Gawat, 20 Persen Pendanaan Teror Dilakukan Lewat Kripto

Admin

Serangan Hamas terhadap Israel yang dilangsungkan sejak pekan lalu memanfaatkan teknologi modern. Mulai dari roket, drone sampai ke paralayang. Tak hanya itu, mereka juga menggunakan kamera ponsel dan koneksi internet untuk menyebarkan aksinya ke seluruh dunia.

Yang jadi pertanyaannya adalah, dari mana mereka dapat membiayai semua ini?

Diperkirakan, salah satu sumber dana yang diperkirakan adalah donasi cryptocurrency yang diberikan kepada Hamas. Gawat, 20 persen pendanaan teror dilakukan lewat kripto. Alias sebagian besar dana teroris berasal dari cryptocurrency.

Sebagai gambaran, sejauh ini, keuangan yang terdesentralisasi selalu diiklankan sebagai cara untuk menghindari kerumitan dalam sistem keuangan global yang teratur. Dan cryptocurrency telah lama digunakan untuk mendanai pasar gelap.

Namun demikian, peran cryptocurrency sebagai sumber pendanaan bagi kelompok teroris relatif jarang disoroti saat semua membicarakan platform Web3. Padahal, pada Agustus 2020, pemerintah AS pernah mengambil alih jutaan dolar dari kelompok teroris yang menggunakan cryptocurrency untuk mengumpulkan dana.

Tak hanya itu, Elliptic, sebuah perusahaan yang membantu bisnis kripto mematuhi peraturan keuangan juga melaporkan kepada Wall Street Journal. Mereka menemukan bahwa Palestinian Islamic Jihad, kelompok militan yang terlibat dalam serangan terbaru terhadap Israel, masih berhasil mengumpulkan cryptocurrency senilai US$93 juta antara Juni 2021 dan Agustus 2023.

Sementara itu, diperkirakan Hamas mengumpulkan sekitar US$41 juta dalam bentuk pembayaran digital.

Meskipun belum jelas bagaimana dana tersebut digunakan, pada tahun 2022, otoritas AS memberlakukan sanksi terhadap kantor investasi Hamas, yang dinyatakan memiliki aset senilai US$500 juta.

Informasi tersebut memberikan konteks—PBB memperkirakan bahwa 20 persen dari pendanaan teror global berasal dari kripto.

Baca juga:


Lalu, bagaimana kelompok teroris memanfaatkan kripto?

Afiliasi Hamas seperti sayap militer mereka, Al-Qassam Brigades, telah secara terang-terangan meminta sumbangan dalam bentuk Bitcoin setidaknya sejak tahun 2019. Donasi cryptocurrency untuk Hamas ini diketahui mencapai ratusan juta dolar.

Namun, kelompok-kelompok ini terhubung dengan berbagai jenis mata uang kripto, termasuk Dogecoin—sebuah cryptocurrency yang sering dipromosikan oleh Elon Musk—hingga stablecoin seperti Tether dan USDC yang nilainya terkait dengan dolar AS.