Ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat dalam sektor teknologi kembali memanas setelah empat asosiasi industri terkemuka di Tiongkok secara bersama-sama menyatakan bahwa produk semikonduktor AS "tidak lagi aman." Dalam pernyataan bersama, mereka mendesak perusahaan domestik untuk menggantikan chip AS dengan alternatif buatan lokal.
Langkah ini muncul setelah Washington kembali memberlakukan pembatasan ekspor terhadap 140 perusahaan Tiongkok, termasuk Naura Technology Group, pemain utama dalam manufaktur peralatan chip. Ini merupakan tindakan keras ketiga dalam tiga tahun terakhir yang menargetkan industri semikonduktor Tiongkok.
Keputusan tersebut diperkirakan akan semakin memperburuk hubungan ketika Presiden terpilih AS, Donald Trump, kembali ke Gedung Putih pada Januari mendatang. Trump dikenal dengan pendekatan keras terhadap impor Tiongkok, termasuk melalui tarif yang kontroversial.
Tom Nunlist, Associate Director di firma riset Trivium China, mengatakan, "Tiongkok sebelumnya merespons dengan lambat atau hati-hati terhadap langkah AS, tetapi kini tampaknya semua pembatasan telah dilepaskan."
Pernyataan dari asosiasi seperti Internet Society of China dan China Association of Communication Enterprises menunjukkan langkah serius untuk mengurangi ketergantungan pada produk AS. Dalam pernyataannya di platform WeChat, Internet Society of China mengimbau perusahaan untuk "berpikir matang" sebelum membeli chip AS, mencari mitra non-AS, dan lebih mengutamakan alternatif domestik.
Asosiasi ini juga menyoroti dampak negatif pembatasan ekspor AS terhadap perkembangan industri internet di Tiongkok, menggambarkannya sebagai "kerugian besar." Seruan ini mencerminkan strategi yang sudah terlihat sebelumnya, seperti kasus Micron, produsen chip memori AS yang menghadapi ulasan keamanan siber dan larangan penjualan di beberapa industri utama Tiongkok.
Meskipun perusahaan seperti Nvidia, AMD, dan Intel masih menikmati pasar Tiongkok, peringatan ini dapat menjadi awal dari gelombang perubahan besar. Jika Tiongkok memperketat aturan terhadap pemasok luar negeri, perusahaan semikonduktor AS bisa kehilangan pangsa pasar yang signifikan.
Langkah bersama tersebut menandai perubahan signifikan dalam sikap Tiongkok terhadap tekanan eksternal. Dengan pemerintah yang mungkin memperketat pengawasan terhadap rantai pasokan infrastruktur informasi kritis, industri teknologi global harus bersiap menghadapi ketidakpastian yang lebih besar.
Boikot produk semikonduktor AS tidak hanya mencerminkan respons terhadap tekanan politik, tetapi juga upaya strategis Tiongkok untuk memperkuat kemandirian teknologi. Ketegangan ini berpotensi membawa dampak besar pada industri semikonduktor global dan perdagangan internasional secara keseluruhan.