Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Space

Chandrayaan 3, Langkah India Mendarat dan Eksplorasi di Bulan

Misi Chandrayaan-3 India, yang diluncurkan pada 14 Juli dari pangkalan antariksa utama negara tersebut di negara bagian selatan Andhra Pradesh, telah memasuki fase kritis saat ini. Misi ini memiliki tujuan mendaratkan pesawat antariksa di kutub selatan bulan, dengan dampak besar bagi status India sebagai kekuatan antariksa dan eksplorasi bulan di masa depan.  Setelah melewati orbit Bumi yang semakin luas, pesawat ini beralih ke orbit bulan dan mendapat perhatian nasional serta global setelah upaya gagal Rusia mendarat di kutub selatan bulan. Misi Chandrayaan-3 ditujukan ke kutub selatan bulan, sebuah wilayah yang diduga memiliki es air atau air beku, yang dapat menjadi sumber oksigen, bahan bakar, dan air untuk misi bulan mendatang atau koloni bulan yang lebih permanen.  Jika berhasil mendarat, pesawat Chandrayaan-3 diharapkan tetap berfungsi selama dua minggu, menjalankan serangkaian eksperimen termasuk analisis spektrometer terhadap komposisi mineral permukaan bulan. Pendarat Chandra

Hujan Meteor Perseid 13 Agustus 2023

Halo sobat science. Pada tanggal 13 Agustus dini hari ini, langit akan menyajikan sebuah fenomena alam yang menarik untuk diamati. Fenomena tersebut dikenal dengan nama hujan meteor Perseid, yang merupakan suatu peristiwa langit yang menghadirkan hujan meteor yang spektakuler. Hujan meteor Perseid terjadi ketika Bumi melintasi jalur orbit komet Swift-Tuttle dan partikel-partikel kecil dari komet ini masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar saat berinteraksi dengan udara, menghasilkan kilatan cahaya yang memukau di langit malam. Debu dan partikel-partikel kecil dari komet Swift-Tuttle yang masuk ke atmosfer Bumi ini menghasilkan hujan meteor yang dapat diamati dari permukaan bumi. Fenomena tersebut memiliki puncak kejadian pada tanggal 13 Agustus 2023.  Pada saat ini, jumlah meteor yang terlihat meningkat secara signifikan, menciptakan tontonan menakjubkan di langit malam. Meskipun demikian, hujan meteor ini tidak membahayakan karena partikel-partikel tersebut umumnya terbakar dan menguap se

Alasan Ilmiah Mengapa Uranus Berputar Pada Sisi Matahari

Planet Uranus ditemukan oleh astronom William Herschel pada tahun 1781 setelah sebelumnya planet tersebut dikira sebuah komet atau bintang. Dua tahun kemudian, objek itu diterima secara universal sebagai planet baru, sebagian karena pengamatan astronom Johann Elert Bode.  Sebagai informasi, Uranus terkenal sebagai planet terdingin di Tata Surya. Meskipun planet Neptunus jaraknya lebih jauh dari Matahari dibanding Uranus, tapi Uranuslah yang mendapat julukan planet terdingin. Suhu permukaan planet Uranus ada di -197,2 derajat Celcius yang dapat turun hingga -226 derajat Celcius. Uranus juga disinyalir memiliki hujan berlian di planetnya. Dan sebenarnya, planet ini juga memiliki cincin seperti planet Saturnus namun keberadaannya terlihat samar. Cincin planet Uranus terdiri dari partikel-partikel yang sangat gelap dan ukurannya bervariasi dari mikrometer hingga sepersekian meter. Oleh karena itu cincin Uranus hampir tidak terlihat saat diamati. Uniknya, Uranus mengorbit Matahari p

Metana, Indikasi Kehidupan Alien di Luar Bumi

Jika ada kehidupan berlimpah di alam semesta, kehadiran gas metana mungkin bisa jadi merupakan tanda-tanda pertama adanya kehidupan di luar Bumi yang dapat dideteksi oleh para astronom saat mereka sedang melakukan pencarian.  Meskipun proses nonbiologis dapat menghasilkan metana, sebuah studi baru oleh para ilmuwan di UC Santa Cruz (UCSC), Amerika Serikat menetapkan satu set keadaan di mana kasus persuasif dapat dibuat untuk aktivitas biologis sebagai sumber metana di atmosfer planet berbatu. Unsur ini sangat penting karena metana adalah salah satu dari sedikit tanda kehidupan potensial, atau "biosignatures" yang dapat dengan mudah dideteksi dengan James Webb Space Telescope. Teleskop Luar Angkasa James Webb tersebut akan memulai pengamatan pada akhir tahun 2022 ini. "Oksigen sering dibicarakan sebagai salah satu biosignatures terbaik, tetapi mungkin akan sulit dideteksi dengan JWST," kata Maggie Thompson, seorang mahasiswa pascasarjana di bidang astronomi dan

Mengenal "Dark Energy", Sudahkah Manusia Menemukannya?

Pernahkah Anda mendengar Dark Energy atau Dark Matter? Materi gelap alias dark matter merupakan materi yang membuat galaksi dan dan seisinya tetap pada sumbunya. Tanpa dark matter, galaksi akan berantakan.  Dark Matter sendiri merupakan materi yang jumlahnya lima kali lebih banyak dibandingkan dengan materi biasa. Dan diperkirakan, seperempat dari alam semesta merupakan materi gelap. Namun apakah manusia sudah menemukan materi gelap dan dark energy yang dimilikinya? Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di University of Cambridge dan dilaporkan dalam jurnal Physical Review D, menunjukkan teori yang sangat menarik. Menurut para peneliti, beberapa hasil riset yang tidak dapat dijelaskan dari eksperimen Xenon1T di Italia mungkin disebabkan oleh adanya energi gelap atau Dark Energy yang ada di alam semesta dan bukan materi gelap yang dirancang oleh eksperimen tersebut. Dalam studi, mereka membangun model fisik untuk membantu menjelaskan hasil dari penelitian mereka, yang m

Teleskop Hubble Temukan Air di Ganymede, Bulannya Jupiter

Selain Planet Mars yang dicurigai sebagai planet yang memiliki air ternyata ada benda langit lainnya yang disinyalir memiliki air di dalamnya. Untuk pertama kalinya, para astronom menemukan bukti adanya uap air di atmosfer bulan milik Jupiter.  Bulan tersebut bernama Ganymede. Uap air tersebut terbentuk ketika es dari permukaan bulan menyublim atau berubah dari padat menjadi gas. Dalam studinya, para ilmuwan menggunakan dataset baru dan arsip dari teleskop luar angkasa Hubble miliki NASA. Penemuan ini sendiri diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy. Penelitian sebelumnya telah menawarkan bukti tidak langsung bahwa Ganymede, bulan terbesar di tata surya, mengandung lebih banyak air dibandingkan lautan di Bumi. Namun, suhu di sana sangat dingin sehingga air di permukaannya membeku dan tidak cair seperti lautan kita. Laut Ganymede sendiri diperkirakan ada di 100 mil/160,9km di bawah lapisan kerak. Bukan waktu yang sebentar untuk mengamati air yang berada di Ganymede. Para astr

Apa Itu Fenomena Aphelion?

Anda yang gemar mengamati fenomena alam, mungkin pernah mendengar istilah yang disebut dengan aphelion. Ya, aphelion merupakan sebuah fenomena di mana posisi Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari. Menurut penjelasan Andi Pangerang Hasanuddin, peneliti dari Pusat Penelitian Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), posisi Bumi terhadap Matahari terus berubah, dari titik terdekat sampai ke titik terjauh. Ini terjadi karena orbit bumi tidak sepenuhnya berbentuk lingkaran sempurna. Seperti diketahui, Bumi mengitari Matahari dengan rotasi berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60. Dikutip dari laman Kompas, setiap tahunnya, Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari yang disebut perihelion, dan ini terjadi setiap bulan Januari. Adapun Bumi akan berada pada jarak terjauh dari Matahari yang disebut sebagai aphelion, dan terjadi setiap bulan Juni. Tahun ini, aphelion terjadi pada tanggal 6 Juli 2021. Puncaknya, atau jarak terjauh Bumi dari Mata

Pergi Ke Luar Angkasa Ternyata Bikin Sistem Imun Melemah

Siapa yang ingin pergi berwisata ke luar angkasa? Tahun ini, tepatnya bulan Mei 2021, Blue Origin yang merupakan perusahaan roket milik Jeff Bezos akan membuka wisata luar angkasa sub-orbital perdana.  Tepatnya pada tanggal 20 Juli 2021 mendatang, Bezos sang pemilik perusahaan sekaligus CEO Amazon akan ikut dalam wisata luar angkasa yang akan mengudara di ketinggian 100 kilometer di atas permukaan laut. Akan ada 6 penumpang di perjalanan tersebut. Saat ini satu kursi wisata luar itu ditawarkan di harga 2.800.000 dollar AS atau setara dengan Rp39,8 miliar. Akan tetapi, selain kantong yang harus tebal, ternyata bepergian ke luar angkasa memiliki resiko untuk kesehatan juga lho guys. Apa itu? Blue Origin Ternyata, perjalanan ke luar angkasa juga akan membuat sistem imunitas melemah. Dari penelitian, gaya berat mikro di ruang angkasa mengganggu fisiologi manusia dan merugikan kesehatan para astronot. Fakta ini pertama kali disadari saat misi Apollo 1 selesai dijalankan. Saat itu, ket

Temuan Gunung Api di Mars, Mungkinkah Mahluk Hidup Bertahan?

Kehidupan di planet Bumi kita tercinta ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya aktivitas vulkanik yang aktif.   Emisi gas dari ventilasi vulkanik yang berlangsung selama ratusan juta tahun telah membentuk lautan dan atmosfer paling awal di Bumi. Material yang dikeluarkan dari aktivitas vulkanik tersebut pun memasok bahan-bahan penting untuk mahluk hidup berevolusi dan menopang kehidupan selanjutnya. Lalu, bagaimana dengan planet Mars? Yang menarik, bukti aktivitas vulkanik baru-baru ini ditemukan di Mars. Bukti tersebut menunjukkan bahwa planet merah ini bisa saja memiliki aktifitas vulkanik dalam 50.000 tahun terakhir. Temuan baru tersebut diungkapkan oleh David Horvath, ilmuwan dari Planetary Science Institute Research, Arizona, Amerika Serikat. Menurut Horvath, sebagian besar aktivitas vulkanisme di planet merah diprediksi terjadi antara 3 sampai 4 miliar tahun yang lalu. Sejumlah letusan yang lebih kecil di daerah terpencil kemungkinan terus berlan

Helikopter NASA Akhirnya Terbang di Mars

NASA memastikan bahwa helikopter kecil miliknya yaitu Ingenuity telah membuat sejarah dengan menjadi perangkat pertama yang berhasil terbang di planet lain. Ingenuity sendiri merupakan helikopter berbobot 1,8kg yang melakukan perjalanan ke Mars dengan rover Perseverance milik NASA. Penerbangan ini juga merupakan penerbangan pertama di dunia yang meluncur dari planet merah, Mars. Penerbangan tersebut dilakukan pada pukul 00.31 waktu Amerika Serikat bagian Pasifik. Informasi penerbangan ini dikirimkan dari Mars 3 jam kemudian karena adanya jarak dan delay komunikasi yang diterima oleh ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA. Ingenuity sebenarnya dijadwalkan terbang 11 April lalu, namun ditunda karena masalah teknis. Jadi penerbangannya baru diluncurkan pada tanggal 19 April ini. Tujuan utama helikopter yang berukuran cukup kecil ini adalah untuk menunjukkan bahwa penerbangan bermesin ternyata bisa dilakukan di Mars. Bukan untuk tujuan eksperimen ilmiah atau menjelejah Mars lebi

Mengapa Air Hilang di Mars?

Pernahkah kalian melihat gambaran planet Mars yang berwarna kemerahan serta tandus? Siapa sangka miliaran tahun yang lalu, Planet Merah ternyata jauh lebih biru dari sekarang.  Pernyataan ini didasarkan bukti yang masih ditemukan di permukaan planet Mars, karena ternyata air pernah melimpah mengalir melintasi Mars dan membentuk kolam, danau, dan samudra dalam. Pertanyaannya, kemana perginya semua air yang berada di Mars? Jawabannya adalah: tidak kemana-mana. Menurut penelitian dari Caltech dan JPL yang diterbitkan dengan nama "Long-term Drying of Mars Caused by Sequestration of Ocean-scale Volumes of Water in the Crust" di jurnal Science, 16 March 2021, sebagian besar air di Mars sekitar 30 dan 99 persen, terperangkap di dalam mineral pada kerak planet. Ilustrasi Keringnya Planet Mars (Sumber, Wikipedia) Penelitian tersebut menentang teori yang lebih dulu tersebar dan terkenal bahwa air planet Mars menguap dan menghilang ke luar angkasa. Tim Caltech dan JPL menemukan bahw

Apa Jadinya Bumi Jika Galaksi Bima Sakti dan Andromeda Bertabrakan

Galaksi merupakan sebuah sistem yang terikat oleh gravitasi memuat banyak bintang, planet, gas, debu angkasa dan lainnya. Tapi tahukah Anda bahwa ternyata galaksi dapat bertabrakan satu sama lain? Tata surya yang memiliki bintang yang disebut Matahari terletak di dalam sebuah galaksi yang bernama Bima Sakti. Dan galaksi Bima Sakti tempat Bumi berada memiliki tetangga yaitu Galaksi Andromeda. Andromeda sendiri merupakan galaksi spiral yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari Bumi. Galaksi ini jika diukur dari jarak yang manusia tahu akan menjadi sangat jauh sekali bukan? Namun ternyata ada kemungkinan jika galaksi Bima Sakti dan Galaksi Andromeda saling bertabrakan. Untuk mengetahui apa yang terjadi saat dua galaksi bertabrakan, kalian bisa membacanya di sini . Pernahkah Anda melihat galaksi di langit malam dengan mata telanjang? Mungkin Anda yang hidupnya di perkotaan dengan polusi cahaya yang tinggi akan sangat jarang melihat langit malam yang sesungguhnya.  Padahal sebenarnya,

Suhu Temperatur Alam Semesta Ternyata Semakin Panas

Kita hidup di Bumi yang merupakan debu di alam semesta. Seperti diketahui, alam semesta sendiri merupakan ruang, waktu dan dimensi yang sangat luas. Di dalamnya terdapat banyak sekali benda langit serta galaksi.  Alam semesta sendiri mungkin sudah dipelajari semenjak manusia mengenal kosmologi pada zaman dahulu. Dan manusia jaman sekarang terus berkembang untuk lebih memahami lagi tentang alam semesta dan isinya. Ternyata, ada fakta yang cukup mengejutkan terkait alam semesta kita ini. Ternyata, kondisinya semakin panas. Dalam sebuah studi terbaru yang mempelajari alam semesta, telah dipublikasikan di Astrophysical Journal yang menyelidiki sejarah termal alam semesta selama 10 miliar tahun terakhir.    Pada penelitian ini ditemukan bahwa dibandingkan dengan hari ini, suhu rata-rata gas di seluruh alam semesta telah meningkat lebih dari 10 kali lipat selama periode waktu tersebut. Peningkatan suhunya mencapai sekitar 2 juta derajat Kelvin atau sekitar 4 juta derajat Fahrenheit ata

Peneliti LAPAN Indonesia Siap Mencari Alien

Pencarian mahluk ekstra terestrial nampaknya bukan hanya dilakukan oleh negara-negara lain. Ternyata, peneliti dari Indonesia pun akan segera memulai misi pencarian alien.  Informasi terbaru, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional atau LAPAN akan segera memulai pencarian tersebut. Langkah awalnya dimulai dengan pencarian eksoplanet atau planet yang berada di luar Tata surya yang disinyalir memiliki karakteristik layak huni. Tahun 2021 mendatang, LAPAN akan memulai studi fenomena transien atau fenomena yang terjadi secara insidental. Sebagai informasi, benda transien adalah benda yang tidak memiliki cahaya yang tetap, contohnya nova, supernova, semburan sinar gamma dan suar dari inti galaksi. Salah satu tujuan dari mencarinya fenomena transien ini adalah mendeteksi dan mengkarakterisasi eksoplanet. Menurut Rhoyom Priyatikanto, salah satu peneliti LAPAN, alasan dibuatnya riset dan pengamatan astronomi utamanya adalah untuk mengembangkan pengetahuan.  Selain itu, menurut Rhoy

Apakah Bumi Adalah Sarang Mahluk Hidup Terbaik di Alam Semesta?

Bumi belum tentu merupakan planet terbaik di alam semesta. Saat ini, para peneliti telah mengidentifikasi dua lusin planet di luar tata surya kita yang mungkin memiliki kondisi yang lebih cocok untuk kehidupan daripada di planet kita sendiri.  Beberapa dari bintang-bintang pemilik planet tersebut bahkan mungkin mengorbitkan planet-planetnya lebih baik daripada matahari kita. Sebuah studi yang dipimpin oleh Dirk Schulze-Makuch, ilmuwan dari Washington State University baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Astrobiology. Dalam studinya, ia merinci karakteristik planet yang berpotensi "dapat dihuni". Beberapa planet yang dipantau termasuk planet yang lebih tua, sedikit lebih besar, sedikit lebih hangat, dan mungkin lebih basah dari Bumi. Kehidupan juga bisa lebih mudah berkembang di planet yang lingkarannya lebih lambat dan bintang dengan rentang hidup lebih lama daripada matahari kita. Sebanyak 24 kandidat utama untuk planet yang bisa dihuni semuanya berjarak lebih