Langsung ke konten utama

2022, Penjualan PC Tablet dan Smartphone 5G Diprediksi Anjlok

Market PC di seluruh dunia menikmati peningkatan penjualan uang sangat signifikan pada beberapa tahun terakhir. Alasannya adalah Covid-19 yang membuat munculnya banyak potensi-potensi baru di pasaran global, termasuk di Indonesia.

Namun kabarnya, grafik peningkatan yang menggembirakan tersebut akan terbentur di tahun 2022 ini. Dan penjualan diperkirakan akan mengalami penurunan secara substansial.


Menurut laporan Gartner, sebuah lembaga riset terkemuka di dunia, penjualan PC di pasar global akan turun setidaknya sekitar 9,5 persen. Gartner memperkirakan, perusahaan-perusahaan yang bertarung di pasar PC di seluruh dunia hanya akan sanggup menjual total sebanyak 310 juta unit.



Sebagai gambaran saja, tahun 2021 lalu, di pasar PC, seluruh brand yang bergabung di sana berhasil memasarkan total sebanyak 342 juta unit ke seluruh dunia.


Ini sejalan dengan informasi yang disampaikan Asus, sang pemain utama di industri PC di Indonesia. Sepanjang 2021 lalu, penjualan PC mencapai 2,66 juta unit. Angkanya jauh lebih tinggi dibanding angka di tahun 2019 sebelum pandemi menyerang yang hanya terjual sebesar 2,57 juta unit PC di seluruh Indonesia dari berbagai brand.

Tak hanya itu, industri tablet akan merasakan hantaman yang juga cukup besar. Gartner memprediksi, dari 156 juta unit tablet yang terjual di seluruh dunia di tahun 2021, angkanya diprediksi akan turun ke sekitar 142 juta unit saja. Artinya, penurunan penjualan bisa mencapai 9 persen year over year (YoY).

Lalu, apa yang menjadi alasan penurunan penjualan di pasar PC dan tablet tersebut?

Jika Anda penasaran apa penyebab penurunan penjualan PC di pasar global dan juga akan mempengaruhi penjualan PC di pasar Indonesia, alasan utamanya sebenarnya adalah alasan yang sudah bisa kita duga.

“Masalah geopolitik global yang sedang terjadi, tingginya inflasi, flukutasi mata uang dan gangguan terhadap pasokan (supply chain) terpaksa menurunkan permintaan dari segmen consumer dan bisnis di seluruh dunia,” sebut Ranjit Atwal, Senior Director Analyst Gartner.

Menurut Atwal, faktor-faktor inilah yang akan memberikan dampak langsung terhadap permintaan pasar di seluruh dunia dan membanting kembali grafik penjualan PC di seluru dunia.

“Permintaan di pasar consumer PC sedang bergerak turun hingga 13.1% di tahun 2022. Segmen ini mengalami penurunan yang signifikan, jauh lebih cepat dibandingkan dengan penurunan segmen PC bisnis yang diperkirakan “hanya” akan turun sekitar 7,2% year over year,” sebut Atwal.

Yang menarik, penurunan tak hanya terjadi di pasar PC dan tablet, tetapi juga di pasar smartphone khususnya smartphone 5G.


Baca juga:


Diprediksi, seluruh brand yang memproduksi smartphone 5G di seluruh dunia hanya akan sanggup menjual sebanyak 1,456 miliar unit smartphone. Meskipun masih sangat massif, tetapi penjualan ini diprediksi akan turun sekitar 7,1 persen dibanding tahun sebelumnya.

Uniknya, analis senior Gartner tersebut juga meyakini bahwa penjualan smartphone 5G di China juga akan menurun. Padahal, negara ini telah memimpin pasar dunia terkait adopsi jaringan teknologi komunikasi terbaru tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Diperkirakan, hanya akan terjual sebanyak 710 juta unit smartphone 5G di tahun 2022 ini.


Sebagai gambaran, di awal tahun, pasar smartphone 5G di China diperkirakan akan tumbuh sebesar 2 digit.

“Dampak zero-tolerance terhadap kebijakan COVID-19 di negeri itu yang menjurus ke lockdown yang terjadi telah secara dramatis mengubah tren pertumbuhan penjualan. Sejumlah besar pengguna berhenti membelanjakan uangnya untuk pengeluaran non esensial, dan smartphone 5G ada di dalamnya," tutup Atwal.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

2027, Penduduk Bumi Kalah Dari Jumlah Smartphone

Menjelang akhir 2027 atau awal 2028, jumlah smartphone di dunia diprediksi akan melampaui populasi manusia. Laporan terbaru dari Techreport.com mengungkapkan bahwa pertumbuhan smartphone saat ini berjalan empat kali lebih cepat dibanding pertumbuhan jumlah penduduk global.  Jumlah perangkat melonjak dari 5,9 miliar unit di 2020 menjadi 7,42 miliar per Januari 2025. Di balik lonjakan ini, perputaran uang di industri smartphone pun terus membesar. Dalam periode 2020–2024, total pendapatan global dari industri ini mencapai USD 2,3 triliun. Bahkan diperkirakan angka tahunan akan menembus USD 560 miliar pada 2029, seiring adopsi smartphone yang makin merambah ke pasar negara berkembang. Namun, di tengah pasar yang terus berkembang, peta persaingan pemain besar mulai bergeser. Samsung yang dulu dikenal sebagai raja volume pengapalan, kini berada dalam posisi terdesak. Pengapalan kuartalannya turun drastis dari 80,4 juta unit pada akhir 2020 menjadi hanya 51,7 juta di kuartal IV 2024, lev...

AMD Punya Potensi Tersembunyi di AI. Waktunya Beli Sahamnya?

Meski harga sahamnya turun 50 persen dalam enam bulan terakhir, AMD justru mulai menarik perhatian sejumlah investor yang melihat peluang tersembunyi di balik tren AI saat ini. Salah satunya adalah Yiannis Zourmpanos, yang percaya pasar terlalu terpaku pada lomba membuat model AI raksasa, sementara potensi bisnis sesungguhnya ada di sisi inference, proses menjalankan model AI tersebut. “Wall Street masih terpaku pada gemerlap AI training, padahal tambang emasnya justru di inference, dan AMD sudah menyiapkan jalannya,” ujar Zourmpanos, dikutip dari The Globe and Mail. Menurutnya, AMD tak perlu mengalahkan Nvidia secara langsung untuk bisa menang di pasar AI. Cukup menjadi first-choice alternative, opsi utama kedua setelah Nvidia, sudah bisa membuka peluang miliaran dolar. Terlebih, jika AMD mampu merebut 15-20 persen saja dari pasar inference AI, itu sudah cukup untuk menjadi ancaman nyata bagi dominasi Nvidia. Tanda-tanda itu mulai terlihat. Sejumlah pemain besar seperti Microsoft, Len...

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Ditemukan, Super Masif Black Hole Mendadak Menyala

Meski lubang hitam supermasif dipercaya bersemayam di pusat sebagian besar galaksi, sifat alaminya yang gelap dan jarang aktif membuatnya sulit diamati. Namun, kejutan datang dari galaksi tak dikenal SDSS1335+0728 di rasi Virgo, sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Setelah puluhan tahun tak menunjukkan tanda kehidupan, lubang hitam di pusat galaksi ini tiba-tiba menyala dan memancarkan semburan sinar-X misterius sejak 2019. Fenomena ini kemudian dijuluki ‘Ansky’. Awal aktivitas Ansky terdeteksi ketika galaksi ini tiba-tiba tampak lebih terang dalam pengamatan optik. Tim astronom segera melakukan observasi lanjutan menggunakan teleskop sinar-X Swift milik NASA, serta menelusuri data arsip dari teleskop eROSITA. Meski saat itu belum ada sinar-X terdeteksi, tanda-tanda besar mulai muncul pada Februari 2024. Tim yang dipimpin Lorena Hernández-García dari Universitas Valparaíso, Chile, menemukan kilatan sinar-X dari Ansky yang muncul berulang dengan pola nyaris teratur. Fenomena langka ...