Review Vivo V7+

Admin
Saat dihadirkan pertamakali di pasaran Indonesia tahun 2017 lalu, Vivo tidak main-main. Tak tanggung-tanggung, prosesi peluncuran V7+ yang menjadi andalan terbaru mereka, dilangsungkan secara luar biasa megah. Peluncuran tersebut ditayangkan langsung oleh 9 televisi nasional negeri ini.

Tak hanya itu, di situs-situs berita utama Indonesia, pemirsa juga dapat menyimaknya secara langsung. Peluncuran tersebut merupakan yang terhebat yang pernah dilakukan di Indonesia. Bahkan lebih dahsyat dibanding apa yang dilakukan oleh Asus saat merilis seri Zenfone 3 mereka di Bali tahun 2016 lalu yang mengundang 1.000 tamu.


Lalu, seperti apa kemampuan yang ditawarkan oleh Vivo pada smartphone flagship terbarunya tersebut? Mari kita bahas spesifikasi dan performa Vivo V7+, smartphone yang berhasil membuat produsen asal Tiongkok tersebut masuk ke papan atas di industri smartphone di Indonesia dan membuatnya menjadi produsen yang sangat disegani.



Desain
Dari sisi penampakan, Vivo V7+ tampak seperti smartphone Android masa kini lainnya. Kebetulan, unit yang kita bahas kali ini berwarna hitam (matte black). Material yang digunakan untuk cover belakangnya memang berbahan plastik. Namun berhubung bobot totalnya yang cukup berat, yakni 160 gram, produk ini terasa cukup kokoh dan padat. Aksen lis silver yang mengelilingi seluruh sisi smartphone membuatnya tampak elegan.

Pada smartphone, Vivo sudah menggunakan display dengan rasio layar masa depan yakni 18:9 alias memanjang. Rasio ini merupakan salah satu yang pertama, khususnya di segmen middle end dan kemudian menjadi tren kekinian dan diikuti oleh produsen smartphone lainnya di pasaran. Namun demikian, dari sisi resolusi, Vivo hanya menyematkan layar dengan resolusi HD+ atau 1440x720p. Sedikit lebih tinggi dari HD biasa yang 1280x720p.

Baca juga:
Dimensinya sendiri cukup besar, nyaris 6 inci atau 5,99 inci dengan luas penampang layar mencapai 92,6 centimeter persegi. Luas penampang ini (screen to body ratio-nya) mencakup sekitar 78,4 persen layar. Kepadatan piksel layarnya mencapai 269 pixel per inci, atau kepadatan yang relatif standar untuk layar smartphone kekinian. Tetapi layar jenis LCD IPS capacitive tersebut sudah dilapisi Corning Gorilla Glass 4.

Untuk pengisian daya dan konektivitas kabel, Vivo V7+ menggunakan port micro USB bisa di bagian bawah. Selain port USB, di bagian bawah juga tersedia speaker grill dan audio jack.



Penempatan audio jack di sisi bawah smartphone membuat sisi atas menjadi bersih dan hanya menyisakan audio input yang sekaligus berfungsi sebagai noise cancellation.



Di sisi kiri smartphone tersedia SIM card tray yang terdiri dari dua nano SIM slot yang mendukung 4G dan sebuah dedicated microSD slot yang mampu menampung hingga 256GB.

Body bagian belakang Vivo V7+ tampak bersih dan mulus. Namun penggunaan material plastik dengan coating membuatnya rentan terkena bercak bekas telapak tangan. Untungnya, Vivo sudah mengantisipasinya dengan memberikan gratis softcase di dalam kemasan penjualannya.



Di bagian belakang atas, Anda akan menemukan kamera belakang resolusi 16MP berfitur PDAF lengkap dengan LED flash. Saat merekam video, kamera tersebut mampu menangkap hingga resolusi FullHD 1080p pada 30fps.



Kamera dan Fitur
Vivo V7+ hadir dengan kamera utama 16MP di bagian belakangnya. Kamera tersebut punya lensa dengan aperture f/2.0 serta dilengkapi pula dengan LED flash. Pada bagian depan, berhubung smartphone besutan Vivo memang umumnya ditujukan untuk penggunaan selfie, mereka menyediakan kamera yang lebih baik.

Sebuah kamera tunggal dengan resolusi 24MP serta lensa bukaan f/2.0 disediakan lengkap dengan LED flash. Yang menarik, meskipun hanya satu buah, kamera depan Vivo V7+ ini mampu menangkap foto dengan latar belakang blur ataupun bokeh. Mode auto-nya cukup mudah digunakan dan banyak opsi yang tersedia.



Pengguna yang ingin berkreasi lebih lanjut, tersedia mode Professional. Exposure Value, ISO (100 sampai 3200), Shutterspeed (mulai dari 1/5000 sampai 16 detik) serta White Balance bisa diubah sesuai kebutuhan.



Ada pula efek Face Beauty, mode Ultra HD, PPT, Slow Motion dan Time Lapse. Yang menarik, menggunakan PPT mode, saat Anda memotret layar, papan tulis atau sejenis, smartphone bisa langsung meluruskan hasil fotonya sehingga lebih enak dibaca. Lalu, bagaimana hasilnya?

Auto (Outdoor)
Auto (Outdoor, low light)
HDR (Outdoor, low light)
Auto (Indoor)
Portrait (Indoor)
Auto (Indoor)
Auto (Outdoor)
Dari foto-foto di atas, terbukti kamera Vivo V7+ mampu menangkap gambar dengan kualitas memuaskan, bahkan saat berada dalam kondisi pencahayaan kurang. Misalnya sore menjelang malam hari, atau kondisi pencahayaan redup lainnya.

Pada mode Auto, kamera dapat menangkap objek yang menjadi fokus dengan baik dan membuat objek yang berada di belakang layar sedikit lebih blur untuk memberikan efek depth of field. Namun dalam mode portait bokeh, hasilnya jauh lebih terlihat, rapi dan bagus. Fitur lain, seperti Live Photo juga menarik untuk dicoba. Tetapi, output-nya bukan file gambar, melainkan video MP4.

Spesifikasi dan Performa
Dari sisi spesifikasi, Vivo V7+ diperkuat oleh prosesor yang sangat menarik untuk segmen mid to low, yakni Qualcomm Snapdragon 450. Prosesor ini sejatinya merupakan barang yang sama persis dengan Qualcomm Snapdragon 625.

Seperti diketahui, Snapdragon 625 terkenal dengan performa bagus serta efisiensi energi yang luar biasa. Adapun Snapdragon 450 merupakan 625 yang diturunkan kecepatan maksimalnya hanya mencapai 1,8GHz. Sayangnya, Vivo melepas V7+ di harga Rp4.999.000 yang merupakan range harga untuk mid to high dan semestinya menggunakan prosesor yang mid to high juga.

Berikut ini spesifikasi teknis Vivo V7+ yang dikutip dari GSM Arena:


Untuk mengetahui kinerja smartphone ini, kami melakukan pengujian dengan aplikasi benchmark yang umum digunakan seperti AnTuTu, GeekBench, 3D Mark dan PC Mark. Berikut ini hasilnya:



Dari sisi performa, Vivo V7+ menawarkan kinerja yang cukup mumpuni dan hanya sedikit terpaut dengan smartphone berprosesor Qualcomm Snapdragon 625. Jika dibandingkan dengan kinerja smartphone berprosesor Qualcomm Snapdragon 430, Vivo V7+ ini jauh lebih kencang.



Dari sisi efisiensi energi pun demikian. Dengan baterai berkapasitas biasa-biasa saja, yakni 3.225mAh, smartphone mampu bertahan hingga nyari 15 jam. Tentunya bisa lebih dari itu tergantung metode penggunaan keseharian pemiliknya.

Lalu, bagaimana saat digunakan untuk bermain game? Apakah prosesor Qualcomm Snapdragon 400 series kurang mumpuni?



Ternyata tidak. Kami tidak menemukan masalah atau kendala apapun saat bermain game yang sangat populer saat ini di Indonesia yakni Arena of Valor. Lag tidak muncul dan temperatur masih relatif terjaga meskipun sudah bermain sekitar 1 jam.



Di game lain, seperti Injustice 2 yang grafiknya juga cukup intens, Vivo V7+ mampu menjalankannya dengan baik tanpa masalah.


Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas, terbukti bahwa prosesor Qualcomm Snapdragon 450 yang disediakan pada Vivo V7+ mampu membawa performa smartphone ke level menengah ke atas. Apalagi diperkuat oleh RAM 4GB yang cukup besar dan juga layar full view (rasio 18:9) yang membuat aktivitas bermain game ataupun menonton film menjadi sangat nyaman. Performa keseluruhan juga terangkat.

Dari sektor fotografi, kemampuannya mengambil foto portrait hanya dengan satu kamera dengan hasil yang mulus merupakan nilai plus. Meski tidak terlalu luas setting yang disediakan, modus Professional yang ada menawarkan keleluasaan buat yang ingin mengasah kemampuan fotografinya. Fitur-fitur kameranya juga relatif lengkap.

Anda yang ingin menjajal smartphone dengan layar penuh (bezel tipis) yang punya penampilan elegan, kinerja serta kamera yang cukup bagus dan punya anggaran sekitar Rp4,6 jutaan, Vivo V7+ ini menjadi salah satu pilihan.