Microsoft dikabarkan menunda berbagai proyek pembangunan pusat data di beberapa wilayah dunia, termasuk Indonesia, Inggris, Australia, dan sejumlah negara bagian di AS. Langkah ini disebut sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap rencana ekspansi pusat data untuk mendukung layanan cloud dan kecerdasan buatan (AI).
Sebagai pemimpin dalam layanan AI berkat kemitraannya dengan OpenAI, keputusan Microsoft menjadi sorotan para investor. Mereka mempertanyakan apakah langkah ini mencerminkan tantangan konstruksi seperti pasokan daya dan material, atau justru menandakan penurunan permintaan layanan AI.
Beberapa proyek yang ditunda termasuk pengembangan di Jakarta dan ekspansi di Wisconsin, lokasi yang sebelumnya dikunjungi Presiden AS Joe Biden. Di Inggris, Microsoft juga menghentikan negosiasi untuk menyewa pusat data yang dirancang untuk chip AI Nvidia. Sementara itu, di North Dakota, pembicaraan Microsoft dengan penyedia fasilitas juga gagal mencapai kesepakatan.
Microsoft mengakui adanya perubahan strategi, namun menegaskan komitmennya terhadap proyek jangka panjang, termasuk investasi senilai $3,3 miliar di Wisconsin yang tetap dijadwalkan beroperasi tahun depan. Proyek di Indonesia pun diklaim masih sesuai rencana peluncuran pada kuartal kedua 2025.
Namun, analis mencatat bahwa Microsoft tampaknya lebih selektif menyikapi ekspansi AI, terlebih setelah OpenAI menjalin kemitraan baru dengan SoftBank dan Oracle. Seiring munculnya teknologi AI yang lebih efisien, para pengamat memperkirakan industri pusat data akan mulai mengevaluasi ulang besarnya pengeluaran.
Microsoft kini dihadapkan pada tantangan besar: menyeimbangkan ambisi AI dengan realitas teknis dan pasar yang cepat berubah.