Dua raksasa industri semikonduktor global, Intel dan TSMC, dilaporkan tengah menjajaki pembentukan perusahaan patungan (joint venture) untuk mengoperasikan fasilitas manufaktur chip milik Intel. Kabar ini pertama kali diungkap oleh The Information dan diperkuat oleh laporan TechCrunch pada Kamis (3/4) lalu.
Dalam skema awal yang dikabarkan, TSMC akan memiliki 20 persen saham, sementara sisanya dipegang oleh Intel. Menariknya, TSMC tidak akan menyuntikkan modal tunai, melainkan berkontribusi melalui transfer keahlian teknis dan pelatihan kepada karyawan Intel. Pendekatan ini membuka peluang sinergi unik antara kekuatan produksi TSMC dan sumber daya Intel.
Langkah ini muncul tak lama setelah Lip-Bu Tan ditunjuk sebagai CEO Intel. Sosok investor dan pengusaha ternama ini dikenal berani melakukan manuver strategis, dan kemitraan dengan TSMC bisa menjadi bagian dari upaya transformasi besar-besaran di tubuh Intel.
Dari sisi geopolitik, pemerintahan Donald Trump dikabarkan juga membuka jalur komunikasi dengan Intel sebagai bagian dari strategi menghidupkan kembali dominasi industri semikonduktor AS. Meski demikian, muncul kekhawatiran di internal Intel terkait potensi pemangkasan tenaga kerja secara besar-besaran.
Hingga saat ini, baik Intel maupun TSMC belum memberikan konfirmasi resmi terkait kabar tersebut. TSMC menolak berkomentar, sementara Intel belum mengeluarkan pernyataan.
Jika kesepakatan ini benar-benar terwujud, maka ini bisa menjadi titik balik penting bagi Intel, sekaligus menandai babak baru dalam persaingan global industri chip, di mana kolaborasi bisa menjadi kunci untuk bertahan di tengah tekanan teknologi dan geopolitik yang semakin kompleks.