bahwa tarif tambahan membuat biaya impor GPU pusat data melonjak. Namun, unggahan tersebut segera dihapus oleh moderator. Di sisi lain, CEO Falcon Northwest, Kelt Reeves, mengonfirmasi bahwa perusahaannya telah merasakan dampak tarif baru tersebut. “Kami mengira tarif hanya berlaku untuk aluminium mentah dan baja, bukan produk jadi seperti casing PC,” ujar Reeves. Kebijakan ini ternyata juga mencakup produk tu...

Intel dan TSMC Jajaki Dirikan Perusahaan Patungan

Dua raksasa industri semikonduktor global, Intel dan TSMC, dilaporkan tengah menjajaki pembentukan perusahaan patungan (joint venture) untuk mengoperasikan fasilitas manufaktur chip milik Intel. Kabar ini pertama kali diungkap oleh The Information dan diperkuat oleh laporan TechCrunch pada Kamis (3/4) lalu. Dalam skema awal yang dikabarkan, TSMC akan memiliki 20 persen saham, sementara sisanya dipegang oleh Intel. Menariknya, TSMC tidak akan menyuntikkan modal tunai, melainkan berkontribusi melalui transfer keahlian teknis dan pelatihan kepada karyawan Intel. Pendekatan ini membuka peluang sinergi unik antara kekuatan produksi TSMC dan sumber daya Intel. Langkah ini muncul tak lama setelah Lip-Bu Tan ditunjuk sebagai CEO Intel. Sosok investor dan pengusaha ternama ini dikenal berani melakukan manuver strategis, dan kemitraan dengan TSMC bisa menjadi bagian dari upaya transformasi besar-besaran di tubuh Intel. Dari sisi geopolitik, pemerintahan Donald Trump dikabarkan juga membuka jalur...