CEO Intel, Lip-Bu Tan, bergerak cepat melakukan perombakan besar di tubuh perusahaan. Lewat memo internal yang cukup tajam, Tan mengkritik langsung birokrasi berbelit yang disebutnya telah “mencekik” budaya inovasi di Intel, dan menggeser fokus utama perusahaan ke sektor AI.
“Jelas bagi saya bahwa kompleksitas organisasi dan proses birokrasi telah perlahan-lahan mencekik budaya inovasi yang kita butuhkan untuk menang,” tulis Tan dalam memo tersebut. Ia menilai pengambilan keputusan terlalu lambat, ide-ide baru minim ruang berkembang, dan terlalu banyak silo internal yang menghambat eksekusi.
Sebagai bagian dari perombakan ini, divisi data center, AI, dan chip PC kini langsung melapor ke Tan, tanpa perantara manajemen tingkat menengah yang sebelumnya memperlambat proses. Michelle Johnston Holthaus tetap menjabat sebagai Head of Intel Products, meski cakupan tugasnya akan “berkembang dan meluas”.
Tan juga menunjuk Sachin Katti — pimpinan divisi chip jaringan dan profesor Stanford — sebagai Chief Technology and AI Officer baru menggantikan Greg Lavender yang pensiun. Katti kini bertanggung jawab atas strategi AI Intel, roadmap produk, Intel Labs, serta kemitraan dengan startup dan komunitas developer.
Langkah ini hadir setelah Intel cukup tertinggal di persaingan AI, meski sempat mengakuisisi startup seperti Habana Labs. Proyek chip AI Falcon Shores pun baru-baru ini dibatalkan, makin memberi ruang bagi Nvidia yang saat ini mendominasi pasar chip AI global.
Dalam strategi penyederhanaan operasi dan memperkuat keuangan, Intel juga melepas 51 persen saham bisnis chip programmable Altera ke perusahaan ekuitas swasta Silver Lake senilai US$4,46 miliar. Nilai valuasi Altera kini dipatok di US$8,75 miliar.
Dengan harga saham Intel turun hampir 47 persen dalam setahun terakhir dan tekanan tambahan dari regulasi ekspor chip AI ke Tiongkok, Lip-Bu Tan punya tantangan besar di depan mata.