Langsung ke konten utama

Mikroba Langka Ditemukan, Kandidat Antibiotik Baru

Kebutuhan akan antibiotik jenis baru melonjak. Hal ini disebabkan oleh resistensi obat dan infeksi yang muncul telah menjadi ancaman kesehatan global yang semakin serius. 

Saat ini para peneliti berlomba untuk memeriksa kembali mikroba tertentu yang berfungsi sebagai salah satu sumber terapi antibiotik. Dan di antara mikroba yang paling sukses sebagai sumber terapi antibiotik adalah dari fillum Actinomycetes.


Para ilmuwan di Universitas Washington di St. Louis dan Universitas Hawaii menemukan kandidat potensial untuk pengembangan obat dari salah satu jenis mikroba tersebut, yakni bakteri tanah yang dikenal sebagai Lentzea flaviverrucosa. 



Para peneliti melaporkan temuan mereka dalam sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan minggu 11 April di Prosiding National Academy of Sciences.


"Aktinomycetes langka ini merupakan sumber senyawa bioaktif baru yang kurang dieksploitasi," kata Joshua Blodgett yang merupakan asisten profesor biologi di Arts & Sciences, penulis koresponden studi baru. "Pendekatan berbasis genomik memungkinkan kami untuk mengidentifikasi peptida yang tidak biasa untuk upaya desain obat di masa depan," ucapnya.

Actinomycetes menghasilkan senyawa bioaktif yang membentuk dasar bagi banyak obat yang berguna secara klinis, terutama antibiotik dan agen antikanker. Sejak 1940-an, perusahaan farmasi telah menganalisis banyak actinomycetes untuk keperluan pengobatan.

Saat ini, sekitar dua pertiga dari semua antibiotik yang digunakan di rumah sakit dan klinik berasal dari actinomycetes.

Tetapi beberapa mikroba ini langka dan efeknya belum dipelajari secara ekstensif. Definisi "langka" tidak ditentukan, tetapi actinomycetes ini cenderung lebih sulit ditemukan di alam daripada yang lain, dan mereka mungkin tumbuh lebih lambat, kata Blodgett. 

Untuk alasan ini dan lainnya, banyak actinomycetes langka belum sepenuhnya dipergunakan untuk tujuan penemuan obat dan bioteknologi.

Di antara actinomycetes langka, Lentzea flaviverrucosa muncul sebagai kandidat antibiotik baru.


Baca juga:


Blodgett dan kolaboratornya, termasuk penulis koresponden Shugeng Cao di University of Hawaii, menemukan bahwa actinomycete langka ini menghasilkan molekul yang aktif melawan beberapa jenis kanker ovarium manusia, fibrosarcoma, kanker prostat, dan garis sel leukemia.

Para ilmuwan awalnya menemukan Lentzea flaviverrucosa ketika mereka mencari actinomycetes langka dengan ciri genetik yang menunjukkan bahwa actomycetes dapat membuat molekul piperazil yang merupakan tanda bahwa bakteri dapat digunakan sebagai obat.


Petunjuk awal terbukti akurat. Menggunakan kombinasi metabolomik modern dengan teknik kimia dan biologi struktural, Blodgett dan tim mampu menunjukkan bahwa actinomycete langka ini benar-benar menghasilkan dua molekul bioaktif yang berbeda dari satu set gen yang disebut supercluster.

Supercluster langka dalam biologi. Jenis superkluster khusus ini mengkodekan dua molekul berbeda yang kemudian digabungkan bersama dalam reaksi kimia yang tidak lazim.Reaksi ini membuat molekul menjadi lebih ampuh melawan sel kanker. Namun untuk keakuratannya sendiri masih perlu dikaji lebih mendalam.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

AMD Punya Potensi Tersembunyi di AI. Waktunya Beli Sahamnya?

Meski harga sahamnya turun 50 persen dalam enam bulan terakhir, AMD justru mulai menarik perhatian sejumlah investor yang melihat peluang tersembunyi di balik tren AI saat ini. Salah satunya adalah Yiannis Zourmpanos, yang percaya pasar terlalu terpaku pada lomba membuat model AI raksasa, sementara potensi bisnis sesungguhnya ada di sisi inference, proses menjalankan model AI tersebut. “Wall Street masih terpaku pada gemerlap AI training, padahal tambang emasnya justru di inference, dan AMD sudah menyiapkan jalannya,” ujar Zourmpanos, dikutip dari The Globe and Mail. Menurutnya, AMD tak perlu mengalahkan Nvidia secara langsung untuk bisa menang di pasar AI. Cukup menjadi first-choice alternative, opsi utama kedua setelah Nvidia, sudah bisa membuka peluang miliaran dolar. Terlebih, jika AMD mampu merebut 15-20 persen saja dari pasar inference AI, itu sudah cukup untuk menjadi ancaman nyata bagi dominasi Nvidia. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Sejumlah pemain besar seperti Microsoft, Len...

2027, Penduduk Bumi Kalah Dari Jumlah Smartphone

Menjelang akhir 2027 atau awal 2028, jumlah smartphone di dunia diprediksi akan melampaui populasi manusia. Laporan terbaru dari Techreport.com mengungkapkan bahwa pertumbuhan smartphone saat ini berjalan empat kali lebih cepat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk global.  Jumlah perangkat melonjak dari 5,9 miliar unit di 2020 menjadi 7,42 miliar per Januari 2025. Di balik lonjakan ini, perputaran uang di industri smartphone pun terus membesar. Dalam periode 2020–2024, total pendapatan global dari industri ini mencapai USD 2,3 triliun. Bahkan diperkirakan angka tahunan akan menembus USD 560 miliar pada 2029, seiring adopsi smartphone yang makin merambah ke pasar negara berkembang. Namun, di tengah pasar yang terus berkembang, peta persaingan pemain besar mulai bergeser. Samsung yang dulu dikenal sebagai raja volume pengapalan, kini berada dalam posisi terdesak. Pengapalan kuartalannya turun drastis dari 80,4 juta unit pada akhir 2020 menjadi hanya 51,7 juta di kuartal IV 2024, lev...

Ditemukan, Super Masif Black Hole Mendadak Menyala

Meski lubang hitam supermasif dipercaya bersemayam di pusat sebagian besar galaksi, sifat alaminya yang gelap dan jarang aktif membuatnya sulit diamati. Namun, kejutan datang dari galaksi tak dikenal SDSS1335+0728 di rasi Virgo, sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Setelah puluhan tahun tak menunjukkan tanda kehidupan, lubang hitam di pusat galaksi ini tiba-tiba menyala dan memancarkan semburan sinar-X misterius sejak 2019. Fenomena ini kemudian dijuluki ‘Ansky’. Awal aktivitas Ansky terdeteksi ketika galaksi ini tiba-tiba tampak lebih terang dalam pengamatan optik. Tim astronom segera melakukan observasi lanjutan menggunakan teleskop sinar-X Swift milik NASA, serta menelusuri data arsip dari teleskop eROSITA. Meski saat itu belum ada sinar-X terdeteksi, tanda-tanda besar mulai muncul pada Februari 2024. Tim yang dipimpin Lorena Hernández-García dari Universitas Valparaíso, Chile, menemukan kilatan sinar-X dari Ansky yang muncul berulang dengan pola nyaris teratur. Fenomena langka ...