Kembangkan Kendaraan Listrik, Foxconn Incar Ibu Kota Baru Indonesia

Admin

Rencana pemerintah untuk menggeser ibu kota dari Jakarta ke Penajam, Paser Utara, Kalimantan Timur semakin dirampungkan. Dalam virtual talkshow Power Lunch yang digelar CNBC Indonesia, Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal mengungkapkan hal menarik terkait rencana Foxconn.

Sebagai informasi, Hon Hai Precision Industry (Foxconn), perusahaan yang berbasis di Taiwan merupakan salah satu investor yang mendukung pemindahan ibu kota tersebut.


Menurut Lahadalia, Foxconn telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama dengan kementerian BUMN dan perusahaan swasta domestic untuk mengembangkan industry kendaraan listrik di Indonesia.



Saat ini, kerjasama antara Foxconn dan pihak pemerintah dan swasta Indonesia memang masih dalam tahap feasibility study. Namun pemerintah berhadap bahwa proyek pembangunan akan diresmikan di akhir tahun 2022 ini.


Sejauh ini, beberapa negara telah mengungkapkan ketertarikan mereka untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Negara-negara yang paling gencar memberikan indikasi ketertarikan tersebut antara lain adalah Jepang, Korea Selatan dan Uni Emirat Arab.

Menurut Bahlil, beberapa negara bahkan bermaksud untuk berinvestasi dengan nilai sekitar 20 juta dollar AS (sekitar Rp294 miliar) untuk IKN. Adapun pembicaraan lebih lanjut antara pihak Foxconn, pemerintah Indonesia dan swasta akan dilakukan pada September 2022 mendatang.

Baca juga:


Sebagai informasi, pusat IKN Nusantara merupakan kawasan seluas 56.180 hektar yang dikelilingi oleh kawasan pembangunan seluas 199.962 hektar. Adapun biaya perpindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara akan memakan biaya setidaknya sekitar Rp500 triliun.


Saat ini pemerintah Indonesia sendiri sedang getol menggencarkan pengembangan dan transisi dari kendaraan berbasis BBM konvensional ke kendaraan listrik, baik roda empat ataupun roda dua. Sejumlah kemudahan sampai keringanan pajak disediakan untuk masyarakat yang bersedia beralih dari kendaraan berbasis bensin ke kendaraan berbasis listrik.

Bagaimana guys? Kapan mau ganti ke mobil atau motor listrik?