Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Facebook

Meta Kenalkan Fitur End-to-end otomatis Untuk Messenger

Meta akhirnya akan menghadirkan Enkripsi End-to-End (E2EE) untuk seluruh pengguna Messenger. Asal tahu saja, Messenger merupakan platform dan aplikasi pesan instan yang awalnya dinamakan Facebook Chat. Dengan semakin meningkatnya popularitas fitur Facebook Chat, Meta kemudian memutuskan untuk melepas fitur perpesanan singkat tersebut ke aplikasi terpisah. Tak lama kemudian, diganti namanya dan menjadi aplikasi yang dapat dipasangkan di Android dan iOS. Langkah Meta menerapkan enkripsi End-to-End ini untuk menghadirkan keamanan dengan level tinggi untuk para pengguna messenger. Enkripsi End-to-End yang dihadirkan di Messenger ini meliputi pengenkripsian pembicaraan. Meski demikian, untuk saat ini hanya beberapa pengguna saja yang sudah mendapatkan fitur Enkripsi End-to-End otomatis ini di Messenger miliknya. Bisa dibilang bahwa fitur Enkripsi End-to-End otomatis tersebut masih dalam tahap percobaan. Tujuannya tentu agar saat benar-benar dirilis, fitur tersebut akan sudah leb

Apa Arti Metaverse? Apakah Bahaya Metaverse Bagi Manusia?

Metaverse banyak dibicarakan baru-baru ini. Apalagi setelah Mark Zuckerberg menginvestasikan miliaran dolar untuk proyek metaverse tersebut. Ya, sang founder dan CEO dari Facebook Inc. yang kini sudah berubah nama menjadi Meta Platform Inc. itu berinvestasi besar-besaran demi menggarap proyek yang menciptakan lingkungan realitas virtual yang imersif yang disebut dengan Metaverse. Lalu, apa arti metaversi versi Facebook? Dan apakah ia berbahaya bagi kelangsungan hidup umat manusia? Yuk kita bahas. Zaman sekarang, kita sudah terbiasa menggunakan banyak teknologi seperti speaker audio, televisi, game interaktif dan bahkan virtual reality. Kebanyakan, penggunaan teknologi ini hanya menggunakan indra pendengaran dan penglihatan saja. Namun di masa depan, tidak menutup kemungkinan bahwa manusia bisa mengembangkan teknologi yang mengelabui indra penciuman bahkan sentuhan. Anda pernah melihat film atau kartun yang bertema science fiction? Khususnya yang menceritakan manusia yang masuk k

Facebook Down. Ini Alasan Penyebab Gangguan WhatsApp Instagram dan Facebook

Semalam (Senin 4 Oktober 2021) layanan WhatsApp Instagram dan Facebook mendadak down secara kurang lebih bersamaan. Masalah ini masih terus berlangsung sampai tadi pagi (Selasa, 5 Oktober 2021), meski akhirnya bisa teratasi. Ya, per hari ini, ketiga layanan media sosial dan komunikasi milik perusahaan besutan Mark Zuckerberg tersebut sudah mulai perlahan-lahan berangsur normal, meski belum sampai ke kondisi 100 persen. Saat kejadian muncul, tak hanya pengguna dari Indonesia, netizen di seluruh dunia pun bertanya-tanya. Apakah ISP atau koneksi Internet mereka mengalami gangguan? Ataukah benar Facebook group yang mengalami masalah? Lalu apa masalahnya? Permasalahan tersebut kemudian dikonfirmasi langsung oleh Mike Schroepfer, Chief Technology Officer (CTO) Facebook. Seperti biasa, kalau ada kasus apapun di Internet, Twitter adalah pelariannya. Dan Mike pun mengumumkan kondisi ini melalui akun Twitter resminya di @schrep. "Kami mengalami masalah jaringan dan tim bekerja secepat

Instagram Reels Kini Hadir di Feed Facebook

Video berdurasi pendek saat ini sedang booming. Kondisi tersebut membuat para developer platform media sosial kian gencar memasukkan fitur video pendek versinya masing-masing ke dalam aplikasi.  Salah satu yang tidak ingin ketinggalan tren tersebut adalah Facebook. Bukan hanya hadir di Instagram saja, fitur video pendek Reels kini hadir juga di aplikasi sosial media terbesar, yakni Facebook. Sebelum merilis fitur ini, Facebook pada bulan lalu menguji fitur lintas posting guna mengeluarkan futur Reels langsung di aplikasi. Pengguna dapat membuat konten langsung di Facebook. Selain itu pengguna juga bisa melihta rekomendasi video pendek di news feed aplikasi. Seperti apa? Pembaruan dan pengadaan ini adalah upaya Facebook untuk menyaingi platform video pendek TikTok. Dengan hadirnya fitur Reels ini, Facebook berharap nantinya akan banyak konten kreator yang original di sana. Menurut The Wall Street Journal, Facebook menghadirkan fitur tersebut untuk memikat anak-anak muda memposting

Facebook Akan Hadirkan Video dan Audio Call Ke Aplikasi Utama

Pada awal perilisannya sampai pada beberapa tahun yang lalu, Facebook memungkinkan pengguna untuk mengobrol dengan teman saat mereka menjelajahi aplikasinya.  Namun, pihak Facebook kemudian memilih untuk memisahkan fitur tersebut dengan memaksa pengguna untuk mengunduh dan menggunakan aplikasi Messenger jika mereka ingin mengobrol dengan teman. Bicara dengan telepon, baik termasuk untuk obrolan video atau audio pun harus dilakukan lewat Facebook Messenger. Untuk sebagian besar pengguna Facebook saat ini, keberadaan aplikasi Facebook Messenger dirasa sudah terbiasa. Peraturan ini toh sudah berjalan beberapa tahun setelah ia dibuat. Akan tetapi sepertinya Facebook telah mempertimbangkan bahwa ada kemungkin, memaksa pengguna untuk memakai aplikasi tambahan seperti Facebook Messenger bukanlah ide yang terbaik.  Menurut sumber Bloomberg, Facebook berencana untuk membalikkan keputusan mereka dan membawa komunikasi kembali ke aplikasi utamanya. Menurut laporan tersebut, pengguna yang in

Facebook dan Instagram Hadirkan Fitur Sembunyikan 'Like'

Fitur 'like' atau suka pada postingan Facebook atau Instagram menjadi salah satu ukuran untuk keberhasilan sebuah post. Ia mengukur secara kasar berapa banyak orang yang mungkin telah melihat dan berinteraksi dengan postingan yang bersangkutan.  Namun, beberapa orang berpendapat bahwa mengejar banyak-banyakan 'like' dapat mengganggu dan menghilangkan esensi asli postingan Facebook dan Instagram. Di sisi lain, banyak juga yang berpendapat bahwa mengejar jumlah 'like' merupakan salah satu alasan utama orang-orang memposting foto dan kiriman di kedua platform tersebut. Namun semua akan segera berubah. Kenapa? Baru-baru ini Facebook dan Instagram memberi penggunanya opsi untuk menyembunyikan fitur 'like' untuk postingan publik pada konten yang mereka upload. Opsi ini berpotensi meningkatkan dinamika inti platform media sosial yang biasanya jumlah 'like' dilihat sebagai tanda pengaruh seseorang di sana. Seperti diketahui, jika jumlah like ba

Facebook Kumpulkan Informasi Tentang Anda, Untuk Apa?

Bukan rahasia lagi bahwa Facebook mengumpulkan banyak informasi tentang para penggunanya. Tetapi sebenarnya, seberapa banyak informasi yang mereka kumpulkan?    Nah, Apple baru-baru ini memperkenalkan persyaratan terbaru untuk aplikasi di App Store-nya. Kini, aplikasi harus menyertakan label privasi untuk menunjukkan jenis izin dan data yang akan dikumpulkan aplikasi tersebut dari pengguna. Dalam tweet pengembang iOS Noah Evans, ia menunjukkan dengan tepat berapa banyak informasi dan izin yang dibutuhkan aplikasi Facebook di iOS dari penggunanya. Dan ternyata, jumlahnya cukup mengejutkan.  Sebagai imbas dari fitur privasi Apple ini, pengguna iPhone tahun depan akan memiliki opsi untuk memblokir IDFA atau Pengenal untuk Pengiklan, pengenal unik di setiap ponsel cerdas yang digunakan pemasar untuk menargetkan dan mengukur efektivitas iklan mereka.  Memblokir permintaan ini dapat mempersulit untuk mengurai siapa yang telah melihat iklan dan mengambil tindakan pada iklan tersebut, baik

Facebook Gelar Pelatihan Virtual untuk Para Pelaku UKM Indonesia

Demi mendongkrak bisnis para pengusaha menengah kebawah (UKM), pemerintah menyiapkan dana bantuan tunai bagi para pelaku usaha. Tapi ternyata bantuan bagi para pelaku UKM tidak hanya berasal dari pihal pemerintah saja. Salah satu platform yang popularitasnya tidak diragukan lagi di Indonesia, yakni Facebook, kini tengah menggulirkan serangkaian inisiatif untuk mendukung UKM Indonesia. Khususnya untuk menghadapi kelabilan situasi ekonomi dan jurang resesi akibat pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia saat ini. Bahkan Facebook tidak segan-segan menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk pelatihan tersebut. Dana bantuan senilai Rp12,5 miliar disiapkan untuk program pelatihan virtual serta dihadirkannya fitur produk di seluruh aplikasi Facebook untuk membantu mempromosikan produk lokal dari para pelaku UKM. Dikutip dari laman DetikInet, Pieter Lydian, Country Director Facebook Indonesia memberikan tanggapannya tentang langkah perusahaannya tersebut. “UKM saat ini mengal

Video Conference di Facebook Kini Sudah Bisa Digunakan

Salah satu fitur yang banyak dipakai di aplikasi telekonferensi populer, Zoom, adalah screen sharing. Fitur ini memungkinkan pengguna membagikan apa yang tampil di layar perangkat narasumbernya ke seluruh peserta rapat. Aplikasi pesan instan Facebook Messenger pun belakangan menambahkan fitur serupa untuk para penggunanya di platform Android dan iOS. Jika pengguna mengakses lewat web atau desktop, screen sharing tersedia di Messenger Rooms. Sebagai gambaran, fitur screen sharing dibutuhkan ketika pengguna ingin melakukan presentasi atau menampilkan konten apa saja di hadapan partisipan lain secara online. Host dalam panggilan video grup juga dimungkinkan untuk mengontrol penggunaan fitur screen sharing dan membatasi siapa saja peserta yang dapat menggunakan fitur ini. Jika diakses melalui aplikasi mobile, pengguna dapat membagikan tampilan layar ke delapan peserta dalam panggilan video grup. Sedangkan jika mengakses lewat desktop via Messenger Room, fitur screen s

Alasan Perusahaan Besar Berhenti Beriklan di Facebook

Saat ini Facebook tengah menghadapi serangan yang cukup pelik. Terjadi boikot dari beberapa pengiklan besar yang merupakan beberapa perusahaan ternama yang merupakan klien terdekat mereka. Pemboikotan tersebut merupakan bagian dari kampanye 'Stop Hate for Profit'. Pasalnya, Facebook dinilai tidak terlalu serius menghapus sejumlah konten rasis dan ujaran kebencian yang diposting pada platformnya. Beberapa perusahaan yang mencabut iklan dari flatform Facebook terbilang cukup besar dengan jangkauan pasar yang luas seperti Coca-cola, Starbucks, Unilever, Adidas, Ford dan HP. Bisa dibilang, beberapa perusahaan tersebut merupakan sumber pemasukan terbesar untuk Facebook. David Cummings dari Aviva Investors menjelaskan bahwa penarikan iklan dari perusahaan-perusahaan besar tersebut mungkin dapat mencederai pemasukan Facebook. Selain itu, boikot ini bisa jadi membuat Facebook kehilangan kepercayaan. Lebih jauh lagi, Facebook dapat diklaim bahwa mereka tidak memili

Fitur Baru Facebook dan Aplikasi Tambahan Sedang Diujicoba

Saat kita sedang mencari sesuatu di Google, kadang-kadang kita mendapat panel pengetahuan di sebelah kanan yang memberi uraian singkat tentang topik yang dicari, serta tautan ke situs web seperti Wikipedia.  Sekarang giliran Facebook berusaha melakukan hal yang sama. Facebook mengonfirmasi bahwa fitur yang sedang mereka uji coba adalah program percontohan yang dijalankan di iOS versi desktop dari situs webnya.  Namun, mengingat ini hanya percobaan, jangan kaget jika kamu tidak melihat fitur ini muncul. Fitur ini juga belum dipastikan akan diluncurkan Facebook kepada umum di masa mendatang.  Meski begitu, fitur ini sendiri cukup membantu. Misalnya topik-topik tertentu menghasilkan tautan ke Wikipedia, namun beberapa yang lain tidak. Saat ini Facebook sedang menguji fitur tersebut, ada kemungkinan bahwa masih ada beberapa hambatan dan bug yang belum terselesaikan. Bagaimanapun, ini adalah fitur yang menarik walaupun belum diketahui berapa banyak orang yan

Lacak Covid-19 Corona dari Facebook Segera Dimungkinkan

Facebook dikabarkan akan segera merilis fitur anyar untuk para pengguna Android. Kabarnya, mereka tengah mempersiapkan beberapa fitur baru, yang yang telah dinantikan para penggunanya selama ini. Fitur-fitur tersebut adalah fitur Dark Mode, Pelacakan Covid-19 Corona dan Silent Mode. Fitur pertama yang digadang akan segara hadir adalah fitur Dark Mode. Fitur ini sesungguhnya memang fitur yang sudah sangat ditunggu oleh para pengguna Android. Sebelumnya, Facebook memang telah memperbarui layanan Facebook desktop yang memiliki Dark Mode. Mode ini memungkinkan pengguna untuk lebih nyaman menggunakan Facebook karena intensitas cahaya lebih redup dari versi original. Warna dari Dark Mode pada aplikasi Android ini mirip dengan  tone warna pada aplikasi desktop. Ia memiliki latar belakang yang berwarna abu-abu gelap dan highlight biru. Pengguna dapat mengaktifkan Dark Mode ini secara manual pada pengaturan aplikasi

Video Call di WhatsApp dan Instagram Segera Hadir

Facebook baru saja memperkenalkan sebuah fitur untuk melakukan video chat seperti platform telekonferensi lainnya yakni Messenger Rooms. Yang menarik, rencananya Facebook akan mengintegrasikan fiturnya itu ke dua anak perusahaannya, yaitu Instagram dan Whatsapp. Informasi yang beredar, selain telah menambah partisipan video call-nya menjadi 8 pengguna, kini pembaruan Whatsapp beta juga akan terintegrasi dengan fitur Messenger Rooms. Dan perusahaan tersebut mengatakan bahwa panggilan video group dapat segera dimulai dan dibagikan di WhatsApp dan Instagram. Dengan adanya Messenger Rooms, perusahaan ingin fitur tersebut melampaui seluruh pengguna dengan mengintegrasikannya ke Whatsapp. Kemudahan akses yang diberikan Messenger Rooms tampaknya akan mendepak platform-platform telekonferensi seperti Zoom, Google Meet, atau Skype. Selain itu, Integrasi Whatsapp dengan Messenger Rooms akan hadir di pembaruan Whatsapp dengan versi berikut 2.20.139. Sementara untuk yang saat ini fit

Facebook Messenger Rooms, Bisa Gabung Lebih Banyak Orang

Zoom merupakan aplikasi yang paling banyak banyak digunakan untuk kebutuhan meeting secara online. Namun maraknya kebutuhan atas aplikasi meeting online dan kapasitas yang dapat ditampung, yakni agar lebih banyak orang untuk join ke dalam meeting tersebut, membuat kebutuhan aplikasi baru juga semakin meningkat. Melihat kebutuhan di atas, Facebook sang raksasa media sosial akhirnya menyematkan fitur  percakapan video baru bernama Messenger Rooms yang bisa menampung banyak orang dalam satu video konferensi. Platform tersebut bisa menampung video telekonferensi hingga 50 orang. Fitur baru tersebut fokus untuk membuat interaksi lebih pribadi ketimbang ke arah publik seperti yang selama ini dilakukan Facebook dan Instagram. Fitur di Facebook maupun Instagram yang membantu orang-orang berkomunikasi dalam kelompok kecil mereka. Berkomunikasi juga dapat lebih intim melalui platform perpesanan pribadi seperti Messenger Rooms. Messenger Rooms bisa diakses melalui Facebook atau apli

Dark Mode di Facebook Lite

Facebook, salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, menerapkan dark mode di aplikasinya. Namun demikian, fitur mode gelap tersebut baru ada pada aplikasi versi Lite-nya. Aplikasi utama Facebook sendiri belum mempunyai dark mode, meskipun kawan-kawanya sudah mempunyai mode tersebut. Misalnya seperti Instagram, Messenger, dan WhatsApp. Meski demikian, paling tidak Facebook telah mempunyai mode tersebut meski hanya pada versi Lite. Pada mode ini, Facebook Lite akan mempunyai warna tema gelap pada hampir seluruh aplikasinya, dari mulai feed, profile, sampai setting. Tombol untuk mengaktifkan mode gelap ini ada pada bagian pengaturan aplikasi. Namun yang perlu diingat, mode ini akan tersedia untuk pengguna secara bertahap, jadi tak semua penggunanya langsung bisa menikmati mode gelap tersebut. Warna gelap yang dipakai di Facebook Lite ini bukan hitam melainkan abu-abu gelap, sama seperti hampir semua mode gelap pada aplikasi buatan Google. Pilihan warna abu-abu ini membuat

Fitur-Fitur Baru Facebook dan Instagram

Facebook melakukan perombakan terhadap sejumlah layanan jejaring sosialnya. Dalam ajang International Broadcasting Convention (IBC) yang berlangsung di Amsterdam, Belanda, mereka mengumumkan akan menghadirkan sejumlah pembaruan untuk Instagram, dan tentunya juga Facebook. Intinya, fitur-fitur yang diperkenalkan nantinya akan lebih banyak menitikberatkan pada konten berbasis video. Salah satunya adalah pembaruan untuk Instagram TV atau IGTV. Seperti diketahui, sejauh ini IGTV masih belum sepopuler Instagram Stories. Rencananya, penayangan video di IGTV bakal bisa dijadwalkan hingga enam bulan ke depan. Tidak cuma IGTV, unggahan feed Instagram juga bisa dijadwalkan dengan waktu yang sama. Selama masuk daftar tunggu, unggahan feed dan IGTV masih bisa diedit. Pembaruan ini baru akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang. Fitur ini sendiri hanya akan ditujukan bagi pada pengelola sosial media dan infulencer saja. Tidak hanya dari aplikasi Instagram, Facebook juga memperb

Facebook Buang Miliaran Akun Palsu

Jejaring sosial Facebook terus melakukan pembenahan di fiturnya. Hasil laporan terbaru, perusahaan media sosial itu telah membuat akun-akun palsu yang terdaftar di dalamnya, dihapus dari fiturnya. Tak main-main, sebanyak 3,2 miliar akun palsu dalam periode 6 bulan antara April hingga September 2019 sudah dimusnahkan. Jumlah yang tidak sedikit dibandingkan periode yang sama di tahun lalu di mana Facebook sudah melakukan penghapusan sebanyak 1,5 miliar akun yang tak layak. Facebook sendiri memperkirakan bahwa 5 persen dari 2,45 milar pengguna aktif saat ini, tak lain merupakan akun tak layak. Tak hanya akun, Facebook pun turut menghapus sebanyak 11,4 juta posting bernada ujaran kebencian. Angkanya naik drastis dibanding periode yang sama di tahun lalu, yang "cuma" tercatat sebesar 5,4 juta posting saja. Selain itu, pada periode antara April hingga September 2019, Facebook juga menghapus lebih dari 1,2 juta konten bermuatan pornografi anak di Instagram, naik dari