Langsung ke konten utama

Review Asus Vivobook 15 A1502

Kali ini kita kedatangan laptop ASUS Vivobook 15 A1502. Laptop ini unik karena ia adalah laptop layar 15 inci yang mendukung fitur touchscreen.

Seperti diketahui, layar sentuh biasanya hadir di laptop ukuran 14 inci ke bawah, dan biasanya hanya hadir di laptop convertible atau detachable. Tapi, Asus mendobrak itu semua dengan menghadirkannya di laptop clamshell biasa aja, dan ukurannya pun 15 inci.


Menariknya, laptop ini juga nggak mahal. Di pasaran, produk yang kita bahas kali ini dijual di harga yang terjangkau. Lalu, apakah worth it? Yuk kita bahas.



Hardware Bertenaga
Meski tidak mahal, Asus Vivobook 15 A1502, atau kita sebut Vivobook 15 saja ya, diperkuat hardware terbaru yang powerful. Prosesornya menggunakan 12th Gen Intel Core yang memungkinkan setiap tugas dapat dikerjakan secara lebih efisien.


Tidak hanya itu, prosesor 12th Gen Intel Core juga dibekali dengan berbagai fitur penunjang aktivitas komputasi modern, seperti multitasking hingga berkreasi menggunakan aplikasi kreatif.

Prosesor 12th Gen Intel Core juga dilengkapi fitur penting untuk menunjang aktivitas komputasi modern, salah satunya adalah Intel Quick Sync. Fitur tersebut membuat prosesor dapat melakukan video rendering secara lebih cepat, membuat laptop ini juga andal untuk aktivitas kreatif seperti video editing.



Menemani prosesor, laptop ini juga diperkuat chip grafis  Intel Iris XE yang terintegrasi langsung dengan prosesor. Chip grafis ini dapat membantu mengakselerasi proses pengolahan grafis serta multimedia, bahkan bisa digunakan untuk bermain game, meskipun game-game sederhana.

Layar Sentuh Ukuran Lega
Sesuai namanya, Vivobook 15 menggunakan layar 15-inci. Meski ukuran layarnya besar, laptop ini tampil dengan desain yang ringkas dengan ketebalan 1,9 cm dan bobot 1,7 Kg. 

Salah satu kunci desain bodi ringkas pada laptop ini terdapat di bezel-nya yang tipis sehingga dimensi bodi laptop ini secara keseluruhan dapat dipangkas.



Layar besar Vivobook 15 juga dibekali dengan teknologi touchscreen yang dapat digunakan dengan stylus. Agar penggunaan fitur touchscreen-nya lebih mudah dan nyaman, ia menggunakan desain engsel yang dapat dibuka hingga 180⁰. Ketika layarnya dibuka penuh, laptop bisa menjadi perangkat yang tepat untuk berkolaborasi atau berbagi tampilan.

Dari sisi konektivitas, laptop ini telah dibekali dengan port lengkap mulai dari USB 3.2 Type-A untuk menghubungkan berbagai perangkat eksternal, HDMI untuk menghubungkan monitor eksternal, serta 3.5mm combo audio jack agar laptop ini dapat terhubung ke perangkat audio eksternal.

Sebagai laptop modern, Vivobook 15 juga dibekali dengan USB 3.2 Type-C yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat modern.

Berbicara mengenai konektivitas, laptop ini sudah dibekali dengan modeul WiFi generasi terbaru yaitu WiFi 6 dan Bluetooth 5 yang memungkinkan penggunanya untuk dapat menghubungkan berbagai perangkat dan aksesoris secara nirkabel.



Jika dilihat dari board layout Asus Vivobook 15 A1502 di atas, dapat kita lihat bahwa laptop ini masih menawarkan potensi ekspansi yang cukup baik. Satu slot SODIMM masih tersedia di sana buat pengguna yang butuh untuk melakukan upgrade RAM laptopnya hingga berkapasitas hingga 16GB.

Sayangnya pengguna tidak bisa menambahkan storage di laptop ini. Jika ingin menggunakan SSD yang lebih cepat atau kapasitas lebih besar, pengguna harus mencopot SSD yang terpasang dan menggantinya dengan yang baru. Tetapi tenang saja, dari pengujian yang kami lakukan, SSD yang terpasang di Asus Vivobook 15 A1502 ini sudah cukup kencang. Hasil ujinya ada di bawah.

Pengguna Vivobook 15 juga tidak perlu lagi mengetikkan password saat masuk ke dalam sistem operasi Windows 11 karena laptop ini telah dibekali dengan pembaca sidik jari (fingerprint reader).

Fitur fingerprint reader di Vivobook 15 (A1502) telah terintegrasi langsung dengan sistem Windows Hello, sehingga proses login dapat berjalan lebih mudah, nyaman, dan aman. Untuk melincungi privasi penggunanya, Vivobook 15 (A1502) juga dtelah dilengkapi dengan webcam shutter terintegrasi.

Dari sisi baterai, laptop ini menyediakan baterai 42Wh. Dari percobaan yang kami lakukan dengan PCMark 10 Modern Office Battery test, dengan setting brightness layar diset di 50% dan koneksi wifi terhubung ke Internet, laptop ini mampu bertahan hingga 6 jam 41 menit. Cukup untuk menemani Anda bekerja atau sekolah.


Baca juga:


Berikut performa Asus Vivbook 15 A1502 yang kami coba kali ini:



Meski ditenagai oleh prosesor 12th Gen Intel Core terbaru, dilengkapi layar berukuran besar dan didukung teknologi touchscreen, serta hadir dengan fitur lengkap, Vivobook 15 A1502 dibanderol dengan harga yang terjangkau, yaitu mulai dari Rp8,5 jutaan untuk Core i3 dan Rp10,5 jutaan untuk versi Core i5 seperti yang kita coba kali ini.


Kesimpulan
Menurut kami, untuk sebuah laptop mainstream, Vivobook 15 ini recommended. Harganya tidak mahal, layarnya lebar dan performanya juga cukup oke.

Memang laptop ini bukan untuk bermain game, melainkan lebih merupakan laptop untuk bekerja. Tetapi layar sentuh yang disediakan oleh laptop ini bisa membuat sejumlah pekerjaan jadi lebih enak dilakukan.

Informasi lebih lanjut, berikut video ulasan singkat kami untuk Asus Vivobook 15 A1502:

Postingan Populer

Review Asus Vivobook Flip 14 (TP3407), Laptop Lipat Layar OLED, Baterai Awet

Dalam beberapa tahun terakhir, tipe laptop convertible semakin diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari para pelajar hingga kaum profesional. Fleksibilitas desain yang memungkinkan mode penggunaan berbeda, mulai dari mode laptop, stand, tenda hingga tablet, memberikan nilai tambah bagi pengguna dengan mobilitas tinggi. Selain itu, layar sentuh dan dukungan stylus semakin memudahkan aktivitas kreatif dan pencatatan digital, menjadikan laptop convertible pilihan ideal untuk produktivitas modern. Di sisi lain, daya tahan baterai menjadi faktor utama yang dipertimbangkan pengguna dalam memilih laptop. Dengan meningkatnya kebutuhan akan perangkat yang bisa bertahan seharian tanpa sering mengisi ulang daya, laptop dengan efisiensi daya tinggi semakin populer.  Asus Vivobook Flip 14 TP3407 hadir sebagai solusi yang menggabungkan desain convertible, layar OLED berkualitas tinggi, dan daya tahan baterai yang cukup andal. Untuk itu, mari kita sedikit mengupas apa yang ditawarkan Asus lewa...

YouTube Kian Ancam Studio Film dan Jaringan TV

Baru-baru ini, lembaga riset independent Moffett Nathanson menjuluki YouTube sebagai "Raja Baru Media," menggantikan dominasi studio film dan jaringan televisi tradisional. Platform milik Alphabet tersebut terus menarik perhatian penonton dan pendapatan iklan, mengubah lanskap industri hiburan. Dengan nilai estimasi $550 miliar—hampir 30% dari total valuasi induknya, YouTube semakin mengukuhkan dominasinya di dunia media. Tahun lalu, platform ini mencetak pendapatan $54,2 miliar, hanya kalah dari Disney.  Namun demikian, analis memperkirakan bahwa pada tahun 2025 ini, YouTube akan melampaui Disney dan menjadi pemimpin dalam keterlibatan pemirsa serta pendapatan. Dalam catatan riset terbaru, Moffett Nathanson menekankan bahwa YouTube berpotensi menjadi agregator utama untuk semua jenis video profesional. Hal ini membuka peluang untuk merebut sebagian dari pasar TV berbayar senilai $85 miliar serta pasar streaming senilai $30 miliar di luar Netflix. Meski YouTube memiliki tingk...

Setelah Borong Chip Nvidia, Kini Oracle Borong Chip AI AMD

Luar biasa. Oracle baru saja mengumumkan kesepakatan besar dengan AMD untuk membeli 30.000 akselerator AI Instinct MI355X. Pengumuman ini disampaikan dalam laporan keuangan kuartal kedua 2025, di mana Larry Ellison secara santai menyebut bahwa perusahaannya telah menandatangani kontrak bernilai miliaran dolar dengan AMD. Langkah ini menjadi menarik perhatian karena sebelumnya Oracle telah berkomitmen mendukung Nvidia melalui Project Stargate, sebuah klaster AI raksasa dengan 64.000 unit GPU Nvidia. Keputusan Oracle untuk berinvestasi dalam hardware AMD menandakan bahwa dominasi Nvidia di pasar akselerator AI mungkin mulai goyah. AMD Instinct MI355X merupakan pesaing langsung GPU Nvidia generasi terbaru, Blackwell B100/B200. Menggunakan proses fabrikasi 3nm dari TSMC dan arsitektur CDNA 4, chip ini dibekali dengan 288GB memori HBM3E dan bandwidth mencapai 8TB/detik. Dukungan untuk format FP6 dan FP4 menambah daya tariknya bagi kebutuhan AI. Pesanan besar Oracle ini mengindikasikan bahwa...

TSMC Memulai Era 2nm dengan Teknologi Gate-All-Around Nanosheets

Taiwan Semiconductor Manufacturing Company secara resmi meresmikan pembangunan Fab 22 di Kaohsiung. Fab baru ini merupakan bagian dari investasi besar senilai $45 miliar untuk memperkenalkan era chip kelas 2nm.  Langkah tersebut menandai transisi dari teknologi FinFET ke gate-all-around (GAA) nanosheets yang menjanjikan peningkatan performa dan efisiensi daya. Bersama dengan peresmian pembangunan fabrikasi baru tersebut, pesanan untuk proses N2 resmi dibuka, dengan Apple sebagai pelanggan pertama yang mengadopsi teknologi tersebut. Namun, untuk tahun ini, teknologi backside power delivery network (BPDN) belum akan diterapkan.  TSMC baru akan memperkenalkan versi mereka, yang disebut "Super Power Rail," pada proses 1.6nm di tahun 2026. Saat itu, persaingan dengan Intel semakin ketat, terutama dengan hadirnya teknologi PowerVia pada proses 18A milik Intel. Fab 22 sendiri akan bekerjasama dengan Fab 20 di Baoshan untuk memproduksi wafer N2. Perkiraan kapasitas produksi pada akhi...

China Ungguli AS dalam Teknologi Robot Manusia

Ada kabar yang menarik datang dari industri robotic. Foxconn mendapat akses pertama ke robot humanoid buatan China, sementara negara adikuasa seperti AS masih berkutat dengan kekhawatiran tentang keamanan nasional dan perdebatan soal kebijakan.  Di sisi lain, China telah selangkah lebih di depan dengan mengalokasikan dana investasi negara sebesar $138 miliar untuk mengembangkan kecerdasan buatan "berwujud" (embodied AI). Pemerintah negeri tersebut telah mendorong pertumbuhan pesat perusahaan robot humanoid lokal dengan dukungan subsidi, regulasi yang longgar, dan akses luas ke fasilitas manufaktur. Cheng Yuhang, Direktur Penjualan Deep Robotics, menyatakan bahwa China berhasil menggabungkan pengembangan robot dengan aplikasi nyata, sesuatu yang sulit disaingi oleh AS. Salah satu contoh adalah Walker S dari UBTech, yang meskipun masih berharga ratusan ribu dolar, sudah digunakan dalam logistik suku cadang otomotif.  Dalam dua tahun ke depan, China berencana untuk memproduksi r...