Baru-baru ini nasabah perbankan di Indonesia dikejutkan berita bombastis. Ransomeware Lockbit 3.0 mengklaim telah menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI) dan mencuri 15 juta data pengguna.
Lalu, siapakah hacker atau peretas yang melakukannya? Menurut Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Amerika Serikat (CISA), LockBit 3.0 dikenal sebagai LockBit Black. Ia lebih sulit ditangani daripada versi sebelumnya dan memiliki kemiripan dengan Ransomware Blackmatter dan Blackcat.
LockBit 3.0 berfungsi sebagai model Ransomware-as-a-Service (RaaS) dan merupakan kelanjutan dari versi ransomware sebelumnya, LockBit 2.0, dan LockBit. Menurut lembaga keamanan Kaspersky, Ransomware LockBit adalah software atau perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses pengguna ke sistem komputer.
Pemilik sistem hanya dapat mengakses data tersebut jika membayar tebusan kepada LockBit yang secara otomatis akan memeriksa data-data yang berharga, menyebarkan infeksi, dan mengenkripsi semua sistem komputer dalam sebuah jaringan.
LockBit sendiri sebelumnya dikenal sebagai ransomware "ABCD" dan merupakan subkelas ransomware yang dikenal sebagai crypto virus. Pasalnya, ransomware ini biasanya meminta uang tebusan untuk membuka data yang dienkripsi.
Sebagai gambaran, ransomware Lockbit 3.0 biasanya menargetkan perusahaan dan organisasi pemerintah, dan bukan menyerang pengguna individual.
Baca juga:
- Hacker Gasak 110 Juta Dolar AS dari Binance
- Modus Baru Penipuan Gunakan Undangan Pernikahan Online
- Bjorka Berulah Lagi, Data Peduli Lindungi Bocor
Seperti diketahui, Ransomware Lockbit 3.0 diduga menyerang sistem teknologi informasi (TI) Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menyebabkan gangguan layanan perbankan ATM maupun mobile banking (m-banking) sejak Senin kemarin.
Dugaan tersebut diungkap Pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto lewat cuitannya. Ia juga melampirkan tangkapan layar pengumuman Lockbit 3.0.
Menurut data Departemen Kehakiman AS, Lockbit yang beroperasi sejak Januari 2020 setidaknya telah menghasilkan US100 juta atau sekitar Rp1,49 triliun dari uang tebusan serangan siber mereka.
Sejumlah perusahaan besar dunia sempat menjadi korban ransomware Lockbit seperti yang tengah dialami Bank Syariah Indonesia (BSI) tersebut. Beberapa perusahaan itu di antaranya yakni pabrik ban Continental, perusahaan pertahanan besar Prancis, Thales Group, hingga perusahaan antariksa milik Elon Musk, SpaceX.