Giliran Kanada Yang Blokir TikTok

RN Dahlan

Di mana-mana, TikTok selalu menjadi salah satu aplikasi yang  kontroversial. Buktinya, beberapa negara di dunia telah memblokir TikTok, khususnya untuk lingkungan pemerintahan seperti Amerika Serikat, India, Bangladesh dan Taiwan. 

Kini giliran Kanada yang melarang situs jejaring sosial TikTok dari perangkat seluler yang dikeluarkan oleh pemerintah.


Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada mengambil langkah signifikan terhadap semua pegawai federal. Disebutkan bahwa mereka tidak dapat lagi menggunakan TikTok di telepon kantor mereka. Semuanya atas nama untuk keamanan data.

Namun demikian, bukan berararti Tik Tok dilarang untuk digunakan oleh masyarakat biasa di Kanada. TikTok akan tetap diizinkan oleh Trudeau untuk warga Kanada yang memutuskan untuk tetap memasang aplikasi pada perangkatnya.


vTentunya, jika mereka bukan pejabat pemerintah.

Tak hanya itu, Uni Eropa pekan lalu juga mengatakan telah melarang sementara TikTok dari telepon yang digunakan oleh karyawan sebagai tindakan keamanan siber. Parlemen Eropa mengikutinya dan melarang staf memasang aplikasi di ponsel apapun yang memiliki akses ke email atau jaringan parlemen.

Sedangkan di Amerika Serikat, lebih dari separuh negara bagian dan Kongres telah melarang TikTok dari perangkat resmi pemerintah. 

Gedung Putih memperluas larangan untuk memasukkan semua lembaga pemerintah. Mereka juga telah memberikan waktu 30 hari kepada pegawai federal untuk menghapus aplikasi dari perangkat kerja mereka.


Baca juga:


Saat ini TikTok sangat populer di kalangan anak muda, tetapi karena kepemilikannya di China telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Beijing dapat mengumpulkan data para penggunanya atau mendorong narasi dan informasi yang salah dan pro-China. 

Kekhawatiran tersebut tetap terjadi meskipun ByteDance, pemilik TikTok yang merupakan sebuah perusahaan China telah memindahkan kantor pusatnya ke Singapura pada tahun 2020 lalu.

TikTok juga menghadapi pengawasan intensif dari nagara-negara Eropa dan AS atas keamanan dan privasi data di tengah kekhawatiran bahwa aplikasi tersebut dapat digunakan untuk keperluan pihak-pihak tertentu.


Namun sejauh ini, hanya sedikit yang menunjukkan bahwa pengambilan data dari TikTok lebih dari sekadar “pemantauan kapitalisme” yang sama seperti yang diterapkan oleh aplikasi Facebook dan Instagram. Seperti diketahui, pengguna Instagram dan Facebook diintai untuk dijadikan target iklan.