Ada kabar menarik. Menurut laporan ZDNet, pengembang prosesor AI di Korea Selatan yang sebelumnya memproduksi chip di Samsung Foundry kini beralih ke TSMC untuk memproduksi prosesor generasi terbaru mereka.
Perusahaan-perusahaan ini, seperti DeepX, FuriosaAI, dan Mobilint, beralih ke teknologi produksi TSMC, sementara tetap menggunakan teknologi Samsung Foundry untuk chip generasi sebelumnya. Langkah ini bertujuan untuk mendiversifikasi pasokan dan mengoptimalkan kinerja serta mengurangi risiko.
DeepX, misalnya, menggunakan layanan Samsung Foundry untuk beberapa produknya, seperti akselerator AI DX-M1 yang dibuat dengan teknologi 5nm dari Samsung, serta prosesor DX-V1 yang menggunakan teknologi 28nm. Namun, untuk prosesor DX-V3 terbaru, DeepX berencana menggunakan teknologi fabrikasi 12nm dari TSMC.
FuriosaAI juga memulai produksi chip generasi pertamanya, Warboy, dengan teknologi 14nm Samsung Foundry. Namun, prosesor generasi berikutnya, Renegade, yang dirancang untuk aplikasi model bahasa besar (LLM), diproduksi menggunakan teknologi 5nm dari TSMC dan dikemas dengan memori HBM3 berkapasitas 48 GB. Produk lanjutannya, RenegadeS, juga akan dibuat di TSMC.
Mobilint menggunakan teknologi 14nm dari Samsung untuk chip NPU-nya, Aries, yang mampu memberikan kinerja hingga 80 TOPS pada 25W. Namun, chip berdaya rendah berikutnya, Regulus, yang menjanjikan kinerja 10 TOPS pada 3W, akan diproduksi menggunakan teknologi 12nm dari TSMC.
Secara umum, strategi diversifikasi ini bertujuan untuk memaksimalkan kombinasi daya, performa, dan biaya yang paling efisien. Meski TSMC menawarkan teknologi yang lebih kompetitif, banyak pihak menyarankan agar Samsung meningkatkan dukungan bagi perusahaan fabless kecil untuk tetap bersaing dengan TSMC.
Tampaknya, TSMC akan terus melanjutkan dominasi di pasar produksi chip dunia dalam beberapa tahun ke depan.