Kabar gembira guys. Pada bulan Juni 2020 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan Hak Labuh kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) sebagai mitra eksklusif di Indonesia untuk penyelenggaraan jaringan tetap tertutup Starlink.
Setelah menjalani serangkaian proses, satelit komunikasi Starlink, yang dimiliki oleh Elon Musk, dijadwalkan akan tersedia untuk digunakan di Indonesia mulai tahun 2024 mendatang.
Starlink berfungsi sebagai penyedia konektivitas berbasis satelit dan merupakan konstelasi satelit terbesar di dunia yang pertama kali menggunakan orbit rendah Bumi untuk menyediakan internet broadband. Saat ini, Starlink dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa swasta milik Elon Musk.
Orbit rendah Bumi atau Low Earth Orbit (LEO) sering menjadi solusi broadband di daerah yang tidak memiliki akses internet karena ketiadaan fiber optik atau base transceiver station (BTS). Hak labuh satelit non-geostasioner (NGSO) Starlink oleh Telkomsat memungkinkan penggunaan satelit tersebut sebagai backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tertutup.
Backhaul sendiri adalah teknologi yang memfasilitasi perpindahan data dari satu infrastruktur telekomunikasi ke infrastruktur lainnya.
Penggunaan teknologi ini mendukung penyediaan layanan broadband internet, terutama seluler 4G, khususnya di daerah rural yang belum tersambung langsung dengan kabel serat optik. Telkomsat telah menghadirkan produk Starlink seperti MangoStar dan VSAT Star dan MangoStar.
Baca juga:
- Israel Padamkan Internet di Gaza, Elon Musk Turun Tangan
- Layanan Internet yang Menjangkau Seluruh Dunia Kini Sampai ke Kutub Selatan
- Tips Bijak Menggunakan Internet
Kapan Starlink Beroperasi di Indonesia? Berapa Tarifnya?
Starlink di Indonesia dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2024, tetapi ketersediaannya tergantung pada persetujuan peraturan dalam negeri. Harga internet Starlink di Indonesia diungkapkan oleh Telkom akan menjadi yang paling mahal dibandingkan operator seluler lainnya, berkisar antara Rp 2-3 juta per bulan.
Dikutip dari Detik, menurut Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia, Bogi Witjaksono, harga tersebut lebih tinggi karena mengandalkan teknologi canggih dari satelit.
Meskipun harganya dianggap mahal, pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Elon Musk membahas kemungkinan Starlink untuk membantu ketersediaan akses internet di wilayah Indonesia yang sulit dijangkau.
Apalagi saat ini, satelit Starlink sudah banyak beredar di orbit dan terkadang terlihat sebagai bintik-bintik cahaya di langit malam. Meski begitu, walaupun memiliki fungsi utama sebagai penyedia konektivitas berbasis satelit, keberadaan Starlink ini telah dikritik karena dianggap mengganggu pengamatan astronomi dan luar angkasa serta menimbulkan polusi cahaya.