Kabar buruk lagi nih guys. Selama 6 hari, yakni pada 15 sampai 20 Agustus kemarin, pemerintah China memutuskan untuk memadamkan listrik terhadap pabrik dan industri di provinsi Sichuan.
Alasannya, kawasan tersebut terkena gelombang panas suhu tinggi hingga 40 derajat Celsius. Suhu setinggi itu belum pernah terjadi dalam waktu 60 tahun terakhir.
Beberapa kota bahkan sempat mencapai 42 derajat Celsius di minggu sebelumnya. Dan menurut China Meteorological Administration, curah hujan pun mengalami penurunan drastis.
Akibat gelombang cuaca ekstrim tersebut, imbasnya, pada tahun ini provinsi tersebut juga mengalami lonjakan konsumsi listrik hingga 25 persen. Utamanya adalah karena meningkatnya penggunaan air conditioner yang kemudian juga memicu krisis pasokan listrik.
Kawasan industri di 19 kota dari 21 kota di provinsi tersebut diminta untuk menghentikan produksi selama satu minggu, mulai dari Senin sampai Sabtu lalu. Adapun aliran listrik diutamakan untuk kebutuhan rumah tangga penduduk.
Yang jadi masalah, lebih dari selusin perusahaan elektronik, pabrik manufaktur semikonduktor sampai industri otomotif terkena imbasnya. Perusahaan-perusahaan seperti BOE, Foxconn, CATL, Texas Instruments yang memiliki pabrik di kawasan tersebut terpaksa menghentikan produksi.
BOE, produsen panel layar untuk perangkat elektronik menyatakan telah mengurangi penggunaan energi mereka ke level minimum. Padahal, BOE biasanya memproduksi panel layar untuk perangkat buatan Lenovo, Asus, Dell dan lain-lain.
Foxconn, yang sedang membuat iPad juga mengalami hambatan dalam produksi sehingga perangkat akan lebih lambat untuk dipasok ke pasaran.
Baca juga:
- Q2 2022, Penjualan PC Global Turun 15%
- Acer: Oversupply Notebook Segera Terjadi
- 2022, Penjualan PC Tablet dan Smartphone 5G Diprediksi Anjlok
Padahal, Sichuan adalah salah satu kawasan utama produsen elektronik di China. Mereka juga merupakan production hub untuk metal seperti aluminium dan lithium. Dan akibat cuaca tinggi, waduk mengalami kekeringan sehingga pembangkit listrik tenaga air pun tidak bisa berfungsi. Padahal, 80% listrik di sana bergantung pada PLTA.
Sepanjang tahun 2021 lalu, provinsi tersebut berhasil mendapatkan keuntungan hingga 215,6 miliar dolar AS. Secara total, ada 717 perusahaan yang fokus pada produksi hardware dan perangkat smart device lainnya.
Semoga pemanasan global bisa diredam ya guys. Dan semoga suhu tinggi serta curah hujan kembali turun di sana, supaya kita tetap bisa beli iPad tepat waktu.